BAB 2

155 16 0
                                    

Gibran berjalan dengan kesal ke arah perpustakaan untuk meminjam buku yang di minta oleh Arfan. Selesai mendiskusikan kegiatan yang Meraka bicarakan di kelas Arfan memang meminta Gibran untuk meminjamkan mereka buku di perpustakaan karena dia ada urusan yang mendadak. Mau Ndak mau dia harus menuruti permintaan Arfan karena bagaimana pun dia tetap membutuhkan bantuan nya dalam soal pelajaran.

"Kalo bukan demi kamu fan gue gak akan masuk di perpustakaan". ujarnya dengan wajah yang kesal Gibran berjalan menuju ke perpustakaan .Gibran itu orangnya paling malas masuk ke perpustakaan karena melihat banyaknya buku di perpustakaan sudah membuatnya pusing apalagi bila disuruh untuk belajar bisa pecah kepalanya.

"Sabar saja siapa tahu my princess ada disini, karena dia kan sangat suka membaca", gumangnya

"Gue heran banget sama anak model Alya ,kok bisa kuat membaca buku sampai berlembar-lembar?". Ucapannya dengan salah satu tangannya merapikan rambut nya yang berantakan.

Mata Gibran menatap ke segala arah untuk mencari keberadaan Alya saat ini.hingga sebuah senandung rindu berhasil menarik perhatian nya. Suara itu berasal dari Alya yang sedang asik memiliki buku yang akan dia baca.

Matanya tidak berkedip sedikit pun dan hanya terus memandangi Alya. Senyum tipis terukir di bibirnya saat melihat Alya yang kini sedang duduk di salah satu bangku sambil membaca buku, sungguh aneh cowok yang paling jarang tersenyum bisa senyum-senyum sendiri hanya dengan melihat wajah Alya.

"Dah...."

Rasanya jantung Gibran mau copot shaking kagetnya. Sementara orang yang membuat dirinya kaget hanya tertawa kecil saking senangnya.

" Ck...,Apaan sih Lis gak lucu". Tutur dengan wajah Gibran yang terlihat kesal.

" Lagian ngapain senyum-senyum sendiri ?kayak orang kesambet saja!". Kata Lisa dengan cengengesan dan mendapatkan anggukan setuju oleh Zahra.

Alisa chelsea andaran dan Zahra Yesa Ardiansyah sudah memperhatikan gerak gerik Gibran saat masuk ke dalam perpustakaan.

Mata Lisa mengarah ke arah kemana pandangan Gibran tadi tertuju. Mata Lisa terbelangak saat mengetahui kemana arah mata Gibran tertuju.

" Lo suka kan sama Alya!", tanya Lisa memastikan.

" Kalo suka itu deketin jangan jadi kayak cowok Cemen yang ngeliatin dari jauh kayak penguntit", sambungan.

Sementara Zahra hanya asik mendengarkan perdebatan antar teman nya sambil menikmati permen milkita di mulutnya.

" Enak saja cowok seganteng gue di bilangin penguntit".dengan tatapan tajam mengarah ke arah Lisa." Mau mati bilang".

" Ampun Gib, jangan marah-marah dong nanti gantengnya hilang lo". tutur nya dengan muka yang terlihat memelas dan telapak tangan yang saling menempel seakan sedang memohon ampun. Jelas saja Lisa takut dengan ancaman Gibran karena mereka sudah cukup lama berteman jadi dia tahu betul apa saja yang bisa Gibran lakukan.

" Jangan marah Gib karena apa yang di katakan Lisa sebagian kecil itu benar, kalo kamu suka seharusnya kamu dekati bukan cuma ngeliatin nanti keburu di ambil orang lo". Ucap Zahra dengan suara lembut nya, untuk membela sahabatnya .

" Iya, tapi gue takut Alya akan ilfil dan semakin menjauh dari aku".

" Coba dulu kalo gak pernah coba kamu gak akan pernah tahu. Kamu tahu orang yang gagal itu bukan orang yang mau mencoba tapi orang yang tidak pernah mau mencoba". Kata Zahra yang berusaha menyakinkan Gibran untuk mulai mendekati Alya dengan terang-terangan dan tidak menyembunyikan perasaannya di depan orang lain seakan dia tidak menyukai nya.

" Zah, tumben banget Lo pinter", ucap Gibran dengan mengusap rambut milik Zahra.

" Zahra memang pintar dari lahir", ucapan Zahra sontak membuat Lisa kaget tidak percaya dengan perkataan Zahra hari ini.

🖤🖤🖤🖤

Setelah kepergian Lisa dan Zahra Gibran memberanikan diri untuk mendekati Alya.

Gibran duduk di bangku yang berada di depan bangku Alya matanya terus mengagumi sosok cantik yang ada di depannya. Saat ini rasanya ada kupu-kupu yang berterbangan di perut nya saking senangnya.

Alya yang sadar akan ke hadiran Gibran mulai berdiri dari bangkunya berniat untuk pergi dari sana. Alya merasa risih bila dekat dengan orang apalagi saat ini pandangan Gibran terus tertuju kepadanya.

Gibran yang sadar kalo Alya mau pergi pun memulai menggenggam tangan Alya untuk mencegahnya pergi.

"Alya", panggilan Gibran dengan suara lembut

Gibran mulai membuka pembicaraan di antara mereka berdua,"Al boleh gak kita bicara sebentar saja?". Tanya Gibran dengan ekspresi seakan memohon.

Alya berdecak mendengar perkataan Gibran,"Berikan gue satu alasan untuk tetap berada di sini dalam hitungan ke tiga".dengan muka Alya yang benar-benar terlihat datar seakan tak suka dengan keberadaan Gibran.

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

Gibran hanya terpaku mendengar hitungan dari mulut Alya . Karena Gibran tau kalo dia memberikan alasan apapun itu Alya akan tetap pergi meninggalkan dirinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya.

Apalagi saat Gibran masih bingung apa yang harus dia bicarakan bersama Alya karena tidak mungkin dia langsung mengungkapkan perasaannya yang pasti akan langsung mendapatkan penolakan darinya.

Alya berdecak sebal saat melihat Gibran diam terpaku di hadapannya. Alya langsung tersenyum hambar dan melangkahkan kakinya pergi keluar perpustakaan.

" Dasar payah". Gumang Alya di sela-sela langkahnya.

Gibran bisa mendengar dengan jelas apa yang Alya katakan tapi hal itu tidak membuat nya sakit hati.

" Itu yang bikin gue sangat suka sama lo ",gumang nya dengan matanya yang menatap bayangan Alya menghilang dari kejauhan. " untuk hari ini sudah cukup bagus Gib!", ucapnya pada dirinya sendiri.

🖤🖤🖤🖤🖤

Gibran dan seluruh anggota Scorpio sekarang sedang berada di markas Scorpio untuk latihan sekalian membahas strategi untuk pertarungan sebentar malam.

Hari ini adalah tanggal 7, hari yang paling di nanti kan oleh kedua geng motor yang paling ditakutin di seluruh Jakarta yaitu Scorpio dan dragon untuk membuktikan geng motor siapa yang paling terbaik di setiap bulan.

"Ar, bagaimana pertarungan malam ini". Tanya Gibran kepada arka selaku wakil Scorpio tentang pertarungan malam ini, karena Gibran memberikan kepercayaan kepada arka untuk mengatur strategi pertarungan malam ini.

" Aman Gib seperti biasa kita bakal menang malam ini". Jawab Arka dengan penuh keyakinan.

" Yang penting kamu tahu kan tidak ada yang boleh mengganggu pertarungan ku dengan kyden". tegas Gibran

" Iya, kami semua juga tahu kalo hanya lo yang boleh membuat kyden bonyok kan". Arka tahu betul bahwa Gibran itu paling jengkel kalo ada orang yang menggangu pertarungannya dengan Mereka adalah musuh bebuyutan sejak dulu apalagi setelah suatu kejadian yang membuat hubungan mereka semakin panas karena dendam Kyden pada Gibran.

" Aku akan bikin Kyden bertekuk lutut di padaku malam ini",dengan wajah Gibran penuh keyakinan dan amarah yang membara.

" Kita harus menang malam ini''. Teriakan Gibran yang mendapatkan sorakan dari seluruh anggota Scorpio.

" Scorpio".

" Yang terbaik dan tak terkalahkan". Jawab seluruh anggota dengan kompak.

" Tamat riwayat kalian malam ini".






GIBRAN AZRIL ARENDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang