Happy reading
Jam menunjukan pukul 1 siang, hujan deras tengah melanda ibu kota jakarta.
Saat ini keluarga wirawan tengah duduk bersama di meja makan, arkan yang memutuskan untuk makan siang bersama di rumah begitu pula dengan dion dan juga arvie yang hari ini sekolahnya dipulangkan lebih awal.
"Rayyan kemana vie?"-arkan
"Ga tau dad, tadi arvie ga liat abang di sekolah, arvie juga ga punya nomor telfon nya, maafin arvie ya mom dad, bang"-arvie
"Its okey never mind baby"-arkan
Mereka melanjutkan sesi makan tanpa adanya rayyan. Bukan tanpa alasan, mereka memilih meninggalkan rayyan karna mungkin saja rayyan sedang ada kegiatan di sekolah.
*Sedangkan dilain tempat
Beberapa gerombolan anak SMA yang terlihat berbeda sekolah sedang berkumpul di jalan yang sepi. Kebanyakan dari mereka membawa balok kayu dan besi, di antara mereka terlihat di sana rayyan dengan lengan baju yang sudah ia gulung ke atas.
"Wow wow wow... Guys liat nih si anak mommy beneran berani ternyata, awas nanti nangis loh"
Tim dari lawan yang memang sepertinya sudah mengenal rayyan dan mereka sudah bermusuhan sejak lama.
Geng yang di pimpin oleh rangga dengan 5 anggota nya.
Rayyan maju dan menarik kerah baju rangga.
"Lo yang naro surat di loker gw? Maksud lo apa?"
"Woy bro santai dong, surat apaan? Justru bukannya lo yang nantang hw duluan?"
Rangga mendorong bahu rayyan dengan keras membuat si pemiliknya marah.
"Sialan awas lu"
Tawuran tak bisa di hindari, berkali kali rayyan menghindar dan memukul rangga tentu hal ini membuat mereka berdua babak belur hingga akhirnya kondisi rangga sudah hampir kalah dan rayyan memegang sebalok kayu lalu hampir memukul rangga *hampir loh ya*
Dooooorrrrr...
Suara tembakan terdengar beserta beberapa orang berpakaiam hitam datang dan menghentikan rayyan
Rayyan yang tau segera membuang balok kayu itu..
"Ish sebel deh, kenapa sih om dateng sekarang?"
"Maaf tuan muda tp tuan besar mencari anda"
Rayyan segera pergi dan memasuki mobil, sedangkan rangga dan teman nya dibawa ke rumah sakit.
Bingung kan??
Jadi beberapa waktu yang lalu sebelum pulang, rayyan menemukan sebuah surat terselip di loker nya tanpa ada nama pengirim
Gw tau lo diam² nyembunyiin arvie sebagai adik lo, lo pura² gengsi dengan benci ke dia dan dengan gitu gw tau kalau arvie adalah kelemahan lo. Gw bisa hancurin lo lewat arvie dan keluarga lo, sedikit demi sedikit.
Gw tunggu lo di lapangan biasa tanpa seorang pun yang ikut, atau arvie akan tamat.
Ya kira² sperti itu isi surat nya.
Rayyan menghubungi arvie dan keluarga namun tak ada balasanItu membuatnya segera menghubungi teman² dan pergi ketempat yang sudah ia tau.
Rayyan memasuki mansion mewah keluarganya dengan tubuh basah dan luka² pembantu mereka (mirna) datang dan memberinya handuk, ia berjalan hingga sampai di ruang keluarga dan melihat keluarganya bercanda bersama tanpa menyadari kehadiran nya.
Salah seorang bodyguard datang dan membisikan sesuatu pada arkan.
"Daddy" rayyan tersenyum
"Berdiri menghadap dindin itu lalu angkat ketua tanganmu ke atas, dan jangan turunkan sebelum tau kesalaham kamu di mana"
Rayyan menuruti semua perkataannya tanpa membantah.
Hingga 1 jam kemudian
Rayyan hanya terdiam dan mendengarkan gelak tawa dari daddy dan arvie
"Daddy... Rayy capek... Hiks, udahan ya hukuman nya" rayyan sedikit² menurunkan lengan nya yg sudah terasa kebas.
"Eits siapa yang suruh turunin? Udah tau kesalahan nya dimana?"
Rayyan menggeleng dan terdengar helaan nafas kasar
"Berani² nya kamu tawuran dan bahkan hampir ngebunuh lawan, mau jadi kriminal? Hah?! "
Rayyan diam dan masih melakukan hukuman nya
Hingga 2 jam berlalu lagi, total 3 jam sudah rayyan berdiri disana dan membuat hati iren semakin tak tega
"Sayang udah ya.. jangan hukum rayyan lagi, kasian kan dia baru pulang pasti belum makan"
Arkan cukup menatap lama iren dan pandangan nya tertuju pada rayyan yang menurunkan 2 tangan nya.
"Hey siapa yang suruh turun?"
Bentakan terdengar lagi, lalu arkan menatap irene
"Kamu selalu saya manjain rayyan, sekarang lihat dia jadi tidak bisa di atur kan"
Iren hanya diam dan memegang dadanya yg terkejut akibat jawaban sang suami.
"Loh dad, adek rayyan masih di hukum? Kan kasian"
Dion datang dan melerai kedua orang tuanya.
Iren segera menghampiri sang anak dan memegang bahunya.
"Ayo dek kamu ganti baju terus istirahat"
Rayyan hanya menggeleng membuat iren semakin dekat dengan nya dan melihat tangan sang anak sudah berlumuran darah.
"Astaga adek hiks... Daddy liat ini hiks liat!"
Iren berteriak sambil mengecek kening rayyan yang sangat panas dan membuatnya mimisan.
"Astaga, ayo cepat ke kamar" arkan menarik rayyan namun terasa begitu berat
"Kaki rayy lemes dad hiks... Gendong..."
"Ish kamu ini"
Arkan segera menggendong rayyan menuju kamarnya, ia dan dion bersama menggantikan pakaian rayyan.
"Adek sesek?" Dion bertanya karna merasa pernafasan sang adik cukup berat namun hanya di balas gelengan
Lalu arkan datang karna sebelum nya mengambil inhaler milik arvie di kamarnya.
"Pakai ini biar ga sesek rayy"
Tp rayyan menolak bahkan membuang alat itu
"Hh... Mau nya apa sih? Arvie pakai oksigen bekas kamu aja dia mau trus kenapa kamu ga mau? Ga usah nyusahin bisa?"
Arkan terlalu emosi dan memilih keluar dari kamar rayyan, dion memeluk rayan dan menenangkan adiknya yang sudah menangis.
"Udah ya.. kan ada abang..."
"Kok daddy gitu sih bang hiks rayy ga suka hikkks ra..ray... Benci.. ar..vie hiks"
"Udah yaaa jangan nangis lagi, nanti tambah sakit loh, mau ke rumah sakit?"
Rayyan menggeleng "a...da hiks ok..si... Hiks...gen ka..leng"
Dion segera mengambil benda yang di tunjuk rayyan dan membantu menggunakan nya.
Holla..
Annyeong yeoreobundel...
Gimana update kali ini...Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya..
Saranghae 💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Familly
Fanfictionini cerita tentang si bungsu Rayyan anugrah wirawan yang mendadak status kebungsuan nya hilang cerita ini murni karangan semata, apabila terjadi kesamaan dalam nama, tokoh, tempat,dll. merupakan hal yang tidak di sengaja. terima kasih. no plagiat