Ichidai kalah dari Yakushi.
Tidak ada yang menyangka hal seperti ini akan terjadi. Pada putaran ke tujuh, pemukul keempat Yakushi memukul bola tepat ke arah Ace Ichidai. Dia masih gigih dan membuat lawannya out di base satu, tapi terpaksa diganti karena bahunya cedera. Yakushi yang mendapat momentum terus mengejar, dan di putaran terakhir, mereka mendapat walk RBI yang membalikkan keadaan.
Seido kembali ke sekolah setelah pertandingan selesai, dengan perasaan yang berbeda-beda. Tapi mereka merasakan satu hal yang sama, pertandingan dengan tim apapun harus dimenangkan demi tujuan menembus Koshien, dan berarti harus mencari cara untuk menghadapi kemunculan kuda hitam tak diduga.
~~~
Malam hati di gedung asrama Seido, seorang gadis bersurai merah terang berdiri di depan pintu kamar nomor 11. Dia mengetuk pintu, lalu menarik kenop pintu setelah mendengar sahutan dari pemiliknya.
"Tumben kamar ini sepi." (Name) mengedarkan manik emasnya, menatap seisi ruangan yang biasanya menjadi tempat perkumpulan tim baseball Seido bersantai, kini tak ada seorang pun didalamnya kecuali pemiliknya yang selalu mengungsi dari kamar ini karena berisik. Miyuki Kazuya, satu satunya orang di sana sedang duduk di meja belajar.
"Yah, sebagian besar masih latihan. Kau juga tidak biasanya kemari?" ucap Miyuki tanpa melepas pandangan dari apa yang dibacanya.
(Name) menghempaskan diri ke atas ranjang. Maniknya melirik ke arah Miyuki, mendadak dia ingin iseng sedikit. "Untuk menemani catcher Seido yang kesepian?"
Miyuki menoleh, balas menatap (Name). "Oh, kau rindu padaku? Atau, kau bergabung dengan fangirlku?" ucapnya dengan seringai yang khas.
"Mimpi saja sana." (Name) membalas ketus. Sementara Miyuki tertawa puas karena berhasil menjahili sahabatnya.
"(Name), apa kau akan ikut latihan besok?"
Gadis itu menggeleng. "Tidak. Maaf, dua hari kedepan banyak hal yang harus ku kerjakan. Mungkin aku akan ikut rapat malam sebelum pertandingan, dan aku juga akan datang di hari pertandingan."
"Sibuk sekali ya~ Tak apa, kau tidak perlu memaksakan untuk hadir setiap latihan dan pertandingan loh."
"Itu kan tanggung jawabku. Lagi pula, sebagai asisten pelatih, aku jarang terlihat di tim." (Name) menyandarkan punggung di dinding.
"Lagipula ... " ucap (Name) ragu, "sebelum pertandingan dengan Yakushi, aku harus bertemu dengan Sanada."
Miyuki mengerjap, lantas memutar balik kursi yang semula (bisa dikatakan) di sebelah (Name). "Sanada? Sanada Shunpei, ace Yakushi itu?"
"Iya ... , katanya dia ingin bertemu denganku jika ia menang melawan Ichidai. Kalau memikirkan kemampuannya, itu bukan hal yang tidak mungkin. Tapi aku juga kaget dia benar-benar mengalahkan Ichidai."
Lagi lagi ucapan gadis itu terhenti. Kali ini karena suara pintu yang dibuka dengan tiba-tiba, dan dikejutkan dengan pria yang menerobos seraya mengunci adik kelasnya, kemudian disusul dengan banyak orang yang biasa menjajah kamar ini.
"Eh? (Name) ada di sini?" ucap Kuramochi, yang tidak mengherankan adalah biang keladi semua keributan itu.
"(NAME)-SENPAI TOLONG AKU!!!" seru Sawamura yang di kunci dengan siku Kuramochi.
"Hei Kuramochi, jangan menghalangi jalan!" Jun berseru.
"(Name), ayo lanjutkan pertandingan shogi kita." Tetsu mengapit jari tengah dan telunjuk.
"(Name)-senpai, ada yang ingin ku tanyakan." Furuya mendekat, duduk bersila di dekat (Name).
"Emm, permisi ... " Haruichi menyapa sopan. Rasanya dia yang malu dengan tingkah teman-teman timnya.
"Tumben sekali kau disini, (Name)," ucap Ryosuke.
(Name) mengulam senyum singkat. "Sesekali tidak apa kan bersantai dengan kalian. Apa kalian serindu itu dengan ku?"
Suasana normal di kamar ini sudah kembali. Bersama kesibukan dan segala ragam tingkah laku anggota tim baseball Seido yang membuat hari-hari gadis itu lebih berwarna. Hari demi hari, lambat laun ikatan mereka semakin spesial.
Mengingat jadwal padatnya, (Name) memang sangat jarang berkumpul dengan para pemain untuk bersantai seperti ini. Tapi sang gadis sudah berjanji dengan dirinya sendiri untuk sesekali menyempatkan waktu menikmati masa sekolahnya.
Karena ini adalah hal yang mungkin tidak akan didapatkannya lagi setelah beranjak dewasa.
________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal (Miyuki Kazuya x reader)
Non-FictionDua pembohongan terbaik dalam hal menyembunyikan perasaan, sekaligus dua orang bodoh yang tidak menyadari perasaan-nya sendiri. Berlindung dibalik status sahabat yang 'dianggap' sebagai halangan. Ketika ego kedua insan justru mempersulit diri merek...