5. di skors

445 35 2
                                    

Happy reading

Aku bisa menerima kehadirannya, aku hanya belum bisa menerima situasi yang terjadi

Sungguh ini hari tersial yang pernah rayyan alami, setelah hukuman yang ia alami semalam kini dirinya tengah berada di ruang kepala sekolah dengan memegang sebuah amplop yang kepala sekolah berikan. Jimy datang dan memeluk adik sepupunya itu.

"Rayy ada apa?"

Rayy melepas pelukan nya dan menghapus air mata, menjelaskan situasi yang ia alami kemarin.

"Abang hiks rayy ga mau pulang hiks pasti daddy marah kalau tau rayy di skors hiks.. rayy mau pulang ke rumah ayah aja hiks..."

"Udah² yaaa... Iya adek pulang sama abang aja ya.. udah dong jangan nangis, badan adek juga anget"

Seseorang berpakaian hitam yang usianya mungkin setara dengan dion datang menghampiri mereka.

"Maaf tuan muda jimy, saya harus membawa tuan muda reyy pulang"

Rayy yang tau akan di jemput segera bersembunyi di belakang jimy

"Enggak! Gak mau pulang kerumah daddy hiks ray maunya kerumah ayah hiks..."

"Biarin ray pulang ke rumah aku aja om"

"Maaf tuan, saya hanya menjalankan amanah, ayo tuan muda"

Bodyguard yg bernama yoyo itu menggandeng tangan rayy dan membawanya

"Ray bersabarlah, aku akan menghubungi ayahku"-jimy

Sepanjang jalan ray hanya diam, ia takut akan kemarahan sang daddy, hingga tak terasa mobil sudah masuk ke pekarangan mansion nya. Rayy masuk perlahan dan sudah melihat daddynya berdiri di tengah ruangan.

"Daddy... Maaf"

Rayy menunduk dan meremas ujung seragamnya kuat²

"Masuk kamar!"

Satu kalimat namun nadanya cukup membuat siapapun takut

"Daaad hiks..."

"Saya bilang masuk kamar!"

Mendengar nada yg naik 5 oktaf rayy segera berlari menuju tangga, dan berpapasan dengan arvie

"Abang"

Rayy berhenti dan menatap arvie dalam²

"Ini semua salah lo"

Sungguh tanpa sengaja rayyan mendorong arvie dan segera berlari ke kamar tanpa ia sadar karna ulahnya arvie harus terbentur sudut meja dan mengeluarkan banyak darah.

"Arvie"

iren berlari dan memeluk arvie lalu arkan segera menggendong dan membawanya kerumah sakit.

Disisi lain rayy hanya menangis di balik selimut nya, tentu ia tidak sendirian ada yoyo sang bodyguard yang selalu menjaganya.

*
*
*
*

Di rumah sakit

Arvie sudah berada di ruang rawatnya, lukanya cukup dalam namun tak membahayakan. Arkan dan iren senantiasa menjaga arvie disana.

"Dad kumohon jangan marahin rayyan, aku yakin ia tidak sengaja"

Tapi hanya hening yang iren dapatkan.

Back to mansion

Kini keadaan mansion gelap gulita, yoyo sudah menyuruh bawahan nya untuk menyalakan genset emergency dan ia pergi mencari senter untuk melihat kondisi anak majikan nya.

Setelah menemukan senter, ia seperti melihat siluet seseorang keluar dari pintu utama dan segera mencekalnya. Dan ternyata itu adalah rayyan.

Rayyan's pov.

My FamillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang