Bab 33

3.1K 293 7
                                    

"Aku berangkat ke Jakarta besok. Kepindahan ini mendadak, karena factory manajer IMAG meninggal dunia dua minggu yang lalu. Serangan jantung," ucap Raga mengawali pembicaraan, setelah sepanjang jalan menuju kos Sasa memilih diam tanpa interaksi apa-apa.

Keduanya masih duduk di bangku depan mobil Raga. Sesaat keheningan kembali jadi pihak ketiga. Hingga bermenit-menit kemudian, Raga kembali bicara.

"Sebenarnya sejak awal aku memang hanya ditugasi Pak William untuk diperbantukan di STG sampai STG dapat manajer produksi baru, lalu pulang ke IMAG. Tapi ternyata, aku enjoy bekerja di sini." Raga menoleh ke Sasa yang terus menatap ke depan. Seperti ia enggan menatap Raga barang sejenak saja. "Aku sengaja sedikit mengulur waktu sampai pernah bilang sama Pak Will, bagaimana kalau aku stay di Malang saja, walaupun mungkin seterusnya cuma jadi manajer produksi. Tapi beliau keberatan, dan tetap minta aku pulang ke IMAG, sampai akhirnya seminggu yang lalu keputusan untuk pulang kembali ke IMAG sudah tidak bisa ditawar lagi. Itu adalah alasan kenapa aku belum pernah cerita soal ini ke kamu. Belum, karena waktu itu memang belum ada kepastian."

Raga menghela napas panjang. "Waktu Pak William benar-benar meminta aku pulang, sebenarnya aku sedang memikirkan soal kamu, soal kita, karena sekuat apa pun kemauan aku untuk terus sama kamu di sini, aku enggak bisa mengecewakan orang-orang yang sudah menerimaku. Pak William dan keluarganya sudah memperlakukanku sangat baik, Teresa. Rino dan keluarga besarnya, bahkan kakek dan neneknya menganggap aku adalah bagian dari mereka sejak aku kecil. Jauh lebih baik dibanding keluargaku memperlakukanku."

Perlahan Sasa mengarahkan pandangan ke Raga. Sesaat mereka terdiam, dan hanya saling memandang. Hingga kemudian, Raga meneruskan penjelasannya. "Yang kedua, soal Emma dan kejadian waktu itu."

Sasa kembali memalingkan muka. Seperti enggan mendengar, seperti nama itu kutu yang membikin gatal dan mesti segera dienyahkan dari badan.

"Seperti yang aku bilang ke kamu waktu itu. Aku, Rino, dan Emma berteman baik sejak SMP. Aku dan Emma lebih dekat satu sama lain karena latar belakang keluarga kami ... sama." Raga mengangkat bahu. Ia diam sejenak, sebelum kembali berbicara. "Dulu, tidak sengaja aku dan Emma melihat pertengkaran orangtuanya. Papanya kemudian pergi meninggalkan Emma, mamanya, dan adiknya. Waktu itu, aku merasa aku dan Emma sama. Kami sama-sama tidak punya papa. Dan, aku bilang kalau tidak apa-apa tidak punya papa, karena aku bisa menjaga dia."

"Tapi rasanya semua jadi berbeda ketika kami beranjak dewasa. Apa yang terjadi bukan sekadar persahabatan sampai akhirnya dia meminta sesuatu yang enggak bisa aku beri." Raga menoleh ke kaca di samping kanannya, lalu mengusap wajah.

"Aku akui, aku yang paling bersalah di sini. Sejak dulu aku sulit percaya dengan suatu hubungan seperti yang jalani Rino dan Vera. Aku merasa apa yang dijalani mereka bukan buatku. Sedangkan Emma selalu memaksa aku agar kami bisa seperti mereka. Bertahun-tahun kami seperti memiliki dunia sendiri-sendiri. Dia dengan pacar-pacarnya, aku dengan duniaku, tapi aku tidak pernah bisa benar-benar lepas dari Emma, dan dia juga begitu. Tanpa sadar kami menjalin sesuatu yang tidak jelas. Sesuatu yang tidak baik. Yang saling menyakiti. Sampai akhirnya dia menikah dengan mantan tunanganmu." Raga kemudian menoleh lagi ke Sasa. "Aku sama sekali tidak tahu, tidak mengenal bahkan tidak pernah bertemu dengan suami Emma. Aku tidak mau tahu soal itu. Aku juga tidak tahu cerita tentang kalian sampai akhirnya Emma sendiri yang mengatakan itu berbulan-bulan yang lalu ketika tidak sengaja dia melihat kita di Batu."

"Jadi selama kita bareng, Pak Raga masih selalu menemui dia?" tanya Sasa.

"Kami bertemu beberapa kali. Tapi pertemuan itu tidak pernah punya arti lebih. Aku menemui Emma, karena aku peduli sebagai—"

"Kamu mencintai dia ...." potong Sasa. Perempuan itu menatap Raga lurus-lurus. "Dia berarti banget buat kamu."

Raga terdiam.

Approve (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang