Langit sore menyapa London. Aku menghempaskan tubuhku kesofa untuk sekedar beristirahat. Harry juga terduduk disampingku sambil menonton tv. Perutku terasa lapar karena aku sedari tadi belum makan. Pun aku berjalan menuju dapur untuk memeriksa apakah aku masih mempunyai stok makanan atau tidak. Membuka kulkas, yang aku dapati hanya beberapa buah.
Mendecak kesal, aku menghampiri Harry yang masih duduk didepan tv.
"Harry, aku ingin makan."
Ia menoleh kebelakang lalu memasang raut wajah bingung.
"Ada apa?
"Bukankah makan itu gampang?"
"Ya."
"Kau ini ada apa Ken?"
"Aku lapar, Harry!"
"Kau hanya perlu ke dapur lalu makan."
"Tapi makanan di dapur sudah habis, sayang." Ucapku emosi seraya menekan kata sayang. Apakah ia tidak mengerti bahwa aku lapar dan tidak ada makanam sedikitpun?
Ia beranjak dari duduknya kemudian berhenti tepat didepanku.
"Makan aku."
Aku memukul lengannya pelan.
"Aku serius! Baiklah aku akan makan diluar sendiri. Tidak perlu mengantarku. Terima kasih sudah menjadi kekasih yang baik. Aku hargai itu." Ucapku seraya meninggalkannya yang masih diam mematung.
Bunyi langkah kaki jenjangnya terdengar ditelingaku. Ia menyusulku.
"Ken! Yatuhan! Aku bercanda!"
Aku tetap diam dengannya kemudian masuk ke lift. Harry menyusulku kedalam lift.
"Aku bercanda, Ken! Ayolah!" Ia memohon kepadaku namun aku tetap mendiamkannya. Mataku masih fokus kedepan.
"Ayolah, sayang!"
"Berhenti memanggilku sayang."
"Sayang sayang sayang sayang say-"
"Aku memaafkanmu!"
Ia tersenyum kemudian memelukku dari samping.
"Kau serius?"
"Tidak."
"Benarkah?"
"Aku serius, sayang." Ucapku sambil menekan kata sayang. Kebetulan lift terbuka dan aku meninggalkannya sendiri.
Sesampainya di mobil, aku berusaha untuk memecah keheningan, namun tetap saja, aku bingung apa yang harus aku ucapkan. Musim dingim sudah mulai masuk ke kota ini.
"Kau ingin makan apa, sayang?"
Aku terdiam sebentar, memikirkan ingin memakan apa.
"Apa saja."
Ia -Harry- mengangguk kemudian membelokkan stirnya kekiri saat dipertigaan. Tak lama ia memberhentikan mobilnya di suatu cafe yang terdapat beberapa pengunjung.
Aku dan Harry beranjak keluar mobil lalu masuk kedalam Cafe. Setelah memesan makanan dan minuman yang aku inginkan, aku mendengar suara panggilan ponselku. Pun aku mengangkatnya dan tersambung keorang disebrang sana.
"Halo?"
"Halo, Kendall. Aku hanya mengingatkanmu mengenai makan malam nanti. Jadi bukan?"
Oh- aku tahu dia siapa.
"Jadi. Dimana?"
"Bagaimana dengan cafe sebrang LU? Aku tidak ingin yang terlalu jauh."
Sebentar aku melirik kearah Harry yang sedang memasang tatapan itu-siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
US [ h.s ] > discontinued
FanfictionYou can read also vomment(s). but a big sorry ceritanya gantung krn stuck dan gak dilanjutin.