Chapter 2

1.8K 193 4
                                    

Harry's POV

Membalikkan badan, aku kembali bergabung dengan teman-temanku dibelakang.

"Uh- jadi itu kekasih baru mu, Harry?" Tanya Louis, salah satu temanku disini. Aku memutar bola mata mendengar pertanyaan tidak bermutu darinya. "Oh, ayolah! Akui saja! Kau mencoba melupakan Freya!" Aku mendecak kesal mendengar ocehan salah satu temanku, Liam. Sial! Mengapa teman-temanku menjadi berubah menyebalkan?

"Kalian tidak tahu apa-apa. Diamlah." Pintaku ketus dengan membuang muka. Mendecak kesal, aku berjalan meninggalkan mereka.

Ya- memang harusnya aku tidak harus ke tempat club macam ini. Aku juga sebenarnya ingin mengurangi mengkonsumsi minuman beralkohol. Tapi lagi-lagi, minuman alkohol membuatku tenang dan membuang beban di pikiranku.

Aku menjadi suka pergi ke club seperti inu berkat temanku dan mantan kekasihku. Dia Freya. Gadis yang dulu sangat kucintai, tapi semenjak aku mengetahui sikap buruknya, aku memutuskannya dan menjauhinya. Ku akui itu memang jahat. Tapi kan banyak perempuan yang lebih baik darinya di luar sana? Seperti Ken-..dall? Eh- tidak, tidak.

Berjalan keluar club, aku menuju parkir mobil dan mencari mobil hitamku. Tak lama, aku menemukannya. Pun aku masuk ke dalam mobil dan kembali menuju apartemenku.

***

Membarikan tubuh ku ke atas kasurku, aku mengingat-ingat Kendall. Ku akui dia gadis yang cantik, mempunya lekuk tubuh yang indah dan sepertinya cukup pintar. Aku terkekeh mengingat dimana ia meminta ponsel ku di club tadi, dia begitu menggemaskan. Satu lagi, sepertinya dia gadis baik- baik, tidak seperti Freya.

Ah ya- Freya..Freya..Freya gadis malang yang dulu sangat beruntung. Bagaimana tidak? Ia memilikiku, eh? Maksudku- dia dulu kekasihku, namun aku tidak bisa memberikan apa yang dia mau, dan akhirnya ia meninggalkan dan pergi ke lelaki lain. Menyebalkan memang, aku masih mengingat dimana aku seperti depresi ketika ia memutuskanku. Oh- tapi tenang saja, sekarang ia menyesal dan meminta ku untuk kembali padanya. Aku juga tahu dari kekasih temanku, Sophia, dia kekasih Liam. Sophie bilang aku memang harus jauh-jauh dari Freya. Karena ia sedang membutuhkan uang sekarang. Dasar.

Suara panggilan ponselku memekik telingaku. Pun aku berigsut dari kasur dan berjalan menuju dimana ponselku.

Aku merngenyit mendapatkan nama yang tertera.

Freya Spencer.

Oh- pasti ia ingin menemuiku. Eh? Lalu mengapa aku masih menyimpan nomor ponsel nya sedangkan kami.. sudah berakhir?

Segera aku mengangkat panggilannya hingga tersambung ke sebrang sana.

"Harry..."

Ya tahun. Aku paling benci mendengar suaranya yang begitu memilukan, dimana aku bisa mengingat kejadian dulu dan terlalu menyebalkan juga untuk didengar.

"Harry, bicaralah! Aku tahu kau disana."

Aku memutar bola mataku, walaupun aku tahu ia tidak melihatnya.

"Ada apa lagi?" Tanyaku ketus.

"Ku mohon temui aku di cafe sebrang kampus kita. Kumohon."

"10 menit lagi. Kalau kau telat aku meninggalkanmu."

Pun aku mematikan panggilannya. Sial! Mengapa aku menerima ajakannya? Mendecak kesal, aku beralih mengambil kunci motorku dan berjalan keluar.

***

Matahari begitu panas hingga aku merasakan keringat ku berucucuran. Oh- menyebalkan kalau begini aku mengendarai mobil atau sama sekali tidak menerima ajakannya saja. Memajukam motor sedikit kencang, tiba-tiba aku melihat sosok gadis yang tidak asing menunggu sesuatu didepan apartemen.

US [ h.s ] > discontinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang