Happy reading
Seorang wanita muda tengah duduk santai di sebuah sofa tua di dalam bangunan tua, dengan santai menyesap sebatang rokok hingga tandas.
"Oh kau sudah datang..."
Tanpa berpaling ia seolah tau siapa yang sedang datang menemuinya.
Wanita itu berbalik dan menatap sosok yang saat ini juga sedang menatapnya.
"Rayyan mohon sama kakak untuk jauhin bang dion"
Rayyan, sosok yang sedari tadi ia nanti datang seorang diri. Bagaimana rayyan bisa datang??
Ia terlebih dahulu yang memberikan pesan untuk bertemu dan tentu saja asya tidak bisa menolaknya.
Asya mendekati rayyan, mengikis jarak di antara mereka
"Kau fikir kau siapa? Bisa se enaknya mengaturku"
Disisi lain
Dion merasa menuju ke kamar adiknya, ia tau ia salah, ia sangat mengerti perasaan sang adik oleh karena itu ia diam² menyelidiki latar belakang asya yang terbilang cukup mencurigakan.
"Adek?.."
"Kemana dia?..."
Dion tak menemukan presensi adiknya, segera ia mengeluarkan ponselnya
"Cari rayyan dimanapun, dan sebar anak buah mu"
Dion dan boby sudah mengitari kota jakarta namun tak melihat adiknya berada, arkan yang masih ada meeting dengan client dan iren yang menunggu cemas di rumah bersama arvie.
Dion banyak bangunan tua yang is datangi namun hasilnya nihil
"Ayoo berfikir dion, dimana bangunan tua yang terasa tidak mungkin namun bisa jadi mungkin" gerutu nya sambil meremat stir mobil kuat²
"Yon aku tau dimana"
Dion tiba² menepikan mobilnya mendadak membuat boby mengumpat dalam hati
"Dimana?"
"Meikarta"
"What? Impossible"
"Hey ingat hal yang tidak mungkin bisa jadi mungkin"
Dion diam sejenak dan mengangguk lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Kini mereka telah tiba di depan gedung yang cukup terbengkalai, para bodyguard sudah menyusun strategi dan mengepung gedung dengan sangat hati²
Perlahan ia masuk seorang diri hingga akhirnya menemukan punggung sang adik yang sedang bersama seorang wanita, wanita yang berhasil mendapatkan ruang dihatinya.
"Asya!"
Asya yang melihat terkejut dengan kehadiran dion yang tiba², ia segera menarik lengan rayyan dan menodongkan pisau panjang ke leher rayyan.
"Jangan mendekat, atau pisau ini akan menggores leher bersih adikmu"
Dion sangat berhati-hati, ia mencoba mendekati asya
"Asya kumohon jangan seperti ini, aku tau kau orang baik tapi mengapa?"
"Huh kenapa? Asal kau tau ayahmu membuat hidupku menderita, bertahun² aku tersiksa hidup dengan orang gila yang sayang nya dia adalah ayahku sendiri, hiks.. kau tau andai ayahmu tidak merebut ibumu dari ayahku maka hidupku tidak akan seperti ini.. hiks"
"Aku ingin segera menghancurkan keluargamu agar aku terbebas tapi apa.. adik mu ini selalu saja menghancurkan rencanaku, jadi aku akan melenyapkan nya terlebih dahulu"
Dooorrrr
Sebuah pistol menembak tepat di perut asya, siapa yang melakukan nya? Itu adalah boby, sebenarnya ia ingin menembak lengan nya saja namun meleset dan mengenai perutnya.
Dion mendekati tubuh rayyan yang sudah bergetar hebat dan memeluknya dengan erat lalu memberi isyarat untuk membawa asya pergi.
Diperjalanan pulang dion terus mendekap rayyan dan sesekali mengecup kening nya yang basah serta menyebutkan kata maaf berkali-kali sedangkan boby memegang kendali mobil.
Tiba di perempatan boby tetap melajukan mobilnya setelah melihat rambu lalu lintas masih memperlihatkan warna hijau.
Tanpa di duga dari arah kanan muncul sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi menghantam mobil mereka dimana posisi dion dan boby berada di sebelah kanan, mobil mereka terseret dan berguling beberapa kali hingga berhenti dalam keadaan terbalik.
"Hiks... Sa... Kit... A..bang... Bang...ngun... Eungh..."
Rayan masih mengerjapkan mata hingga akhirnya kegelapan benar² menguasai nya.
Di sisi lain di mansion keluarga wirawan mangkok berisi sup panas tiba² tumpah dan mengenai tangan iren
"Ada apa ini? Hiks... Mengapa tidak perasaanku tidak enak..."
Tak lama seorang penjaga menghampirinya dan memperlihatkan sebuah artikel tentang kecelakaan yang baru saja terjadi. Tangan nya bergetar dan tangisnya sudah tidak bisa di bendung lagi.
"Apakag arkan sudah tau?"
"Sudah nyonya, tuan arkan sedang dalan perjalanan menuju rumah sakit"
"Antar aku sekarang!"
Tanpa memikirkan tangan nya yg terkena sup panas, iren segera memasuki mobil dan menuju rumah sakit.
Suara langkah kaki memenuhi igd rumah sakit wajahnya sembab dan hidung nya merah, ia tidak peduli berapa banyak orang yang memperhatikan nya, yang ia fikirkan saat ini adalah anak² nya.
"Mas....! Anak² gimana? Hik... Gimana keadaan mereka?.... Hiks... Kok kamu diam aja sih......"
Arkan tak menjawab, ia justru memeluk erat tubuh mungil sang istri memberikan ketenangan dan kekuatan pada istrinya.
Dokterpun keluar
"Gimana keadaan anak saya tiyo?"
"Maaf ar.....
Hellllloooooooo yeoreobun
Akhirnya autor up nih
Jangan lupa untuk tinggalkan like dan komen
사랑해💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Familly
Fanfictionini cerita tentang si bungsu Rayyan anugrah wirawan yang mendadak status kebungsuan nya hilang cerita ini murni karangan semata, apabila terjadi kesamaan dalam nama, tokoh, tempat,dll. merupakan hal yang tidak di sengaja. terima kasih. no plagiat