10. hujan dan pilunya

548 28 2
                                    

Ketika hujan yang turun tak dapat menciptakan kenyamanan dan kesejukan pagi para pecintanya.






Happy reading

Hujan turun begitu deras, namun pemuda tampan itu masih nyaman duduk di teras dengan memandang langit yang entah kapan akan menunjukan cahaya nya.

Karangan bunga tersusun rapi di sepanjang jalan dari depan gerbang hingga masuk ke halaman rumah.

Pria dan wanita dengan usia beragam, tengah serempak mengenakan pakaian berwarna hitam, mereka keluar dari mansion mewah milik keluarga wirawan.

Disisi lain seorang wanita tengah baya mendekati sosok yang sedari tadi melamun memandang hujan.

"Adek kita kerumah sakit yuk.. adekkan belum sembuh"

Sosok muda itu menatap sang wanita dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mommy.... Hiks.... Maaf hik.. karena ray.. abang pergi hiks"

Wanita tengah baya yang tak lain dan tak bukan ialah iren segera mendekap erat tubuh sang anak yang bergetar.

"Ini semua kecelakaan sayang, kamu gak salah tenang ya... Hiks.. nanti abang kamu nangis di atas sana"

Sedangkan di dalam mansion, keluarga wirawan tengah duduk di ruang keluarga mereka hanya diam dengan tatapan kosong yang mendalam.
Tak lama salah satu bodyguard mereka datang dengan sebuah amplop coklat dan memberikan nya pada arkan

"Maaf tuan ada surat untuk anda"

Tanpa perlu menjawab arkan menerima dan segera membuka amplop tersebut.

Seketika darahnya berdesir rahangnya mengeras begitu membaca surat dan melihat foto yang ada di dalam nya. Ia remas kuat foto itu dan bangkit dari sana mencari keberadaan sosok yang ada di dalam foto itu.

"Iren!"

Wanita yang merasa namanya di sebut itu berbalik dan menatap sosok yang memanggilnya, terlihat jelas disana sorot mata yang tajam dan aura dingin memancar di tubuhnya.

Arkan melempar surat dan foto itu tepat kewajah iren, iren yang tidak tau segera mengambil salah satu foto itu. Rautnya segera berubah, ia menatap foto di tangan nya dengan tatapan tak menyangka

"Apa? Mau mengelak?"

"Ini ga seperti yg ada di foto, saya tidak bernah melakukan ini"- iren

"Maksud kamu foto ini rekayasa? Jelas² ini foto asli dan kamu masih mengelak??"

Terjadi keheningan beberapa detik

"Saya tidak menyangka kamu melakukan ini kepada saya iren, saya kecewa"

Arkan tak dapat membendung air matanya, iren. Istri yang selama ini ia cinta ternyata berselingkuh di belakang bahkan sejak rayyan belum lahir. Foto yang ia terima ialah foto di sebuah club malam di amerika dan terdapat iren serta seorang pria dan mereka tengah bermesraan.

"Arkan dengerin aku dulu"

Iren menggenggam lembut tangan arkan namun di hempaskan dengan kasar.

"Jangan sentuh saya!, mulai hari ini kamu keluar dari mansion ini kita bercerai, kemasi barang² mu sekarang juga, dan tidak ada bantahan"

Lirih namun menusuk tepat ke hati iren, rumah tangga yang sudah ia jaga hancur, entah siapa dalang dari pengim foto itu, fikiran nya tengah kalut saat ini.

Arkan meninggalkan mereka berdua namun tak lama langkahnya terhenti.

"Jangan lupa bawa anak itu bersamamu?"

Bisa rayyan lihat, tidak ada tatapan kehangatan lagi di wajah daddy nya.

"Rayyan anak kamu arkan, apa kamu ragu?"

"Bisa saja dia adalah anak dari pria yang ada di foto itu"- arkan

"Yoyo!"

"Antarkan mereka berdua ketempat yang jauh"

Arkan pergi, dan benar² pergi meninggalkan mereka.

Iren menggenggam lembut tangan rayyan dan mengantarnya untuk berkemas dan segera meninggalkan kediaman wirawan.

"Maaf nyonya, kita akan kemana?"

"Kebandara aja yo, tolong ya"

Yoyo mengangguk dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.



*Back to kediaman wirawan

Arga memperhatikan sang kakak yang berjalan dengab wajah yang sulit di artikan

"Kenapa bang? Mba iren sama rayyan mana?"

"Jangan sebut nama itu lagi di hadapanku, aku sudah menceraikan dan mengusirnya dari hidupku."-arkan

Semua terdiam...

"Kau gila bang!? Semudah itu kau menceraikan nya?"

"Diam arga! Saya butuh waktu"

Arkan pergi kembali ke mansion nya sendiri meninggalkan mereka, ia bahkan seolah lupa dengan keberadaan arvie.

"Abang.... Yang di katakan daddy tadi ga bener kan? Mommy sama bang rayyan gak pergi kan bang? Hiks... Arvie sendirian dong? Hiks.. arvie ga mau sendirian hiks..."

Jimy yang berada di sampingnya memeluk erat tubuh arvie dan bersama-sama menumpahkan kesedihan mereka.

"Adek tenang aja, sekarang ada abang yang jagain adek, dah jangan nangis ya.. nanti sesek"

Arvie mengangguk dan kembali memeluk erat jimy.









*
*
*



Sebuah ruangan dengan nuansa dominan hitam arkan duduk dengan kondisi yang sangat berantakan banyak botol alkohol berserakan dan tak sedikit pula pecahan kaca yang berceceran dimana-mana.

"Tuan.."

Yoyo, orang kepercayaan nya yang sudah ia anggap seperti keluarnya sendiri.

"Saya mohon jangan seperti ini tuan, saya mohon"

Arkan menghentikan gerakan nya untuk menenggak alkohol dan melemparnya asal.

"Yo, keluarga saya hancur yo... Anak saya koma, dan istri saya berhianat"

Jadi akibat kecelakaan yang menimpa anaknya, dion harus mengalami koma akibat benturan keras saat berusaha melindungi ray sedangkan boby tidak dapat tertolong setelah beberapa hari di rawa di rumah sakit.

"Tuan saya yakin nyonya tidak bersalah, ini pasti jebakan"

"Diam atau kamu saya usir"

Mutlak sudah keputusan yang arkan lontarkan membuat yoyo sama sekali tidak bisa berkutik.




















Yeayy update, terima kasih untuk para reader yang masih setia menunggu autor 😁

사랑해 💜💜💜

My FamillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang