08-Cemburu

24 21 1
                                    

"Kunci dari takdir yang tuhan beri adalah, tetap sabar dan ikhlas."
                                   _Vanya Ameziana_

                                * * *

Di ruangan yang sunyi, tepat nya di kamar. Seorang cowok yang anteng duduk di meja belajar yang terletak di sebelah kasur nya.

Duduk manis, sambil memainkan ponsel nya. Membuka room chat nya bersama mantan kekasih nya yang bernama Bila. Terdapat banyak sekali obrolan di sana, cowok tampan itu tersenyum kecut melihat keromantisan antara diri nya dan kekasih nya dulu.

Cowok itu membuka vn suara, ia ingat bahwa itu suara Bila yang ia paksa bilang 'I love you'.

"I love you, Ezzain."

Yaps, Bila ini adalah mantan kekasih Ezzain yang amat Ezzain cintai. Bila juga mencintai nya, tapi mereka harus berpisah. Bila sendiri yang meminta nya, karena Bila akan memasuki pesantren. Kata Bila, ga baik anak pesanteren berpacaran kan dosa. Tapi menurut Ezzain, di luar sana juga masih banyak anak pesantren yang melakukan hal itu. Mengapa diri nya dan Bila tidak bisa?

"Bil, aku gamon sama kamu. Aku kangen ngobrol sama kamu kayak dulu, jujur aku gak mau kita berpisah," Ezzain mencoba untuk tidak menangis, ia menghapus air mata nya.

"Aku janji, setelah lulus kuliah dan mempunyai uang hasil kerja karas aku sendiri. Aku akan lamar kamu, aku akan buat kamu menjadi seorang cewek paling bahagia," Ezzain kembali mengusap air mata nya, ia menatap nanar ponsel nya. Lalu mematikan nya, sungguh pedih ditinggalkan kekasih yang selama ini ada di saat susah mau pun senang.

Di tengah kesedihan nya, ternyata ada seseorang yang masuk ke kamar nya dengan kasar, sampai membuat Ezzain hampir saja mengucapkan hewan yang ada di kebun binatang.

Terlihat laki-laki yang lebih tua dari Ezzain, dan ternyata itu adalah kakak laki-laki nya.

Kampret, untuk gak keceplosan

Ezzian melihat abang nya yang terlihat marah, muka nya terlihat merah dan mata nya melotot membuat Ezzain menelan saliva nya.

"Ada apa, bang."

"ADA APA, APA APA," Kaffan menirukan suara Ezzain dengan nada marah.

Ezzian menatap abang nya bingung. Nih orang kesambet setan apaan dah!

"Kenapa sih bang, lo tuh?" ucap Ezzain. Berdiri dari bangku untuk menghadap Kaffan.

Kaffan terlihat sangat marah, membuat siapa pun yang melihat nya akan terlihat takut kecuali Ezzain. Ezzain tidak mau takut dengan abang nya ini, sama-sama makan nasi juga bukan?

Setelah melihat Ezzain sudah berada di hadapan nya, Kaffan pun langsung menarik kerah baju Ezzain.

"A-apa apaan lo, bang," Ezzain susah sekali untuk bicara, nafas nya pun tercekat.

"Lo! Lo ngapain hah, deket-deket sama Vanya?" Ezzain mengernyit bingung, bukan nya itu suruhan abang nya? Apa dia pura-pura lupa akan hal itu, Ezzain berdecak sebal.

"Bukan nya suruhan lo! Kenapa sekarang marah-marah, lo yang nyuruh gue untuk jaga Vanya di sekolah," terang Ezzain, abang di depan nya ini aneh sekali.

Kaffan melepaskan cengkraman di kerah baju Ezzain, lalu ia berdecak kesal.

"Deket apa nya bang, gombal aja nggak," Ezzain menatap malas abang nya.

"Ck, alasan."

"Lo cemburu?"

Kaffan terdiam.

Ezzain mulai tertawa, lucu sekali abang nya ini ketika cemburu. "Lo udah punya tunangan bege!" Ezzain mengingatkan.

COLORFUL LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang