JANGAN LUPA VOTE AND COMENT WAHAI PARA PEMBACA.
"Aku tidak ingin menaruh harapan lebih kepada manusia, karena aku takut mereka membuat ku terluka lagi."
Vanya Ameziana♡♡♡
"Saya terus saja membuat gadis imut itu tidak merasa sendirian, bahkan saya rela menyentuh nya padahal saya bukan mahramnya."
Kaffan Erlan Assaka
* * *
Gadis yang biasa menjadi korban bully disekolah nya, kini ragu untuk menginjak kaki nya dikawasan sekolah.
Dari luar sekolah saja diri nya sudah di beri tatapan sinis dari beberapa murid yang berada di luar gerbang. ia berhenti, Mencoba mengatur rasa panik nya. Bayang-bayang bully itu terus saja terputar dipikiran nya, apakah ini ciri-ciri mental yang rusak?
Walaupun Stella telah menjamin jika tidak ada membullyan terhadap diri nya lagi, tapi tetap saja. Rasa takut itu terus ada.
"Ayo Vanya, kamu pasti bisa!" gumum Vanya.
Vanya menarik napas nya dalam dalam, lalu mengeluarkan nya secara perlahan. Ia mencoba melangkah secara pelan, sambil menunduk.
Vanya berjalan melewati siswa siswi disana, ia tahu jika ada beberapa yang membicarakannya tidak suka, tapi ia tetap diam.
Vanya terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan aneh dari beberapa siswi yang melihat nya, tapi ia tetap bisa mendengar ucapan buruk siswa siswi disana untuk nya.
Sudah sampai di depan kelas, Vanya berhenti. Menutup mata sebentar untuk menenangkan pikiran nya, ia membuka mata lalu berjalan masuk.
Ada beberapa siswi yang berada didalam kelas, ada yang sedang piket, ada yang serang makan jajalan, ada yang sedang gibah. Siswi yang sedang fokus dengan kegiatan nya masing-masing seketika langsung menatap Vanya seperti mengintrogasi, Vanya yang ditatap seperti itu merasa tidak nyaman.
Vanya berjalan menuju tempat duduk nya yang berada di belakang, ia mencoba tidak menghiraukan tatapan itu.
"Lo ngapain Stella?"
"Iya, lo ngapain Stella sampe dia mau jadi temen lo?" suhut teman nya.
"Maksu-d nya?"
"Perlakuan Stella ke lo beda banget dari biasa nya, bahkan gue sekarang ga pernah tuh ngeliat Stella gabung sama Siska lagi. Yang gue liat, Stella kalo ketemu lo itu Senyum. Padahal dulu... Stella benci banget sama lo."
"Lo ngapain Stella?" tanya mereka lagi.
"Aku nggak ngapa-ngapaian Stella," Vanya membela diri nya dari tuduhan teman sekelas nya.
"Ga usah bohong lo! Stella nggak mungkin kayak gitu dengan sendiri nya, pasti lo hasut dia kan?"
Vanya menggeleng. "Nggak, kalau soal itu juga aku nggak tau. Tiba-tiba dia sendiri yang mendekat, lalu menawarkan ingin menjadi teman ku. Jujur, aku nggak pernah ngapa-ngapain Stella. Itu kemauan dia sendiri," ucap Vanya, ia benar-benar tidak melakukan apa yang dikatakan mereka.
"Ga mungkin kal---"
"Gue sendiri yang mau deket sama dia, dia sama sekali nggak maksa gue, hasut gue." Ucap gadis yang berada di ambang pintu sambil menatap mereka sinis.
Meraka langsung terdiam, nyali meraka langsung menciut ketika melihat Stella.
Stella melihat meraka sambil mengangkat sebelah alis nya, lalu tersenyum smrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORFUL LIFE
Fiksi Remaja⚠️IBARATKAN FOLLOW SEBELUM BACA! CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! Gadis malang yang tidak pernah mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, kasih sayang dalam hidup nya. Selalu salah dimata siapapun, di keluarga maupun teman. Kaluarga dan tema...