23. Mari Berkencan (3)

779 50 0
                                    

Saat Karina bosan memandangi jalanan di depannya, Karina memutuskan untuk membuka ponselnya dan menemukan satu pesan masuk.

Giselle

Cieee
Kencan nih sama si Bapak
Jangan sering-sering main, Rin
Gua gamau ya lu tiba-tiba ngasih ponakan di nikahan gua

Karina tertawa saat melihat rentetan pesan yang dikirimkan oleh Giselle kepadanya.

Sejujurnya Karina merasakan sesuatu menggelitik dadanya saat membaca pesan yang dikirimkan Giselle padanya.

Karina memutuskan membalas pesan Giselle.

Karina
hahaha gila ya lu
enggak bakal itu terjadi

Memang benar kenyataannya begitu. Dari awal hubungan Karina dan Jeno tercipta hanya untuk saling memuaskan, bukan untuk hal lain. Sesuai syarat yang diberikan Jeno.

Sementara itu, Jeno di kursi pengemudi melirik Karina yang tampak asyik dengan ponselnya.

"Apakah sekarang hpmu lebih penting daripada aku, hm?"

Suara Jeno menarik perhatian Karina, membuat Karina segera meletakkan kembali ponselnya ke atas pangkuan.

"Penting gimana? Perasaan dari tadi aku enggak ngapa-ngapain?"

"Oh ya? Siapa yang tadi sibuk liat hp sambil senyum-senyum sendiri?"

Karina terdiam, membuat Jeno melirik kembali.

"Emang ada apa di sana?" Tanya Jeno kembali.

Sekilas Jeno itu kayak posesif pada Karina, membuat Karina merasa sangsi dengan apa yang ditanyakan Jeno kepadanya.

Selama menjalin hubungan partner dengan Jeno, Jeno memang memperlakukan Karina dengan baik dan manis, tapi tidak sampai mencampuri privasi Karina.

Jangan bilang Jeno ...

"Karina." Lagi, suara Jeno memanggil Karina. Jeno seperti tidak sabar untuk menuntaskan rasa penasarannya.

Karina mengalihkan pandangannya. Dia tidak mungkin kan bilang apa isi pesan Giselle kepada Jeno. Bisa-bisa Karina dikata kegeeran oleh Jeno, menganggap hubungan mereka lebih.

Walau Karina memang mengharapkan itu terjadi, tetapi belum tentu Jeno menginginkannya.

"Oh itu ... Giselle hanya mengirimkan foto anak kucing Haechan yang sudah bisa bermain sendiri."

Jeno mengangkat alisnya, "Yakin hanya karena pesan dari Giselle?"

"Iya, mau diliatin fotonya? Lucu banget lho."

Jeno tertawa renyah. "Enggak perlu. Kamu bisa nyimpan foto itu untuk dirimu sendiri."

Entah bagaimana ekspresi Jeno terasa lebih cair daripada dengan ekspresi yang ditampakkannya tadi. Mata laki-laki itu cerah hingga berbentuk bulan sabit.

"Aku percaya padamu, Karina," tiba-tiba Jeno melanjutkan ucapannya.

"... berjanjilah untuk terus berusaha jujur padaku, apapun yang terjadi."

Karina tidak lagi membalas perkataan Jeno, memilih menyandarkan kepalanya ke kaca mobil dan memejamkan matanya.

Karina hanya tidak ingin memikirkan perkataan Jeno dan menjadikannya sebagai beban pikiran.

Karina takut ekspektasinya ini akan menghancurkannya.

...

Setelah 45 menit menghabiskan waktu di perjalanan akhirnya mobil yang dikendarai Jeno kini sudah tiba di tempat tujuan.

SECRETARY YOO [BLUESY VERS.] - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang