Aku terduduk lemas diatas sofa, berusaha untuk merilekskan diriku sendiri. Perutku masih terasa lapar karena aku belum makan sama sekali. Aku berjalan gontai mengambil ponselku yang berada di kamar untuk menelphone pizza.
Setelah memesan satu box pizza dan 3 kaleng coke, aku beralih untuk menelphone Chloe.
"Ada apa, Ken?"
"Bisakah kau ke apartemenku sekarang?'
"Ya tentu."
"Ok. Cepatlah."
Pun aku kembali berjalan ke ruang tamu membaawa ponselku dan menaruhnya diatas meja. Aku menatap kosong sambil menunggu pesanan pizza ku datang.
Pikiranku kembali menangkap sesosok Harry Styles. Dia. Aku tidak mengerti dengannya yang melarangku berteman dengan Hannah. Semua pasti ada alasannya. Tapi aku sudah mengetahuinya, dan itu sangat tidak masuk akal.
Dia tidak baik untukmu, Ken.
Hanya itu yang dia bilang. Maksudku-- alasannya tidak masuk akal. Tapi aku memang tidak mau memikirkannya karena itu memang sudah kenyataanya.
Mengenai pengusiranku terhadapnya-- terhadap Harry membuatku sangat bersalah. Aku tahu keputusanku untuk memintanya pergi salah-- sangat salah. Bahkan aku tidak membiarkannya menjelaskan semuanya-- semuanya mengenai apapun itu, baik mengenai mengapa aku tidak diperbolehkan berteman dengan Hannah, mengapa ia masih menerima ajakan Freya untuk menemuinya, atau apapun yang belum aku ketahui.
Dari dalam hatiku, sangat susah pasti tidak menemui atau tidak menghubunginya selama beberapa hari kedepan-- berhubung kami sedang bermarahan. Semuanya dari Harry, pasti akan aku rindukkan.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku mengenai Harry. Aku berjalan malas membukakan pintu. Ternyata pesanan pizzaku sudah datang. Aku menerima pizza dari pengantar dan memberikan beberapa uang.
Duduk di ruang tamu sambil meminum satu kaleng coke, aku masih menunggu Chloe yang tak kunjung datang. Setelah aku hampir meminum habis coke-ku, aku mendengar suara ketukan pintu.
"Masuk." Teriakku sambil terduduk membelakangi pintu. Aku tahu pasti orang yang masuk adalah Chloe. Namun ia sama sekali tidak duduk didepanku atau sampingku-- tidak menghampiriku. Aku merasakan bahwa dia berdiri tepat dibelakangku. Tubuhku diam terkaku, takut. Aku takut!
Siapa dia? Siapa seseorang yang berada dibelakangku? Siapa?! Aku berusaha untuk menoleh namun rasanya leherku sangat kaku untuk menoleh kebelakang.
Pada saat yang bersamaan ponselku berbunyi diatas meja. Aku melirik pelan-pelan kedepan dan melihat nama Harry disana. Rasanya aku ingin mengangkatnya dan memintanya bantuan. Mustahil. Tidak akan. Mataku melirik kebawah lantai, kanan dan kiri. Aku melihat dua bayangan. Berarti ada dua orang yang berada dibelakangku.
"HARRY, TOLONG AKU DISINI!"
Dengan keberanian besar aku menerima panggilan Harry. Entah ia mendengar atau tidak. Dan pada saat itu juga dua orang itu langsung memegang tanganku, mengikatnya dan menutup mulutku dengan kain hitam. Dua orang ini memakai pakaian hitam tertutup. Dibagian wajahnya hanya mata yang terlihat. Yatuhan! Sepertinya aku mengenal tatapan dua orang ini.
Aku berusaha memberontak melepaskan tali yang mengikat tanganku. Mereka mendudukkanku disofa dan aku masih berusaha melepaskan tanganku, juga kain yang menutupi mulutku.
"Aku tahu kau tidak mencintaimu kekasihmu, jalang!" Ucap seseorang dari kananku.
Aku tahu! Aku tahu suara ini! Aku tetap memberontak berusaha melepaskan semua ikatanku. Mereka berdua memegangiku dari sisi kanan dan kiri agar aku diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
US [ h.s ] > discontinued
FanfictionYou can read also vomment(s). but a big sorry ceritanya gantung krn stuck dan gak dilanjutin.