Chapter 12

1K 137 15
                                    

Malam ini aku sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara makan malam yang diberitahu Mom lusa kemarin. Mom juga sudah memberitahuku alamat hotel tempat diselenggarakannya.

Memoleskan bibirku yang pucat dengan sedikit lipstick, aku sedikit gugup karena nanti aku dan Harry akan menghadiri acara makan malam keluarga besar masing-masing. Sekaligus perusahaan. Aku akan diantar oleh Harry yang belum datamg juga ke apartemenku.

Cukup senang karena kedekatan Harry dengan ibuku adanya kemajuan. Mom sering bercerita bahwa ia sering sekedar menanyakan kabar Harry melalui telephone. Mom dan Dad juga sudah saling mengenal orangtua Harry. Namun ya- sesalku, aku belum pernah mengajak Harry mengunjungi rumahku di New York, sedangkan ia sebaliknya.

Setelah selesai memoleskan make up dengan sempurna aku merapikan kembali rambutku. Aku menata rambutku dengan sedikit kepangan disisi kiri dan kanan lalu digabungkan ditengah belakang dan sisanya aku gerai.
Suara bel apartemen membuyarkan lamunanku. Aku tersenyum sumringah ketika menyadari bahwa Harry yang datang. Ia memakai tuksedonya dengan rapi. Aku memeluknya singkat dan dengan jelas bisa mencium bau tubuhnya yang wangi.

"Kenapa kau tak mencium pipiku? Itu yang kau katakan waktu itu." Well, aku mengingat ketika hari dimana aku berteman dengan Peter dan Hannah bahwa aku pernah mengatakan akan sesering mungkin mencium pipinya. Mengapa Harry Styles begitu menggemaskan?

Pun aku tersenyum mendengarnya dan segera mencium pipinya singkat. "Itu yang kumau."

Memutar bola mata, aku langsung berjalan mengambil tasku dan memakai sepatuku. Setelah siap aku berjalan menuju pintu dan menerima gandengan tangan Harry sambil berjalan keluar apartemen.

***

Kota London pada malam hari dihiasi lampu-lampu yang indah. Beberapa mobil terparkir didepan restauran karena sekarang adalah jam makan malam. Tak asing lagi bagiku melihat pemandangan malam sepertu ini, berhubung aku sudah menetap untuj berkuliah disini selama 2 tahun setengah. Well, sebenarnya tinggal beberapa bulan lagi aku menetap di London karena berarti aku akan segera lulus dari Imperial College, begitupun Harry lulus dari LU.

Lalu lintas tidak terlalu ramai- untunglah karena sekitar 30 menit lagi acaranya akan dimulai.

Tak ada satupun yang membuka percakapan dimobil. Tidak aku maupun Harry. Aku sendiri fokus menatap luar jendela sedangkan Harry fokus dengan jalanan didepannya. Tak lama, mobil yamg ditumpangi Harry berhenti didepan gedung mewah dengan bertuliskan;

ROSEWOOD LONDON HOTEL

Pun ia memakirkan mobilnya disamping beberapa mobil. Kupikir ini juga mobil tamu-tamu dari Styles's Enterprise ataupun Jenner's Enterprise. Keluar mobil, Harry menuntunku dengan menarik pinggangku agar berada didekapannya. Tubuh kami sudah sangat berdekatan sekarang dan membuatku deg-degan. Ditambah kami akan bertemu orangtua masing-masing membuat deg-deganku semakin menjadi.

Aku mendapati beberapa meja bulat yang sudah dipenuhi orang-orang. Ballroom tempat diselenggarakan acara ini memiliki tema vintage. Beberapa lanpu besar juga menghiasi langit-langit.
"Kendall!" Menoleh kesembarang arah, senyumku mereka ketika melihat sepupu dari ayahku, Alicia Jenner. "Alice! Ya tuhan- aku merindukanmu!" Pun aku langsung berhambur untuk memeluknya. Harry hanya memandangi aku dan Alice yang saling berpelukan. "Jadi ini Harry yang ibumu sering ceritakan?"

"Ya- Harry Styles." Sahutku.

"Well, kalian memang berjodoh karena orangtua kalian saling mengenal."

Aku dan Harry tertawa hambar. "Thank you, Alice. Aku harus menemui mom dan dad dulu." Pintaku sambil menenteng Harry berjalan melewatinya.

Aku mengedarkan pandanganku kesekitar ballroom mencari mom. Senyumku mengembang ketika menemukannya yang memakai gaun hitam dari samping.

US [ h.s ] > discontinuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang