05. Consultation

418 16 0
                                    

Jangan lupa
Vote, komen
Dan follow

~Konsultasi~

***

"Pesanan atas nama Kak Sandra, Macha Latte dan Nasi Goreng Seafood?" Diva tersenyum ramah.

Orang yang bernama Sandra tersenyum dan mengangguk. "Makasih yah Mbak."

Diva menata pesanan di meja itu. "Selamat menikmati Kak." Setelah itu ia berjalan lesu.

Helaan nafas itu terdengar dari mulut Diva, mata cewek itu mengedar ke sekelilingnya yang begitu ramai padahal Cafe tempat ia bekerja akan memasuki jam tutup.

Diva melangkah kembali untuk mengambil pesanan selanjutnya, ia tersenyum tipis sebagai tanda ramah walau di dalam lubuk hatinya begitu kacau.

"Ini pesanan selanjutnya No.15."

Diva mengangguk. "Baik Pak."

Langkahnya mengarah ke meja yang di tuju, ia berjalan dengan hati-hati sebab ia membawa lima gelas minuman sekaligus untuk di antar.

"Pesanan No.15 atas nama Argi. Dua Hot chocolate satu Coffee latte dan dua jus strawberry yoghurt." Diva berucap dengan tangan yang menata pesanan itu di meja. Ia tersenyum. "Selamat menikmati kak."

Cewek itu membalikkan badannya guna melanjutkan pesanan selanjutnya, akan tetapi baru saja satu langkah suara seseorang memberhentikan nya.

"Kak?"

Diva menatap ke sumber suara tepat dimana ia baru saja memberi pesanan. Dengan senyum tipis ia berkata. "Ada apa kak? Apakah ada pesanan tambahan? Jika benar Kakak bisa pesan terlebih dahulu ke arah kasir. Nanti saya antarkan kembali."

Orang yang memanggil Diva tadi tak menjawab. Tangannya malah memegang jari jemari milik cewek itu. Dengan memejamkan matanya sesekali dahi cowok itu mengkerut.

Diva terkejut ia merasa tak nyaman, ia berusaha melepaskan tangannya. "M-maaf Kak tolong lepasin tangan saya."

"Fga lo gila," Ucap Argi berusaha melepas tangan itu.

Diva meringis kala tangan cowok itu menggenggam lebih erat. "Awsss Kak m-maaf."

Tak ada jawaban dari sang empu, dahi cowok itu malah makin mengkerut tak peduli dengan ucapan temannya yang meminta ia sadar, tak mendengar ringisan cewek di depannya ini. Ia malah fokus terhadap rentetan di kepalanya yang begitu sulit ia cerna.

"AFGA SADAR BEGO!" Sentak cowok yang berada di sampingnya seraya melepas paksa tangan temannya.

Diva melihat punggung tangannya yang memerah setelah tangannya di lepas oleh cowok di depannya ini. Sedangkan cowok itu hanya menatap Diva sangat intens dengan dahi yang masih mengkerut.

"Kak Diva?" Ucap cowok itu pelan tetapi tetap saja Diva mendengarnya.

"Jika ingin memesan bisa langsung ke kasir Kak. Saya permisi," Diva berucap dengan terburu-buru setelahnya ia melangkah pergi.

Cowok itu menatap punggung Diva dengan nanar. "Rumit."

Teman yang yang lainnya pun ikut menatap punggung Diva hingga ucapan dari mereka mengalihkan pandangannya. "Apa yang lo liat Fga?"

ADIVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang