21

2.8K 448 67
                                    

Pembicaraan Calum dan Mady masih terngiang-ngiang di kepalaku. Aku masih tak mengerti apa yang terjadi diantara mereka berdua

Tidak terasa air mataku mengalir. Aku tak bisa mengontrol emosiku. Lama kelamaan, tangisanku semakin menjadi hingga aku tak sadar Kirana yang tadi sedang tertidur sekarang telah terbangun dan menanyaiku dengan wajah prihatinnya.

"Ada apa denganmu Clara?" tanya Kirana sambil mengelus-elus pundakku.

Aku tak bisa menjawab pertanyaan Kirana dan malah membalas pertanyaannya dengan pelukan.

Kirana seperti mengerti kalau aku sedang tidak bisa menjawab pertanyaannya dan malah membalas pelukanku tanpa berkata apa-apa. Aku tidak pernah menangis seperti ini di depan Kirana.

"Clara?" tanya Kirana lagi.

"Calum, Na," kataku.

Kirana tidak lagi bertanya kepadaku dan hanya memelukku lebih erat dari sebelumnya.

Aku berusaha untuk menenangkan diriku, namun rasanya sangat susah.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku menangis. Tapi aku yakin kalau aku sudah menangis sangat lama. Mataku sekarang sudah tidak bisa dibuka lagi dan terasa sangat perih.

Kirana melepaskan pelukannya saat melihatku sudah mulai tenang dan hanya sesegukan.

"Ada apa dengan Calum?" tanya Kirana dengan wajah penasarannya dicampur wajah ngantuknya. Aku jadi tidak enak kepadanya, karenaku tidurnya menjadi terputus.

Aku akhirnya menceritakan percakapan Calum dan Mady yang aku dengar di luar tenda tadi. Aku juga menambahkan perkataan Mady kepadaku didalam toilet.

"Aku menyayanginya," kataku saat aku telah menceritakan semua kepadanya.

Dia tersenyum. "Aku tahu, kita semua menyayanginya."

"Tidak, kau tidak mengerti," aku tertunduk. "Aku menyayanginya lebih dari sekedar fans ke idolanya."

Kirana tersenyum kembali. "Kau menyayangi Calum Hood, bukan Calum 5sos."

Aku menganggukkan kepalaku.

Kirana kembali memelukku dan berkata, "Mungkin percakapan Calum dan Mady yang kau dengar hanya mimpimu saja karena perkataan Mady kepadamu di toilet. Kita lihat saja besok bagaimana sikap Calum dan Mady. Sekarang kita tidur saja."

Aku hanya menganggukkan kepala karena aku tidak mungkin melarangnya tidur. Kasih Kirana, dia terlihat sangat lelah tetapi masih mau menenangkanku hingga berhenti menangis.

Kirana akhirnya tertidur. Aku akhirnya berbaring dan hanya menatapi langit-langit tendaku. Aku tidak tahu berapa lama aku menatap langit-langit tendaku hingga akhirnya aku tertidur.

Aku terbangun oleh suara-suara teriakan 5sos fam di luar tendaku. Jam di ponselku sudah menunjukkan pukul 10. Mataku sangat susah terbuka dan terasa sangat perih akibat menangis semalam.

"Hey kau sudah bangun," kata Kirana mengejutkanku. Dia melongokkan kepalanya dari luar tenda.

"Hm, iya," kataku. Aku tersenyum kepadanya.

Kirana masuk ke dalam tenda dan memberikanku beberapa es batu.

"Darimana kau mendapatkan ini?" tanyaku.

Kirana tersenyum dan berkata, "kau tak perlu tahu."

Aku mengambil es batu itu dan mengkompres mataku yang bengkak. Kirana menatapku dengan tatapan iba.
Saat dia tersadar bahwa aku menatapnya, ia menampakkan senyum cerianya. Aku tahu, dia pasti merasa kasihan terhadapku tetapi berusaha menutupinya. Dia tahu aku tidak suka dikasihani.

"Kirana, aku tidak apa-apa, aku terlalu over reacting kemarin," kataku kepadanya.

Senyuman yang terpasang di wajah Kirana seketika memudar.

"Kau tidak perlu berusaha tegar di depanku, Ra. Ingat, kita sudah lama berteman. Aku tahu sekali perasaanmu."

Baru aku ingin menjawab pertanyaan Kirana, seseorang memanggil kami  dari luar tenda.

"Hey, kalian siap-siap yah, sebentar lagi kita akan sarapan," kata seorang perempuan yang tidak aku kenali. Dia melonggokkan kepalanya ke dalam tenda, hingga dia bisa melihat kami.

Aku otomatis menyembunyikan es batu yang ku pegang dan berbalik membelakanginya, berpura-pura untuk mencari sesuatu di dalam tasku.

"Oh, baik, kami akan kesana sebentar lagi," kata Kirana.

Perempuan itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya lalu pergi dari hadapan kami.

"Na, mataku masih bengkak?" tanyaku kepada Clara.

"Udah ga terlalu, kamu kompres aja dulu. 5 menitan lagi kita keluar," katanya.

Setelah 5 menit aku dan Kirana keluar dan berjalan ke tempat makan yang disediakan. Hampir semua pemenang DITMU sudah ada disana. Luke, Ashton, Michael juga sudah ada. Aku tidak melihat Calum disekelilingku.

Mrs. Emma datang dan mempersilahkan kami semua makan. Kata Mrs. Emma, Calum sedang ada keperluan sebentar jadi datangnya agak terlambat.

Aku melahap makananku, hingga akhirnya Kirana menyenggol kakiku. Aku berbalik menghadapnya dan melihat Calum berjalan ke arah tempat makan bersama Mady.

Mereka berdua berjalan sangat berdempetan sembari tertawa. Calum terlihat sangat senang.

Saat sampai di tempat makan, Mady berjalan ke kursi kosong dan Calum berjalan ke arah kursi di samping Ashton.

Setelah dia duduk, dia mengedarkan pandangannya dan akhirnya pandanganku bertemu dengannya.

Dia tersenyum sangat manis kepadaku dan mulutnya membentuk kata hai. Aku hanya membalas senyumnya dengan cepat dan mengalihkan pandanganku kembali ke makananku.

Dadaku tiba-tiba terasa sesak. Bagaimana mungkin dia masih bisa memberiku senyuman sangat manis seperti itu. Apa dia tidak tahu kalau semalam aku menangis karenanya?

Aku mendongakkan kepalaku dan melihat Ashton yang sedang melihatku. Aku berusaha untuk tersenyum namun aku tahu senyumanku terlihat sangat dipaksakan karena Ashton tidak membalas senyumanku, melainkan hanya menatap mataku terus menerus.

✕✕✕

THANKS FOR READING. HOPE YOU LIKE IT. I know that this chapter is kinda boring.

I'm trying so hard to keep updating as fast as i can.

Jalan cerita Fanlove udah tersusun rapi dikepalaku sejak awal aku nulis chapter pertama, sekarang tinggal aku tulis disini, dan sayangnya waktu buat nulis kurang. Jadii sekali lagi maaf banget kalo kelamaan postnya.

Anyway, ada yang nonton slfl gaa? Aku udah diizinin sama orang tua, tinggal nyari teman nonton aja, dan itu sangat susah.

Fanlove || c.h.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang