Aku melirik kearah kasur dan mendapati Kendall yang sedang tertidur pulas. Aku sungguh tidak menyangka akan memilikinya. Dan sialnya ia pernah mengiraku mencuri ponselnya- ya tuhan, aku berterima kasih sangat karena ia meninggalkan ponselnya. Jika tidak, mungkin aku tidak akan ke Chesire bersama seorang gadis.
Tok tok tok
Dengan gontai aku berjaln membuka pintu kamar dan mendapati Anne disana. "Kau sudah menemukan Freddie dan Emily?" Ah ya- Freddie dan Emily, mereka adalah sahabat lamaku. Aku menggeleng pelan menandakan bahwa aku belum menemukannya. "Temuilah, sebelum kau datang mereka selalu menanyaimu." Aku mengangguk pelan dan menutup pintu. Mana mungkin aku meninggalkan Kendall yang sedang tertidur? Baiklah, aku akan menunggunya bangun saja.
"Harry-.." Mendesah panjang, aku memutuskan untuk mengunjungi Freddie dan Emily sekarang. Aku bisa merasakan bahwa senyuman mom mengembang diwajahnya. Pun aku berjalan menuju garasi dan menaiki motorku. Tak jauh dari rumahku, aku hanya memerlukan sekitar lima menit untuk kesana. Freddie dan Emily adalah kakak beradik yang merupakan Freddie adalah kakaknya.
Sampai didepan rumah mereka, aku mengetuk pintunya. Kemudian seseorang berambut panjang membukakan pintu dan langsung kaget melihatku. Dengan cepat ia langsung berhambur memelukku. Dia Emily. "Harry! Aku tidak menyangka kau akan datang!" Aku terkekeh dan melepas pelukannya. Ia memberikanku perintah agar segera masuk kerumahnya. Menempelkan bokongku disalah satu kursi, aku mengedarkan pandanganku ke rumah ini sambil mencari Freddie. "Well, dimana Freddie?"
"Ia sedang pergi." Ucapnya. "Ya tuhan- kau kesini dengan siapa?" Tanyanya lagi. Menarik nafas, aku membuka mulut untuk menjawabnya. "Kendall. Kekasihku." Ia membentuk mulutnya dengan O menandakan mengerti.
"Kau datang kapan?"
"Kemarin malam."
"Mengapa kau tidak memberitahu ku?" Jeda. "Apa kau melupakanku?"
"Tidak- aku belum mengunjungimu karena tadi pagi sehabis sarapan aku langsung pergi dengan Kendall."
"Dia kekasihmu sejak kapan?"
Memutar bola mata, apakah itu pertanyaan yang penting untuk aku jawab?
"Sebenarnya tidak penting. Tapi kemarin aku baru menjadi kekasihnya. Kemarin siang."
"Berarti ia seorang gadis yang tepat karena kau berani membawanya kepada orangtua mu."
"Ya."
Kemudian hening yang kurasakan disini. Aku memberanikan diri untuk berdiri dan melihat beberapa bingkai yang terdapat diatas meja-meja. "Sepertinya ia sudah besar." Ucapku saat melihat bingkai foto Fredde disana. "Ya- dan ia sedang jatuh cinta dengan Jane!"
Aku tergelak. "Jane? Who is she?" Tanyaku karena sepertinya aku memang benar-benar tidak mengetahui gadis yang bernama Jane.
"Ya tuhan, Harry! Ia salah satu penggemarmu dulu ketika 16 tahun!" Sialan. Aku tahu Jane.Dia salah satu gadis yang mencoba mendekatiku tetapi aku sama sekali tidak tertarik dengannya. Pada saat itu aku, Emily, Jane dan Freddie berumur 16 tahun. Jane begitu tertarik kepadaku namun aku sama sekali tidak menyukainya, kemudian ternyata Freddia menyukai Jane sehingga ia menjauhiku karena cemburu. Itu memalukan. Lalu akhirnya aku memutuskan untuk meminta maaf dan berteman lagi. Hanya bertiga, aku, Emily dan Freddie. Kami sengaja tidak memasukkan Jane ke pertemanan karena itu bisa mengingatkan Freddie.
Suara gedoran pintu membuat Emily berjalan meninggalkanku untuk membukakannya. Aku menoleh dan melihat Freddie dengan seorang gadis yang sedang saling merangkul. Sialan, itu Jane. "Harry?" Tanya Charlie dan Jane bersamaan. Mereka melepaskan pelukannya dan Jane langsung memasang tatapan memelas. "Kau kapan datang kesini?" Tanya Charlie sambil berjalan menghampiriku. "Kemarin malam. Well, aku harus pergi ada kekasihku di rumah." Ucapku menekan kata kekasih dan berjalan meninggalkannya. Well, sebenarnya aku malas melihat muka gadis itu lagi. Jahat memang, tapi kenyataan dia yang merusak hubungan pertemananku dulu. Aku sempat melirik kearah mereka dan mendapati muka terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
US [ h.s ] > discontinued
FanfictionYou can read also vomment(s). but a big sorry ceritanya gantung krn stuck dan gak dilanjutin.