Assalamualaikum readers,
Jangan lupa vote dan komen ya
Oh iya, kalian jangan lupa cek lapak sebelah ya
Ada cerita baru nih, siapa tau kalian suka
Spoiler sedikit, kisahnya tentang Mahasiswa dan Dosen juga hihihi
Let's check thankyou readersHappy reading!
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 01.05 dini hari, namun Bunda, Syifa dan Zidan masih duduk di ruang televisi.
Bunda dan Zidan baru saja selesai mendengar penuturan dari Syifa terkait apa yang membuat Zahra bersikap demikian pada Zidan.
Kini Zidan sudah mengerti apa yang sebenarnya diinginkan oleh Zahra darinya. Zahra ingin dirinya di akui oleh Zidan.
Tap ..., Tap ..., Tap ...,
Bunyi langkah kaki tersebut menyita perhatian ketiganya dan menatap Zahra dengan ekpresi bingung di wajahnya.
Zahra melangkah hingga turun dari tangga dan mendekat ke arah Syifa.
Bunda dari duduknya menatap Zahra dengan tersenyum kikuk, "Kok Bunda belum tidur?" tanya Zahra lembut menatap Bunda.
Bunda mengangkat kedua alisnya lalu menggaruk ujung alisnya, "Anu Nak, lagi ngomongin masalah Zafran jadi di masukin ke rumah sakit atau gimana," ucap Bunda melirik Zidan dan Syifa sekilas.
"Zafran demamnya udah turun, tapi kalau mau di masukin, gak apa-apa di masukin aja Bunda, Abang," ucap Zahra melirik Zidan membuat Zidan tersenyum lebar hal tersebut membuat Zahra menatap Zidan sedikit bingung.
"Enggak apa-apa sayang kalau udah turun, kita lihat besok gimana kondisinya ya," ucap Zidan.
"Inshaallah besok udah sehat lagi, Zafran itu gak bisa jauh dari Bundanya makanya dia kaya gitu. Bundanya jangan jauh-jauh nanti Zafrannya sakit lagi," ujar Bunda mengusap kedua bahu Zahra membuat Zahra tersenyum.
"Yaudah Bunda ke kamar dulu, kalian juga tidur ya. Terutama Zidan, jangan malah begadang main ps sama Arkan," ujar Bunda menatap tajam Zidan.
"Iyaa Nda, bilangin tuh Kak Zidan sama Mas Arkan sering banget kaya gitu," sahut Syifa membuat Zidan tersenyum jahil.
"Tidur ya Zidan ...," ujar Bunda lagi berjalan ke kamarnya.
"Iyaa Nda ...," sahut Zidan.
"Tidur tuh Kak," ucap Syifa lagi.
"Iyaa ..., Bawel banget," sahut Zidan membuat Syifa mengerutkan dahinya lalu berjalan ke arah tangga.
Kini hanya tinggal Zidan dan Zahra, keduanya pun saling tatap dengan Zidan yang masih setia tersenyum menatap Zahra sedang Zahra hanya mengatupkan mulutnya dan mengalihkan pandangannya dari Zidan.
"Kita ke Zafran sekarang sayang?" tanya Zidan membuat Zahra menatap Zidan dan menganggukkan kepalanya.
Setelah sampai di kamar yang Zafran tempati, Zahra langsung membaringkan tubuhnya di sebelah kanan Zafran sementara Zidan di sebelah kiri.
Keduanya saling menatap satu sama lain, perlahan tangan Zidan terulur mulai menyentuh tangan Zahra dan mengusapnya lembut, Zahra pun perlahan mulai memejamkan matanya.
***
Jam menunjukkan pukul 04.15 dan Zahra sudah terduduk di atas kasur dengan termenung sembari
Tok ..., Tok ..., Tok ...,Ketukan di pintu kamar membuat Zahra menggeliat dalam tidurnya.
"Zahra ...," panggil Bunda dari luar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA atau OBAT ?
RomanceZahra Al-Malik, perempuan yang sudah hampir tidak mempercayai lagi laki-laki selain Almarhum Abi dan saudari laki-lakinya, dan mungkin bahkan sekarang ia tidak akan pernah percaya akan ucapan laki-laki. Pernikahannya yang hanya tinggal menghitung ja...