23.

793 46 5
                                    

Assalamualaikum readers
Jangan lupa di tekan bintangnya, dan di komen, juga di share ke teman-teman pembaca kalian
terimakasihhhhhh

Happy reading!



Mobil Zidan berhenti tepat di depan rumah Zahra, segera Zahra melepas seatbelt lalu turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam pekarangan rumahnya.

Zahra mengetuk pintu rumah sebanyak tiga kali, terdengar suara Maya, sepupu Zahra dari dalam rumah.

"Assalamu'alaikum," salam Zahra saat melihat Maya keluar.

"Waalaikumsalam Kak," sahut Maya menyalami Maya lalu Zidan.

"Umi dimana?" tanya Zahra lesu.

"Ouh Umi, di dalam lagi ngerebus bakso," ujar Maya di balas anggukkan oleh Zahra.

Zahra pun langsung masuk setelah melepas sepatunya tanpa mengajak Zidan untuk ikut masuk. Zidan tersenyum lalu ikut masuk ke dalam rumah.

"Umi ...," panggil Zahra membuat Umi yang tengah mengaduk kuah sop bakso terpelonjak kaget menatap Zahra.

"Kapan nyampe nya?" ujar Umi memeluk Zahra. Pelukan yang cukup lama yang membuat Umi mengernyitkan dahinya menatap Zidan yang berada di belakang Zahra dengan senyuman yang tak pernah luntur di wajahnya.

"Zahra rindu Umi," ujar Zahra lesu menatap Uminya.

"Rindu Umi? Tumben sekali," ucap Umi terkekeh, "Lagi kurang sehat Nak?" tanya Umi menatap Zahra.

Zahra menggelengkan kepalanya, "Lagi capek aja," sahut Zahra.

"Mau istirahat dul—"

"Cucu Umi dimana?" tanya Umi memotong ucapan Zahra.

Zahra terdiam menatap Umi, "Cucu Umi lagi sama Bunda Syifa di rumah Om Arkan," sahut Zidan dengan senyuman.

"Lah ..., Kenapa gak di ajak kemari, 'kan Jidanya kangen," ujar Umi menatap Zidan memperlihatkan sederet giginya.

"Nanti di ajak kemari, cucunya masih mau main sama Alfa Mi," ujar Zidan.

"Zahra ke kamar dulu," ucap Zahra beralih pergi meninggalkan Umi dan Zidan membuat Umi mengerutkan dahinya.

"Zidan sudah makan Nak?" tanya Umi kembali menatap Zidan.

Zidan menganggukkan kepalanya dengan senyuman pada Umi, "Udah kok Umi tadi," ucap Zidan.

Tling ..., Tling ...,

Bunyi nada dering dari ponsel Zidan membuat Zidan meminta izin untuk menjawab panggilan tersebut dari Umi.

"Assalamu'alaikum Kan," ucap Zidan setelah mendekatkan ponselnya di telinga.

"Wa'alaikumsalam, ini Bunda mau ngomong sama lo," ujar Arkan.

"Iya Nda," sahut Zidan setelah Bunda memanggilnya lewat telepon. Zidan mulai membakar ujung rokok yang ada di mulutnya. Kini ia berada di luar rumah.

"Di rumah Uminya Zahra Nda," ucap Zidan berbicara dengan Bunda lewat ponselnya, "Zidan juga bingung ini gimana, Zahra masih diem dan gak banyak buka suara," lanjut Zidan.

Ia terus berbicara dengan Bunda dengan mulut yang sesekali menghirup dan menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

Sementara itu, tanpa ia sadari, Zahra sedari tadi memperhatikannya lewat kaca jendela kamarnya. Tatapan Zahra tak pernah lepas dari setiap gerak-gerik Zidan.

Zahra berbalik badan lalu berjalan menuju tempat tidurnya. Ia tak tau kenapa dirinya menjadi seperti ini, dirinya kesal karena Zidan selalu saja terdiam saat Sania ada.

LUKA atau OBAT ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang