Mencintai dalam keterdiaman memang selalu memiliki batas tapi mengungkapkan juga rasa nya tidak pantas.
_Vanya Ameziana_* * *
Diri nya bingung, dari tadi ia hanya berjalan tapi mata nya ditutupi kain oleh lelaki yang selama ini bersama nya, ia ingin bertanya. Tapi ia lebih memilih untuk diam, mengikuti apa yang di suruh oleh lelaki itu.
"Kak, kapan ini di buka nya?" vanya memegangi kain yang sedari tadi menutupi mata nya.
Laki-laki itu terus saja membimbing gadis yang mata nya sengaja ia tutupi, ia memegangi kain nya agar tidak tergeser dari posisi sebelum nya.
Laki-laki itu berhenti, dan langsung memegangi tangan gadis itu. "Berhenti!" titah laki-laki itu, dan gadis itu mengikuti perintah nya.
Gadis itu masih merasakan kebingungan, sedangkan laki-laki yang berada di belakang nya terus saja tersenyum lebar.
"Kak Kaffan, boleh aku buka?" tanya nya.
Kaffan yang mendengar itu langsung mendekat ke telinga gadis yang sedari tadi tidak tahu apa-apa.
"Iya," ucap nya tepat di telinga gadis itu, ia merasakan kegelian karena Kaffan membisikkan nya.
Setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Kaffan, ia bergegas melepaskan kain yang sedari tadi menutupi mata nya.
Kaffan membiarkan nya membuka penutup mata, ia melihat gadis yang di depan nya sambil tersenyum lebar.
Kain itu pun terlepas, hal pertama yang gadis itu lihat adalah pepohonan. Seperti nya ini taman, tapi mengapa ia di bawa ke sini?
Gadis itu berbalik badan, seperti nya ia sedang mencari laki-laki yang tadi bersama nya.
Setelah berbalik badan, hal kedua yang ia lihat adalah sosok laki-laki yang sedang tersenyum lebar, dan hal ketiga yang ia lihat adalah pemandangan indah yang membuat nya terbina.
Kaffan tau jika gadis di depan nya ini sedang melihat pemandangan di belakang nya, ia meraih tangan gadis itu. Membawa nya menduduki salah satu bangku di sana, gadis itu hanya mengikuti laki-laki di depan nya.
Kaffan membawa gadis itu duduk, gadis itu pun mengikuti. Walaupun sudah duduk, gadis imut itu terus saja memandangi sekeliling yang amat indah.
"Kak, ini tempat apa?" tanya nya masih menatap sekeliling.
"Tempat istimewa," balas Kaffan.
Gadis itu menatap Kaffan sebentar, lalu kembali menatap hiasan di pepohonan.
"Apakah kamu menyukai nya?" tanya Kaffan menatap gadis imut itu.
Gadis itu menganguk, "Iya, aku menyukai nya."
Kaffan yang mendengar ucapan gadis itu tersenyum, "Semua ini saya yang menghias nya," ucap Kaffan.
Gadis yang sedari tadi fokus memandangi pemandangan indah, langsung menatap laki-laki itu. "Benar kah?"
Kaffan menatap langit malam. "Iya, saya mencari tahu apa yang kamu sukai. Dan ternyata kamu menyukai alam, menyukai langit malam, menyukai ketenangan, menyukai keindahan dan kamu menyukai bunga yang indah."
Gadis itu menatap Kaffan tak percaya, bagaiman bisa laki-laki di depan nya ini tahu apa yang ia sukai.
"Kak, bagaimana kakak bisa tau?" tanya nya heran.
Kaffan kembali menatap gadis yang juga menatap nya.
Deg!
Gadis itu refleks tersenyum, tidak tidak. Ia tidak boleh jatuh cinta dengan tunangan orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLORFUL LIFE
Teen Fiction⚠️IBARATKAN FOLLOW SEBELUM BACA! CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI! Gadis malang yang tidak pernah mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, kasih sayang dalam hidup nya. Selalu salah dimata siapapun, di keluarga maupun teman. Kaluarga dan tema...