Jangan lupavote komen
dan follow
'I'm exhausted= Aku lelah...'
***
Sebelum-nya aku mau promosi cerita baru aku yaitu 'LORENZO' yang belum tahu Lorenzo siapa itu anak Zaiden-Melisa (RUMIT) AU TIK-TOK sudah ending kok.
Gakalah seru kalau kalian ingin membaca AU RUMIT bisa buka aku redroses6_ dengan judul RUMIT.***
Diva memperhatikan anak-anak yang sedang bermain bola di depan rumahnya, pikiran-nya bukan lagi apa yang ia lihat sekarang akan tetapi ia masih memikirkan undangan pertunangan kemarin yang Al berikan padanya.
"Apa karena kejadian itu?" Mata itu begitu kosong tangannya berpindah memegangi dadanya yang terasa sakit.
"Ternyata masih ada," gumamnya saat menyadari bahwa cintanya itu masih ada untuk Alderald, Diva kira dengan datangnya Jefri di hidupnya perlahan-lahan cinta itu akan memudar nyatanya tidak.
Semalaman dirinya memikirkan Al hingga begadang, begitu singkatnya cowok itu melupakan dirinya andai saja ia tak pura-pura hilang ingatan, andai saja ia jujur bahwa ia itu sepupuan dengan Agam, andai saja ia menetap di Italia mungkin saja ini semua tak terjadi.
Lagi dan lagi Diva menyalahkan dirinya kata andai selalu ada di pikirannya, bukan hanya itu terkadang Diva membayangkan jika ini hanya mimpi buruknya saja yang kapanpun tidak akan jadi nyata.
Helaan nafas keluar dari mulut mungil itu, apakah ia harus ikhlas atas pertunangan Al nanti, apa ia bisa melepaskan Al dengan cewek lain disaat hatinya saja masih terpaku pada Al.
Diva tak tahu dampak dari kejadian itu begitu membekas di setiap orang-orang bahkan dirinya pun, Mata itu terpejam. "Jika ini kebahagiaan kamu Al. Aku bakal ikhlas, aku bakal nerima semuannya sendiri."
Dengan senyum tipis ia berkata kembali. "Aku bakal merahasiakan apa yang aku rasa Al. Aku gaakan pernah cerita perihal kenapa aku pura-pura membencimu."
~~~ADIVA~~~
Diva membersihkan cermin toilet tempat ia bekerja, hari ini ia di tugaskan untuk membersihkan cermin toilet sebab orang yang biasa membersihkan Cafe tiba-tiba saja demam tinggi alhasil ia harus merangkap menjadi Office girl agar kenyamanan pelanggan tetap nomor satu.
"Maaf ya Mba," Ucap pengunjung yang izin untuk memakai cerminnya.
Diva tersenyum, "Silahkan kak," Cewek itu beralih melihat tempat sampah apakah sudah bersih apa belum. Jika masih ada sampahnya ia akan membuangnya terlebih dahulu sebelum membersihkan Cermin kembali.
Beberapa detik kemudian tubuh Diva terlonjak kaget saat tiba-tiba pintu kamar mandi tertutup kencang. Ia mengatur nafasnya sebab dadanya berdebar sangat kencang. "Untung ga jantungan, kenapa ga pelan-pelan aja sih kalau mau keluar." Gumam Diva mengira bahwa yang keluar tadi itu cewek yang bercermin tadi.
Tetapi perkiraan Diva salah, seseorang yang menutup pintu itu orang yang berbeda dengan yang bercermin tadi. Seseorang itu menatap punggung Diva dengan pisau kecil di tangannya, seseorang dengan amarah besar itu siap menusuk punggung Diva.
"Mati sialan!!!" Gumam orang itu. Kakinya melangkah mendekati Diva dengan cepat tangannya menarik rambut Diva hingga membuat cewek itu terkejut dan meringis sebab jambakan di rambutnya begitu perih dan sakit.
"Akhhh," Rasa nyeri yang teramat langsung menjalar di kulit kepalanya, matanya berkaca-kaca menahan sakit.
"Gue benci lo Diva!!!!" Marahnya semakin mejambak rambutnya.
Diva menahan bobot tubuhnya dengan satu tangan sedangkan satu tangan lagi berusaha melepaskan jambakan itu walau sulit ia akan berusaha.
"Z-zola lepasin gue," Lirih Diva. Zola, cewek yang sekarang menjadi pacar Alderald itu tak tahu motif apa, tak tahu salah ia dimana tiba-tiba saja mejambak dirinya.
"T-TOLONG," Kali ini Diva berteriak sebab pisah itu sudah ada di lehernya, ia bernafas dengan pelan-pelan agar pisau itu tak menusuk dirinya. Belum lagi bayang-bayang saat kejadian Ansel terlintas di pikirannya.
Self-blaming sepertinya ia mengalaminya kembali. Mengapa penyakit sialan ini selalu muncul secara tiba-tiba, mengapa ia mempunyai penyakit seperti ini. Mengapa ia sangat lemah sekali?!
Diva memejamkan matanya sekejap menetralkan detak jantungnya serta menahan gemetar di setiap tubuhnya. "T-tolong lepasin Zola!"
Zola tertawa. "Lepasin? Gue sangat manantikan hal ini dan sekarang lo bilang lepasin?!"
"Mimpi!!!" Lanjutnya seraya membenturkan kepala Diva pada dinding toilet.
Diva kembali meringis, kali ini ia sedikit kasar untuk melepaskan tangan Zola pada rambutnya walau lehernya sedikit tergores-gores pisau.
"Salah gue apa?"
"SALAH LO HIDUP DAN PERNAH DI CINTAI SAMA AL!" Teriak Zola, wajah cewek itu memerah menahan amarah.
"Gue udah gada hubungan lagi sama Al. Gue udah putus sama dia, Lepasin gue Zola, gue bakal laporin lo ke polisi," Diva berucap di akhiri dengan mengancam.
Berhasil. Cekalan dan pisau yang berada di leher Diva terlepas dan jauh. Dengan nafas yang ngos-ngosan Diva menatap Zola tajam. Sepertinya ia tidak boleh lengah dan tidak boleh terlihat lemah kembali, sebelum penyakitnya kambuh lebih parah ia harus keluar dari tempat ini.
Zola tersenyum miring, pisau itu tiba-tiba saja ia goreskan dengan perlahan pada perutnya yang kebetulan ia memakai baju croptop. Darah segar keluar dari perutnya, bukannya kesakitan Zola malah tersenyum pada Diva.
"Inikan yang lo mau?" Ujar Zola, mata cewek itu melirik ke sekelilingnya yang terasa sepi dan tak ada satupun kamera CCTV. Tak lama dari itu ia berjalan pada Diva dan menarik paksa tangan Diva untuk menerima pisau tersebut agar seakan-akan Diva lah yang berusaha menusuk Zola.
Diva ketakutan, ia melihat pisau di tangannya dengan gemetar. Tidak, jangan lagi terulang seperti dulu, jangan lagi penyakitnya tambah parah, jangan lagi semua orang menyalahkan dirinya atas apa yang tidak ia perbuat, jangan lagi ia harus berjuang dari keterpurukan kala itu. Membayangkannya saja sudah tidak kuat, lebih baik ia ikut saja dengan kedua orang tuannya.
Tanpa Diva sadari mata itu perlahan mengeluarkan buliran bening yang terjun dari kedua matanya dan melewati kedua pipinya. Cewek itu melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh dinding, rasa sesak didadanya semakin terasa membuat nafasnya tak bebas, tubuhnya bergetar hebat.
Zola yang melihat itu sangat puas, telinganya mendengar suara orang berbicara yang akan masuk kedalam toilet, dengan cepat ia ambruk ke lantai memegangi perutnya yang berdarah. "T-TOLONG TOLONG SAYAA ADA YANG MAU MEMBUNUH SAYA."
'Lo bakal hancur sehancur-hancurnya Diva. Lo udah ambil milik gue!' batin Zola tersenyum puas.
~~~ADIVA~~~
HAIII, AKU MAU PROMOSI CERITA AU TIKTOK LOH JUDULNYA (RUMIT) BY @redroses6_ SUDAH ENDING BISA MARATON JUGAA
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIVA
RandomSEQUEL ALDERALD #Wajib baca ALDERALD dulu ya biar nyambung. "Setelah kepergianmu. Hidupku jauh dari kata baik-baik saja." Adiva Adiva, gadis cantik yang dulunya memiliki segalanya, kini berubah 180°. Tak ada kata bahagia lagi di hidupnya hanya kesi...