"makasih, udah mau jadi teman aku. Walaupun aku ga yakin bahwa pertemanan kita akan bertahan lama"
_Vanya Ameziana-* * * *
Disuatu ruangan, tepat nya di ruangan pemilik yayasan.Vanya sedang duduk berhadapan dengan anak pemilik yayasan yaitu, Kaffan.
Di ruangan itu hanya ada mereka berdua, sedangkan pemilik yayasan sudah pulang kerumah di karenakan sakit.
Vanya hanya menunduk ketika Kaffan menatap nya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Ia kembali menatap berkas laporan tentang 'Vanya Ameziana'
"Vanya Ameziana," ucap Kaffan.
"I-iya?" Vanya terlihat gugup.
"Jangan gugup, anggap saya teman kamu," Kaffan hanya menenang kan Vanya yang terlihat gugup.
Vanya hanya menganguk.
"Di kertas laporan ini tentang kamu semua," Kaffan menunjukan berkas yang di pegang oleh nya. Dan Vanya hanya menganguk.
"Dari segi laporan, kamu selalu mendapatkan piagam, benar?"
"Iya, pak"
"Panggil saya kak, saya tidak tua yang seperti kamu bayangkan," ralat nya.
"Iya"
"Apakah kamu pernah mengikuti olimpiade?"
"pernah."
"Kapan?" tanya Kaffan.
"Pas smp kak."
"Kamu menang?"
"iya."
"Peraih medali yang keberapa?"
"Satu kak."
"Pelajaran apa saat itu?"
"Biologi."
"Di smp selain menang olimpiade, kamu menang apa lagi?" tanya Kaffan.
"Karate."
Kaffan hanya menganguk, lalu ia kembali menatap laporan tentang Vanya.
"Di sini tertulis, di saat kamu smp. Kamu sering mendapatkan juara, lomba basket, karate tingkat kabupaten, olimpiade biologi, juara umum di sekolah, dan kamu sering sekali mendapatkan juara kelas. Apakah itu benar?"
"Iya"
"Dan ketika sma, kamu juga sering mendapatkan juara. Juara karate, juara kelas, dan mendapatkan juara Matimatika tingkat kabupaten."
Vanya hanya mendengarkan kata-kata Kaffan.
"Kamu yakin ingin mengikuti olimpiade ini?" Vanya hanya menganguk.
"kamu tahu, mengapa sekolah memilih kamu?" tanya Kaffan.
"Tidak tahu kak"
"Karna kamu sangat pintar, bayangkan. Ke pintaran kamu sudah melewati primadona sekolah ini, saya bangga dengan kamu," ucap Kaffan.
"Baru kali ini ada yang bangga sama saya kak," ucap Vanya.
"Maksud kamu? Orang tua kamu memang nya tidak bangga?" tanya Kaffan.
"Eh, enggak kok kak. Lupain aja," Vanya terseyum tipis.
Kaffan menatap Vanya, mencari kebohongan di mata nya. Dan ternyata benar, Vanya sudah berbohong kepada nya.
"Jangan sungkan untuk cerita ke saya Vanya, mulai saat ini saya teman kamu. Jika kamu ada masalah cerita ke saya, saya akan mendengarkan cerita kamu dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORFUL LIFE
Teen Fiction⚠️IBARATKAN FOLLOW SEBELUM BACA! CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! Gadis malang yang tidak pernah mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, kasih sayang dalam hidup nya. Selalu salah dimata siapapun, di keluarga maupun teman. Kaluarga dan tema...