"sudah berapa kali aku mendapatkan penghargaan, tapi itu tidak pernah cukup untuk orang tua ku. Justru mereka seperti tidak senang melihat aku mendapatkan penghargaan melewati adik ku."
_Vanya Ameziana_* * *
Suara ramai di dalam ruangan, yang di isi oleh orang-orang di dalam nya. Mereka sedang menunggu hasil itu, hasil yang di tunggu-tunggu oleh orang-orang dan diri nya.
Diri nya berharap menang dalam lomba olimpiade biologi, dan bisa membuat kedua orang tua nya bangga.
Siapa lagi kalau bukan Vanya Ameziana, gadis yang sejak dulu tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua nya.
"Tes tes," suara mic berbunyi.
Ruangan yang tadi nya ramai sekatika sunyi tak bersuara.
"Mohon perhatian nya untuk orang-orang yang sedang berada di sini!"
"Lomba olimpiade kimia, juara tiga di menangkan oleh ARYAN DHIKAZI... dari lampung!!!" seru mc itu.
Semua orang bertepuk tangan, orang yang bernama Aryan Dhikazi itu naik ke atas panggung untuk mengambil piala sekaligus mendali.
"Lomba olimpiade kimia, juara dua di menangkan oleh Zhinayan Ebrilis... Dari tanggerang!!!"
Nama yang tadi di sebut pun langsung menaiki panggung, dan semua orang disana bertepuk tangan.
Lomba kali ini aku nggak dapet juara, ga mungkin aku akan dapat juara satu. Sedangkan yang pintar nya melebihi aku aja segitu, dan aku ga pasti jika aku mendapatkan juara satu di lomba ini, batin gadis imut itu.
"Lomba olimpiade kimia, juara satu di menangkan oleh..."
Satu!
Dua!
Tiga!"VANYA AMEZIANA!!!" seru mc itu.
Seketika bibir Vanya terangkat membentuk senyuman, ini mimpi atau bukan?
"Dari jakarta!"
Seorang lelaki yang sedari tadi bersama nya mengelus lembut puncak kepala nya.
"Nggak ada yang mustahil, lihat! Ini adalah bukti jika usaha tidak akan mengkhianati hasil," ucap Kaffan.
Vanya menatap Kaffan dengan senang, ia tidak sabar memberi hal ini kepada orang tua nya.
"Nama yang tadi di panggil harap menaiki panggung untuk mengambil piala dan mendali."
"Noh, naik panggung gih. Udah di tungguin," titah Kaffan.
Vanya menganguk senang, ia berjalan menuju panggung. Terlihat piala dan mendali yang sengaja di letakkan di meja, diri nya sudah tidak sabar memegang dan memakai mendali cantik itu.
Aku harap, kali ini bakal membuat papa dan mama bangga, batin Vanya seraya tersenyum antusias.
* * *
"Aku nggak nyangka bakal dapet juara satu," senyum itu tidak pernah luntur.
Gadis di depan nya ini sangat bahagia mendapatkan juara satu dalam lomba olimpiade kimia, padahal ia sudah berkali kali menang tapi mengapa kali ini ia sangat bahagia sekali.
"Kamu seneng banget ya?"
"Pasti kak, soal nya lomba olimpiade kimia ini yang aku tunggu tunggu dari smp. Dulu aku pernah punya peluang untuk mengikuti lomba itu, cuma syarat nya harus mendapatkan persyaratan orang tua. Di situ aku tidak di perboleh kan oleh orang tua aku, tapi aku senang di kasih kesempatan kedua. Dan yang membuat aku senang, lomba ini tanpa persyaratan orang tua," Vanya menceritakan itu kepada lelaki yang sedari tadi bersama nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORFUL LIFE
Teen Fiction⚠️IBARATKAN FOLLOW SEBELUM BACA! CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! Gadis malang yang tidak pernah mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, kasih sayang dalam hidup nya. Selalu salah dimata siapapun, di keluarga maupun teman. Kaluarga dan tema...