Keesokan harinya, aku bertemu Calum di koridor hotel saat ingin sarapan. Dia sedang menunggu pintu lift untuk terbuka. Kali ini aku tidak bersama Kirana, karena Kirana sedang tidak ingin sarapan. Dia sedang menjalankan program dietnya yang mengharuskannya untuk tidak makan pagi.
"Oh? Hai Calum," sapaku saat melihat Calum sedang memainkan ponselnya di depan pintu lift.
"Hai." Dia melihatku sekilas dan kembali memainkan ponselnya.
Tidak terjadi percakapan denganku dan Calum hingga kami berada di dalam lift.
"Kau ingin ke ruang makan?" tanyaku.
"Iya. Kau?"
Aku menganggukkan kepalaku. "Yeah."
Hening kembali. Calum tidak seperti biasanya kepadaku. Ada apa dengannya?
Saat telah sampai di ruang makan, aku dan Calum mengambil makanan. Aku dan dia masih tidak berbicara. Aku mengambil makananku dengan cepat dan berjalan ke meja yang kosong. Aku memang seperti itu, aku tidak suka dengan suasana yang canggung.
Aku melahap makananku dan mencoba melupakan perubahan sikap Calum kepadaku hingga dia datang menarik kursi di hadapanku.
Aku menatap Calum dengan heran. Dia tidak memperdulikanku dan melahap makanannya. Aku bingung dengannya, di ruang makan ini sangat banyak kursi yang kosong tapi kenapa dia memilih duduk di hadapanku sedangkan dia tidak mau berbicara kepadaku?
"Kau tidak akan makan dan terus melihatiku?" tanyanya sambil terus memfokuskan pandangannya ke makanan yang ada di hadapannya.
Aku menghela nafasku dan kembali mencoba memakan makananku, namun aku tak bisa. Aku harus menanyai Calum sekarang juga.
"Calum?" panggilku.
"Hm?"
"Ada apa denganmu?" tanyaku. "Apa kau marah kepadaku?"
Dia tidak menjawab pertanyaanku dan tetap memakan makanannya. Dia tidak memperdulikan tatapanku yang menunggu jawaban darinya.
"Cal?" panggilku.
"Aku tidak tahu," jawabnya.
Aku mengerutkan keningku. Jawaban apa itu? Mengapa dia sendiri tidak tahu kalau dia marah padaku atau tidak.
"Aku tidak tahu, Clara," katanya sekali lagi seraya menatapku dengan wajah sedih.
"Kau tidak tahu? Aku... Aku minta maaf kalau aku punya salah kepadamu."
Calum menghembuskan nafasnya. "Iya," jawabnya dengan sangat pelan hingga aku hampir tak bisa mendengarnya.
Kami melanjutkan sarapan kami. Calum selesai terlebih dahulu namun dia tidak langsung beranjak dari ruang makan, melainkan dia menungguku hingga menyelesaikan sarapanku. Aku pikir dia akan meninggalkanku disini.
"Udah?" tanya Calum.
"Iya." Aku menegak sekali lagi tehku sebelum bangkit dan berjalan di samping Calum.
"Calum? Kau dekat dengan Mady sewaktu SMA?" tanyaku. Aku tidak tahu mengapa aku tiba-tiba menanyakan pertanyaan itu.
"Hmm... Ya, lumayan," jawabnya sambil memandang lurus kedepan.
"Oh." Aku mengangguk-anggukkan kepalaku dan kembali memandang lurus ke depan.
Ashton muncul di ujung lobby dan tersenyum ke arahku dan Calum.
"Hai Ashton!" sapaku kepada Ashton.
"Hei, Clara!" katanya tersenyum. "Hei, Cal!"
Calum hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan dan menyelipkan tangannya di pinggangku. Aku rasanya tak bisa bernafas melihat tangan Calum merangkul pinggangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanlove || c.h.
Fanfiction"Aku menyayanginya," kataku. Dia tersenyum. "Aku tahu, kita semua menyayanginya." "Tidak, kau tidak mengerti," aku tertunduk. "Aku menyayanginya lebih dari sekedar fans ke idolanya." Highest Rank -> #57 ⓒ Copyright 2015. All rights reserved.