Chapter 1

3.1K 210 1
                                    

Kendall's POV

Aku mendorong pintu kedai kopi Starbucks yang berada di pusat London. Kedai kopi ini memang salah satu kedai kopi kesukaanku. Menyapu setiap kursi yang tersisa, sial- dewi fortuna tidak berpihak pada ku kali ini. Tidak ada satupun kursi kosong disini. Akan memalukan jika aku keluar lagi. Dengan sangat terpaksa, aku berjalan menghampiri meja yang terdapat 3 kursi namun hanya 1 kursinya yang terisi. Menarik nafas panjang, aku duduk didepan lelaki yang sedang sibuk dengan layar komputer jinjingnya.

"Boleh aku duduk disini?" Tanyaku kepada lelaki didepanku sambil menaruh ponselku diatas meja. Sepertinya, lelaki ini tidak mempedulikanku sama sekali.

"Kau sudah terlanjur duduk." Ia melepaskan pandangannya dari laptop dan menatapku sinis. Batinku rasanya ingin memaki-maki nya saat ini, memangnya ia siapa terlihat begitu angkuh? Memutar bola mata, aku memutuskan untuk meninggalkan lelaki memyebalkan ini. Segera aku berjalan keluar dari kedai kopi ini. Menarik nafas panjang, aku memikirkan kemana aku akan pergi untuk menghilangkan rasa penatku seharian ditambah aku bertemu dengan lelaki angkuh tadi.

Aku memutuskan berjalan tanpa arah entah kemana, mungkin saja aku menemukan kedai kopi atau semacamnya yang terlihat sepi. Pun aku berjalan sambil mencari-cari tempat. Sekitar 1 menit aku berjalan, akhirnya aku menemukan kedai kopi yang cukup sepi -hanya ada beberapa orang. Aku mendorong pintu kedai kopi sehingga berbunyi lonceng diatas pintu menandakan seseorang masuk -aku. Aku berjalan menghampiri meja dengan dua kursi kosong dekat dengan kasir. Tak lama, seorang pelayan datang menghampiriku dengan membawa menu.

"Silakan." Pintanya sambil menyerahkan menu. Aku tersenyum singkat atas keramahannya. Setelah membolak-balik halaman menu, aku memutuskan hanya memesan hot chocolate. Segera aku mengembalikkan daftar menu tadi. "Ditunggu sebentar." Kata si pelayan tadi dengan senyumannya. Aku mengangguk mengiyakan dan membalas senyumannya.

Sambil menunggu, aku memutuskan untuk mengirim sekedar pesan kepada sahabatku, Chloe. Aku merogoh tasku mencari-cari ponselku yang belum kutemukan juga. Sial! Dimana ponselku?

"Ini pesanannya." Seorang pelayan datang menghampiriku sambil membawa segelas hot chocolate yang ku pesan. "Um, aku bayar saja. Itu ambillah." Aku memberikan uang lebih dari harga hot chocolate yang kupesan. Pelayan itu mengangguk dan meninggalkanku yang masih mencari-cari dimana ponselku.

Sial! Aku baru teringat bahwa ponsel ku tertinggal di meja Starbucks. Pun aku berlari keluar kedai kopi sama sekali tidak memikirkan pengunjung yang memerhatikanku sekarang. Terburu-buru aku menuju Starbucks yang berada dekat dengan pertigaan tadi.

Setelah menemukan starbucks, aku berjalan masuk kedalamnya dan melirik ke meja tempat aku tadi menaruh ponselku. Holy shit! Tidak ada satupun orang maupun barang dimeja ini. Mendecak kesal, aku berjalan keluar dan memutuskan untuk pulang ke apartemenku. Sial! Aku kehilangan ponselku.

Harry's POV

Aku memfokuskan mataku pada layar laptop sekarang. Dengan tidak mempedulikan sekitarku, aku terus menatap layar laptopku. Aku memang bukan tipe lelaki yang selalu memerhatikan lingkungan sekitarku.

Suara ketukan sepatu menghampiriku, tetapi aku tetap sibuk dengan laptopku.

"Boleh aku duduk sini?" Pinta seseorang sambil duduk dihadapanku. Bodoh! Dia kan sudah terlanjur duduk. "Kau sudah terlanjur duduk." Jawabku lalu mengalihkan pandanganku dari laptop. Gadis ini mengenakan pakaian casual, kupikir ia selesai dari kampusnya dan berusaha mengistirahatkan pikirannya. Oh- mengapa mukanya begitu lesu dan penat?

Segera gadis ini berdiri dan berjalan meninggalkan ku. Bagus, itu yang kumau. Melanjutkan menatap layar laptopku, aku memutuskan untuk mematikan laptopku. Setelah selesai merapikan laptopku, pun aku segera beranjak dari kursi dan- oh! Ini ponsel si gadis tadi. Segera aku mengambilnya dan menyimpannya didalam tas lalu berjalan keluar starbucks.

US [ h.s ] > discontinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang