BAB 6

93 13 0
                                    


Gibran melangkahkan kakinya menuju ke arah Alya berada dia sama sekali tidak mendengarkan ucapan teman-temannya yang di anggap angin lalu.

" Hai Al". Sapa Gibran saat dia sudah sampai di tempat Alya saat ini berada.

Alya hanya diam saja mendengar sapaan  dari Gibran dengan tatapan mata yang malas.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Alya pergi melangkah kan kakinya pergi meninggalkan Gibran. Gibran yang tidak mau kehilangan kesempatan lagi memutuskan mengikuti kemana pun Alya pergi.

Saat ini suasana kantin memang cukup sepi yang membuat Gibran leluasa untuk terus mengikuti Alya kemanapun dia pergi.

Alya pergi ke salah satu penjual yang ada di kantin untuk membeli yogurt.

" Kamu suka yogurt",Tanya Gibran yang seakan-akan tidak tahu akan hal itu.

Alya mengarahkan pandangan datarnya ke arah Gibran." Kalo iya emang kenapa". Tanyanya yang wajah yang terlihat malas.

"Ya, kalo kamu mau aku bisa belikan kamu setiap hari". Ucapnya

"Gak perlu... gue punya uang buat sendiri  beli".  Jawabannya

Muka Gibran menjadi cemberut saat mendengar perkataan dari Alya. Padahal tadi dia semangat sekali untuk membelikan nya yogurt .

Alya mengukir senyum di bibirnya saat melihat wajah Gibran yang terlihat saat lucu saat sedang marah. Senyum kembali mengembang di wajah Gibran saat menyadari bahwa Alya sedang tersenyum.

" Kamu suka kan sama aku ",Ucap  dengan cengengesan.

" Aku suka sama kamu". Dengan nada seakan mengejek." Gak sudi". Terangnya.

" Terus kenapa tadi tersenyum".

" Aku tersenyum karena wajah kamu yang terlihat jelek tadi". Terangnya.

" Ya, sudah gak papa kalo kamu gengsi memberitahu kalau kamu suka sama aku ".

" Idih, majis".

Tanpa mereka perhatikan ada  sepasang mata yang memperhatikan tindakan mereka dari tadi.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Sepulang sekolah Gibran berkumpul bersama dengan teman-temanya di markas besar Scorpio.

Gibran terlihat garang dengan rambutnya yang berantakan serta jaket kulit kebanggaannya.

" Fah gak capek paha kamu jadi bantal untuk Lisa". Tanyanya Riski yang penasaran karena sudah hampir 1 jam Lisa tidur di pangkuannya.

" Gue gak akan pernah capek kalo itu berkaitan dengan dirinya". Terangnya dengan tangan seraya mengelus rambut hitam panjang milik Lisa.

" Iihhh..,sih paling bucin". Mata Riski mengarah pada Gibran yang tengah tidur terlentang di sofa.

" Gib gue jadi penasaran apa yang tadi kamu bicarakan dengan Alya".tanya Riski yang ingin tahu apa yang mereka bicarakan tadi di kantin.

" Kepo banget Lo". Jawab Gibran

" Ya......., gue penasaran saja soalnya. gue baru lihat Alya tersenyum selama gue hidup di dunia ini", tanyanya dengan penuh rasa penasaran dengan apa yang tadi dilihat nya.

" Palingan dia tersenyum karena lihat muka Gibran yang jelek ".  Ucap Arfan yang menyerobot percakapan antara Gibran dan Riski.

GIBRAN AZRIL ARENDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang