BAB 9

90 13 0
                                    

Sebuah mobil mewah kini telah berhenti di depan sebuah hotel mewah yang di dalamnya sedang berlangsung pesta ulang tahun putri pertama dari keluarga Maheswari.

Gibran datang bersama kedua orang tuanya. Dia dan ayahnya kompak memakai setelan jas berwarna hitam dengan di padukan oleh kemeja putih di dalamnya. Ibunya juga menggunakan gaun pesta berwarna putih.

Nuansa pesta benar-benar terlihat sangat indah, dengan perpaduan antara warna putih dan biru  yang membuat suasana terkesan elegan dan mewah.

Mata Gibran langsung tertuju pada Alya yang sedang berada di atas panggung di temani dengan Elina. Dengan sebuah kue tiga lapisan berwarna putih.

Alya tampak cantik dengan memakai gaun pesta pendek berwarna biru tua yang menutupi tubuhnya. Rambutnya yang tergulung rapi dengan hiasan permata berwarna biru.

" Halo nak". Kata Hendra saat sudah dekat dengan lokasi Alya berada.

" Halo om"

" Halo Tante"

Kata Alya dan Elina secara bersamaan saat mendengar sapaan dari ayah Gibran.

" Selamat ulang tahun ya nak ". Kata Hendra.

" Semoga panjang umur dan sehat selalu ya". Sambung Sinta atas ucapan dari suaminya.

" Kenapa kalian hanya berdua saja". Tanya Hendra dengan penasaran." Kemana ayah kalian".

" Iya dimana ayah kalian". Sahut Sinta .

" Ayah lagi bicara sama rekan bisnis di sana". Kata Elina dengan tangan menunjukkan kearah lokasi ayahnya kini berada.

" Ayah kalian itu benar-benar penggilan kerja, masa biar di pesta ulang tahun putrinya masih saja bahasa bisnis". Sambung sinta

" Om sama Tante mau kemana". Tanya Alya saat kedua orang tua Gibran berniat berjalan pergi.

" Kemana lagi, ya mau marahin ayah kalian masa di saat begini masih kerja".

" Dia kan memang tidak peduli dengan kita ". Kata Elina dengan santai yang sontak mendapatkan cubitan dari Alya di bagian tangan.

" Jangan di dengar kan kata-kata dari adek saya dia menang suka bercanda"

"Ya sudah om sama Tante mau ke sana,mau  nemuin ayah kalian".

" Kak..., kak kenal sama mereka ", tanya Elina saat melihat kakaknya bicara begitu akrab dengan ayah dan ibu Gibran.

" Kenal..," jawabannya singkat

" Kapan dan dimana, soalnya aku kayak gak asing sama mereka ", dengan wajah penuh tanda tanya.

" Ada deh.., kamu kok kepo sih".

"Hihihi.., tinggal di jawab aja apa susahnya sih",sentak Elina yang jengkel kerena tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"Hhmmm..,"

Kepergian ayah dan ibu Gibran tiba-tiba saja Gibran memberikan kode kepada Elina untuk pergi dan meninggalkan mereka berdua saja.

Setelah kepergian dari Elina Gibran langsung menyodorkan sebuah kotak kado berwarna hitam kepada Alya .

" Selamat ulang tahun al". Katanya dengan tangan masih memegang kotak kado yang masih belum di ambil juga oleh Alya .

Karena terlalu lama Gibran tanpa basa-basi langsung memberikan kotak kado tersebut ke tangan Alya.

" Kalo ada orang yang masih hadiah itu di ambil Jangan cuma di lihat".

" Untuk apa di ambil kalo ujung -ujung ya di buang juga".

GIBRAN AZRIL ARENDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang