25.

874 43 2
                                    

Assalamualaikum readers,
Jangan lupa vote dan komen ya
Oh iya, kalian jangan lupa cek lapak sebelah ya
baru aku up juga dan kemungkinan aku up nya bakalan sama dengan lapak ini xixi, siapa tau kalian suka
Let's check!
maafkan typo:,)
thankyou readers🫶🏻







Happy reading!

Zahra menatap pantulan dirinya pada kaca meja riasnya. Ia mengatupkan mulutnya, perasaan gugup mulai menghampiri dirinya.

Tarikan napas dan hembusan napas terus dilakukannya berulang kali dengan posisi duduk dan masih menatap wajahnya pada kaca rias.

Cklek

"Sayang," ucap Zidan di balik pintu kamar menyembulkan kepalanya membuat Zahra berbalik badan.

Perlahan pintu kamar terbuka dan Zidan masuk ke dalam kamar begitu pula Zahra yang perlahan bangun dari posisi duduknya.

Netra Zidan tak berkedip sekali pun saat menatap wajah Zahra yang terdapat polesan make up dan tak seperti biasanya.

Zahra mengalihkan wajahnya saat mendapati Zidan menatapnya dengan tak henti.

"Abang ...," ujar Zahra membuat Zidan kembali sadar dari rasa takjub menatap wajah istri, "Abang perginya bareng Mas Arkan aja mau gak," cicit Zahra membuat alis Zidan saling bertautan dan perlahan tersenyum lembut.

"Di undangannya 'kan bareng partner, partner Abang 'kan Zahra bukan Arkan," ujar Zidan memegang tangan Zahra.

Zidan menatap wajah Zahra yang melirik ke arah lain dengan senyuman yang tak luntur di wajahnya. Betapa cantiknya wanita di hadapannya ini saat ini, Zidan membasahkan bibir bawahnya lalu mengalihkan wajahnya ke arah lain, dirinya malah salah tingkah sendiri melihat betapa cantik istrinya saat ini.

"Ayo sayang," Zidan mengenggam tangan Zahra lembut.

"Abang," cicit Zahra menahan tangan Zidan yang menarik tangannya.

"Sayang ...," ucap Zidan memejamkan matanya sembari mengusap tangan Zahra berusaha meyakinkan sang istri bahwa tidak ada yang perlu ia takutkan.

Kaki Zidan mulai melangkah keluar dari kamar begitu pula dengan Zahra yang terus mengikuti langkah kaki Zidan hingga keduanya di dalam mobil dan menuju acara pernikahan kolega Zidan.

"Zafran udah tidur belum ya?" ujar Zahra khawatir membuat Zidan melirik ke arah Zahra sekilas.

"Sayang, Zafran bareng Jiddanya mungkin juga udah tidur," ujar Zidan mengusap puncak kepala Zahra.

Zahra mengangukkan kepalanya melirik Zidan sekilas.

Mobil Zidan berhenti di depan pintu masuk sebuah hotel yang megah. Zidan pun keluar dari mobil, berlari kecil membukakan pintu untuk Zahra.

Manik mata Zahra menatap Zidan dengan sorot mata berisi keraguan untuk tetap turun dan ikut masuk ke dalam hotel tersebut. Zidan mengulurkan tangannya lalu memejamkan matanya sejenak berusaha meyakinkan Zahra lagi.

Tangan Zahra pun menggenggam tangan Zidan dan perlahan turun dari mobil. Zahra menatap pintu masuk hotel yang terdapat ucapan selamat datang dan beberapa para staf yang siap menyambut tamu.

Perlahan genggaman tangan Zahra beralih memeluk lengan Zidan membuat Zidan tersenyum dan mengusap tangan sang istri yang memeluk lengannya.

"Ayo sayang," Zidan mulai melangkahkan kakinya masuk begitu pula Zahra.

Usai pemeriksaan undangan, kini keduanya telah berada di dalam ruangan yang telah di hias sedemikian rupa.

"Pak Zidan ...," ujar seseorang menyapa Zidan membuat Zahra ikut melirik seseorang yang memanggil suaminya.

LUKA atau OBAT ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang