Part 40

149 8 3
                                    

   Malam hari pun tiba, kini dokter telah keluar dari ruang oprasi

"Gimana dok?"
"Gimana keadaan sepupu saya?" tanya Rassya pada dokter tersebut

"Mohon maaf"
"Saya dan tim sudah berusaha semaksimal mungkin"
"Operasi terhadap pasien gagal"
"Kini pasien telah menghembuskan nafas terakhirnya" ujar dokter

"Dokter cuman bercanda kan?"
"Jujur sama saya dok gimana keadaan sepupu saya!" ujar Rassya

"Maaf mas, saya tidak berbohong"
"Silahkan diurus surat² pasien"
"Saya pamit dulu" Ujar dokter tersebut kemudian pergi meninggalkan Rassya

"Ngga mit, Lo ga mungkin ninggalin gw kan" lirih Rassya kemudian duduk dan menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya

"Puas Lo Je! Lo hancurin semua!" Ujar Rassya bangkit dari duduknya kemudian pergi ke arah taman menghampiri Alvin

•••

"ALVIN!"
"BNGST LO" Bentak Rassya menarik baju Alvin

"Sya tahan emosi Lo" pinta Sandy

"GA BISA SAN"
"DIA UDH BUNUH SEPUPU GW!" Bentak Rassya kemudian menghajar Alvin habis²an

"Sekarang aku tanya sama kamu"
"Buat apa kamu kaya gini?"
"Emangnya dengan cara ini kamu bisa balikin keadaan seperti semula?"
"Ngga kan sya" Ujar Aqella lembut kemudian memisahkan Alvin dari Rassya dan dibantu oleh Sandy

"Maaf qeel"
"Tapi gara² dia, aku gagal jagain Sepupu aku!" lirih Rassya menunjukkan ke arah Alvin

"Ya, gw tau gw salah"
"Lo bahkan bisa bunuh gw saat ini" Ujar Alvin

"Vin" ujar Sandy

"Ngga san, gw memang salah" ujar Alvin

"Gw ga sebodoh itu buat ngelakuin hal menjijikkan yg kaya Lo lakuin ke sepupu gw!" ujar Rassya kemudian pergi disusul oleh Aqella

•••

    Hari ini tepat setelah mittea menghembuskan nafas terakhirnya, Ia segera dikuburkan di pemakaman umum. Pemakaman telah selesai, kini hanya tersisa Alvin, Sandy dan juga Rey. Rassya memutuskan untuk segera pulang karena Ia tidak sanggup mengingat kejadian ini.

"San aku tunggu di mobil ya?" ujar Rey berbisik pada Sandy

"Iya, nanti aku nyusul"
"Aku mau coba nenangin Alvin dulu" bisik Sandy pada Rey dan dibalas anggukan lalu Rey pun pergi

   Kini hanya tersisa Alvin dan juga Sandy di makam mittea.

Sandy — — Wanita itu memegang pundak Alvin dan memulai pembicaraan

"Je"
"Gw yakin Lo kuat, gw tau itu"
"Gw tau apa yang Lo alamin sekarang ini berat banget"
"Tapi tolong jangan ngerasa terus²an bersalah, Lo harus inget masih ada baby Ar yg harus Lo jagain sampai nafas terakhir Lo" ujar Sandy lembut

"Iya san"
"Gw akan selalu jagain baby Ar untuk Kia" ujar Alvin

"Gw cabut dulu ya?"
"Jangan terlalu lama terlarut dalam kesedihan"
"Semangat Je, I will always be there for you my friend" Ujar Sandy

"Thanks san"
"Hati² ya" ujar Alvin kemudian Sandy pun pergi

"I love you as long baby, I will always take care of our child. Forgive me, I promise I will always visit you, I say goodbye..." lirih Alvin kemudian pergi untuk kembali ke rumah

•••

  Hari demi hari telah berlalu, kini adalah hari ke 21 setelah kepergian mittea. Alvin meminta agar Sandy sahabat nya datang untuk menemuinya di sebuah caffe. Ia membawa anaknya, baby Ar

"Maaf Je, gw telat" ujar Sandy yang baru datang kemudian duduk

"Rey mana?" tanya Alvin

"Dia nunggu di parkiran aja katanya" jawab Sandy

"Hmm, baiklah kalau begitu" ujar Alvin

"Helloo baby Ar, gemes banget siii" ujar Sandy mencubit pipi baby Ar Pelan

"Lo mau gendong dia?" tanya Alvin

"Mauu bangettt" ujar Sandy kemudian Ia pun menggendong nya

"Gw langsung to the point aja ya san" ujar Alvin

"Maksud Lo?" tanya Sandy bingung

"Gw mau ke aussie"  ujar Alvin

"For?" ujar Sandy terkejut

"Gw mau menetap disana" ujar Alvin

"Terus baby Ar gimana?"
"Ga bisa gitu dong Je" tanya Sandy

"Gw tau ini keputusan yg slh"
"Bokap sama nyokap juga ga s7 sama keputusan gw" ujar Alvin

"Gw juga s7 sama Lo"
"Gw paham Lo butuh ketenangan, tapi Lo bilang sendiri sama gw kalau Lo akan selalu ngunjungin makan alm. Kia" ujar Sandy

"Iya gw inget"
"Tapi gw bingung san"
"Gw terbayang² terus sama rasa penyesalan" ujar Sandy

"terus Lo udah ngomongin ini ke Rassya" ujar Sandy dan hanya dibalas gelengan kepala

"Gini aja Je"
"Gw ada saran buat Lo" ujar Sandy

"Apa?" tanya Alvin

"Gw kasih Lo waktu 6 tahun untuk Lo menetap disana"
"Soal Rassya, ntar gw yg ngomong langsung ke dia"
"Rassya om nya baby Ar"
"Dia ga akan biarin Lo jauhin dia dari keponakan nya" ujar Sandy

"6 tahun mana cukup san" ujar Alvin

"Gw yakin itu cukup"
"Jadi kapan Lo berangkat?" tanya Sandy

"Hari ini" ujar Alvin membuat Sandy terkejut

"Yang bener aja je!" ujar Sandy

"Gw serius san"
"Makanya gw ngajak Lo ketemuan disini" ujar Alvin

"Yaudah gw dukung keputusan Lo"
"Hati² dijalan"
"Kabarin gw kalau Lo udah sampe disana"
"Dan gw harap kita jangan sampe lost contact"
"Gw ga mau hal itu terjadi" ujar Sandy

"Iya san gw janji" ujar Sandy

•••

   Setelah pertemuannya dengan Sandy, kini Alvin telah berada di bandara. Bahkan tak lama Ia pun memasuki pesawat untuk keberangkatannya ke aussie bersama dengan anaknya, baby Ar.

"Maafin Ayah ya nak" ujar Alvin mencium kening putra nya yang sedang tertidur

"Dan pada akhirnya kita kembali terpisah oleh waktu"
"Akhir dari cerita kita yang cukup melelahkan, dan aku harap kamu bisa tenang di alam sana" lirih Alvin sambil melihat foto dirinya bersama sama dengan istrinya, Mittea.

•—Tamat—•

OUR STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang