Saat kami telah sampai di Sydney, aku melarikan diri secepat mungkin ke kamar. Aku ingin beristirahat di tempat tidur setelah seminggu ini kami tidur di tenda. Aku juga tidak berniat untuk ke Room Hall dan bertemu Calum disana.
Sudah 3 hari ini aku hanya menghabiskan waktuku di dalam kamar. Nonton atau bermain laptop. Aku hanya keluar saat aku ingin makan, setelah itu aku kembali ke kamar.
Kirana sedang ada di Hall Room bersama Shanley dan Myrna, pemenang DITMU yang berasal dari Irlandia.
Aku menonton hingga mengantuk dan memutuskan untuk tertidur. Baru saja aku terlelap dalam mimpi, tiba-tiba bel di kamarku berbunyi, membuatku terbangun dengan kaget.
"Tunggu," teriakku saat bel berbunyi untuk kedua kalinya.
Aku baru memegang gagang pintu saat bel ketiga berbunyi.
"Ga sabaran banget sih, Na," kataku setelah membuka pintu, dan kembali berjalan masuk tanpa melihatnya.
Namun, aku berhenti berjalan dan berbalik karena merasakan Kirana tidak mengikutiku masuk ke kamar. Dan betapa kagetnya aku, orang yang kukira Kirana hanya berdiri di depanku dengan cengiran di wajahnya.
"Oh, Ashton," kataku berjalan kembali ke depan pintu sambil memperbaiki rambutku yang berantakan.
"Hai, maaf kalau aku mengganggumu," katanya.
"Oh tidak, aku hanya menonton TV tadi dan eum..., ketiduran sedikit hehe."
"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanyanya.
"Mungkin hanya tinggal disini."
"Tinggal disini lagi? Sampai kapan?" tanyanya.
Aku mengangkat bahuku.
Ashton menganggukkan kepalanya dan memandang berkeliling "Kalau begitu, apa kau mau jalan denganku?" Dia menggaruk kepalanya dan kemudian kembali melanjutkannya "Kalau kau tidak mau juga tidak apa-apa."
"Tentu saja aku mau Ash!"
"Oh ya?" Ashton tersenyum lebar. "Kalau begitu aku menunggumu di Hall Room."
"Okay."
Ashton berjalan pergi dan aku menutup kembali pintu kamarku. Setelah bersiap-siap, terdengar lagi bel berbunyi.
Siapa? Aku pikir Ashton akan menungguku di hall room. Atau Kirana?
Aku membuka pintu tepat saat bel kedua berbunyi.
Ternyata bukan Kirana, bukan pula Ashton. Tetapi dia yang menjadi alasanku tidak ingin keluar kamar beberapa hari ini.
"Oh, hai?" kataku.
"Hai, Ra!" katanya.
Aku hanya tersenyum, tidak tahu ingin berkata apa lagi.
"Hm, aku hanya ingin melihatmu, apa kau sakit? Aku tidak melihatmu akhir-akhir ini," katanya.
"Tidak, aku tidak sakit," jawabku.
"Lalu kenapa kau hanya di kamar terus? Sia-sia sekali ke Sydney tapi hanya berdiam diri di kamar."
"Sedang tidak mood untuk kemana-mana beberapa hari ini."
Lalu terjadi keheningan lagi.
"Ohiya, maaf aku betul-betul jadi tuan rumah yang buruk sekali," kataku. "Kau mau masuk?"
"Oh, tidak, tidak usah," katanya. "Sebenarnya aku kesini ingin mengajakmu jalan."
Bisa-bisanya dia masih mengajakku jalan? Apa dia tidak sadar sama sekali?
"Oh, maaf, tapi aku sudah janjian sama Ashton."
"Oh ya? Ashton? Ya sudah kalau begitu, lain kali saja," katanya dengan wajah yang tidak sesenang sebelumnya. Atau mungkin itu cuma perasaanku saja.
Dia pun pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa.
Setelah membereskan kamar yang kotor setelah kutempati beberapa hari ini, aku keluar dan berjalan ke Hall Room.
Sesampainya disana, seperti biasa, banyak pemenang DITMU yang lain. Ada Calum disana, tentu saja bersama Mady yang memberiku senyuman sinis.
Ashton yang melihatku berjalan ke arahnya, berdiri dan berlari ke arahku.
"Ayo, kau sudah siap?" tanyanya.
"Siap!"
"Okay, lets go!" katanya tersenyum sambil merangkul pundakku.
Saat sudah hampir sampai pintu, terdengar suara teriakan Calum.
"Selamat kencan," teriaknya dengan nada yang dibuat-buat.
Ashton melirikku dan berkata, "Iya, jangan ganggu kami. Bye."
Dan kami pun berjalan keluar Hall Room.
Aku bingung dengan Calum. Mau dia apa?
✕✕✕
HAI! Selamat membaca kembali! Maaf pendek yaa.
Jangan lupa leave vomments. Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanlove || c.h.
Fanfiction"Aku menyayanginya," kataku. Dia tersenyum. "Aku tahu, kita semua menyayanginya." "Tidak, kau tidak mengerti," aku tertunduk. "Aku menyayanginya lebih dari sekedar fans ke idolanya." Highest Rank -> #57 ⓒ Copyright 2015. All rights reserved.