23

3.5K 484 130
                                    

Aku tidak tahu berapa lama aku menangis di pundak Ashton. Aku merasa tidak enak karena ternyata air mataku membasahi bajunya.

"Aku minta maaf," kataku sambil memandang bajunya.

"Ck, sekali lagi kau meminta maaf aku tidak akan memaafkanmu."

Aku meraih pundaknya dan memegang bajunya yang basah. Ashton mengangkat tangannya dan memegang tanganku. Matanya menatap mataku.

"Clara, kalau kau sedih, aku akan selalu ada disini untukmu," katanya.

Aku merasa pipiku memanas. Dia meremas tanganku dan memindahkannya ke pangkuannya.

"Sejak pertama aku melihatmu, aku benar-benar sangat penasaran denganmu. Aku ingin tahu banyak tentangmu."

Aku tidak tahu ingin menjawab apa, untung saja tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakang. Calum.

"Berhubung karena sebentar akan menjadi malam terakhir kita, aku ingin memberi tahu kalian sesuatu saat api unggun," kata Calum setengah teriak agar kita semua mendengarnya.

"Wow," kata Michael yang berjalan kearahnya. "Aku penasaran."

"Tunggu saja sebentar malam," jawab Calum. Dia mengalihkan pandangannya dan akhirnya menatapku. Dia tersenyum memperlihatkan giginya dan mulutnya membentuk kata 'kau kenapa?'. Aku menggelengkan kepalaku, tersenyum. Aku membalikkan badanku, kembali menatap danau di hadapanku.

"Apapun yang Calum akan beritahukan malam ini, kau harus selalu ingat kalau aku ada disini untukmu," kata Ashton.

Aku mencerna kata-kata Ashton.

"Memangnya apa yang Calum ingin beritahukan?" tanyaku. "Kau sudah tahu?"

Dia hanya tersenyum masam. Perasaanku menjadi tidak enak. Aku pamit kepada Ashton untuk kembali ke tenda.

Aku kembali ke dalam tenda dan melihat Kirana sedang berbaring dan memainkan ponselnya.

"Kau dengar apa yang Calum katakan tadi?" tanyaku.

"Iya, aku dengar."

"Perasaanku tidak enak."

"Kenapa?" tanyanya.

"Ashton berkata padaku, 'Apapun yang Calum akan beritahukan malam ini, kau harus selalu ingat kalau aku ada disini untukmu.'" Aku mengutip kata-kata Ashton.

Kirana bangkit dari tidurnya dan tersenyum. Aku memicingkan mataku. Kenapa dia malah tersenyum.

"Waaaaaaaaa," katanya sambil memegang kedua pipinya. "Aku akan selalu disini untukmu."

Sial.

Kenapa aku menyebutnya ke Kirana? Sial. Sial. Sial.

Aku merebahkan diriku dan menutup mataku, tidak memperdulikannya.

"Ciee Claraaaaaaa," katanya terus menggangguku.

Malam harinya setelah makan kami berkumpul mengelilingi api unggun. Orang yang berkata ingin memberitahukan kami sesuatu belum terlihat sama sekali. Aku melihat Mady duduk di salah satu sisi api unggun bersama Charlotte, teman sekelompoknya.

Calum datang dan duduk di samping Luke. Mereka membicarakan sesuatu hingga akhirnya Calum berdiri menuju ke tengah api unggun.

"Aku langsung to the point saja," katanya.

Ashton yang duduk disisi lain Luke melihatku dan melemparkan senyum kepadaku. Aku membalasnya dan kembali fokus kepada Calum.

"Jadi, yang ingin aku beritahu ke kalian adalah aku dan Mady sedang dalam status berpacaran saat ini," katanya dengan nada senang.

Fanlove || c.h.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang