Di cafeteria, (Name) bersama para pitcher dan catcher melihat data pemain-pemain Inashiro.
(Name) menjajarkan data tiap pemain Inashiro di atas meja. "Pemukul pertama dan kedua mereka perlu diperhatikan, lebih baik kalian menonton cara bermain mereka juga. Lalu, kalian juga harus mewaspadai clean-up mereka. Tapi, yang paling menakutkan dari Inashiro, adalah kecintaan mereka untuk meraih kemenangan," jelas (Name).
"Tahun lalu, untuk mendapat angka, mereka menyuruh pemukul ke empat melakukan bunt," lanjut Chris.
"Mereka adalah tim yang tau cara bermain agar tidak kalah." Miyuki menambahkan.
Sawamura bergumam, menatap salah satu pemain inashiro dan (Name) bergantian.
"Kenapa?" (Name) merasa terganggu dengan tindakan terang-terangan itu.
"Itu ..., pemukul ke dua Inashiro, Shirakawa Katsuyuki, rasanya mirip dengan senpai," ucap Sawamura ragu-ragu.
"Oh. Apa kau baru sadar? Secara biologos, dia kakakku, kakak kembarku," sahut (Name) santai.
"Apa?!" Mereka berseru kaget hingga bangkit dari kursi. Kecuali Miyuki sebagai satu-satunya orang yang mmengetahui fakta itu.
(Name) ikut terkesiap. "Aku pikir kalian sudah mengiranya?" Soalnya tidak bisa disangkal mereka memang sangat mirip.
"Ya ... kami memang pernah berpikir seperti itu, tapi tidak menyangka kalian sungguh saudara." Nori kembali duduk, yang lain juga mengikuti.
"Kami tidak sedekat itu, malah jauh dari akrab." (Name) menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.
"Oh ya, kalian tidak bisa memakai four-ball melawan Inashiro. Ayo kita periksa lemparan semuanya di bullpen." (Name) kembali ke topik awal, mengakhiri pertemuan mereka.
Menyadari gadis itu enggan membahasnya lebih lanjut, Tanba, Miyauchi, dan yang lain pergi menuju bullpen duluan. Menyisakan dirinya, Miyuki, Chris, dan Sawamura di meja ini. Sawamura menghembuskan napas keras, masih duduk di tempatnya.
"Ada apa Sawamura?"
"Etto, memang penting untuk tidak membiarkan four-ball, tapi mereka adalah tim yang bisa memukul lemparanku dengan mudahkan? Kemarin aku juga kehilangan satu angka ... "
"Ada apa? Apa kau kehilangan kepercayaan diri lagi?" ucap Miyuki dengan seringai menyebalkannya.
"Tidak! Lalu, apa maksudmu lagi?" Sawamura berseru galak. "Aku tau besok pertandingannya, dan aku mungkin akan berkata sesuatu yang bodoh, tapi .... " Jeda. Sawamura kembali menatap senior-senior nya dengan serius. "Aku ingin belajar breaking ball."
Ketiga orang itu diam menatap Sawamura.
"Ya sudah, saatnya kembali latihan!" Mereka bertiga berbalik pergi.
"Sebentar, tunggu!"
~~~
Sesuai rencana sebelumnya, para pitcher dan catcher sedang ada di bullpen untuk mengecek kondisi mereka.
Miyuki sudah selesai mengecek lemparan Furuya. Dia kembali teringat ucapan Sawamura saat makan siang. "Chris-senpai, (Name), tentang apa yang dikatakan Sawamura tadi."
"Ya. Jika dia bisa mempelajari breaking ball dalam semalam, aku pasti sudah mengajarinya dari dulu," jawab Chris.
"Aku tidak tau apa yang dia pikirkan, tapi di pertandingan kemarin .... "
"Tapi aku rasa itu mungkin saja." Ucapan (Name) mendapat perhatian dari kedua catcher itu. "Dia punya cutter ball ... aku ragu dia bisa menguasainya dalam semalam, tapi patut dicoba, kan?"
"Yah, kita tanyakan saja apa yang dia pikirkan. Sawamura, kemarilah!" (Name) memanggil orang yang mereka bicarakan.
Sawamura mendekat. "Ada apa?"
"Kau bilang kau ingin belajar breaking ball, apa yang kau pikirkan?" tanya Miyuki. Sawamura tertegun, lalu menatap Miyuki kesal. Dia masih marah karena mereka mengabaikannya.
"Kami akan mendengarkanmu kali ini." Miyuki membujuk.
"Cutter ball ... " ucap Sawamura masih cemberut. "Emm, cutter ball adalah jenis bola lurus kan? Arah bolanya tidak hanya acak, tapi juga bisa dikendalikan. Arah lemparannya dapat berubah ke dalam sehingga membuat pemukulnya out." Sawamura menatap para seniornya serius. "Jika bisa membuat pemukul seperti itu, aku bisa mengarahkan bola keluar lapangan."
"Itu yang kupikirkan," ucap Sawamura dengan suara kecil.
Itu adalah lemparan yang digunakan Shunshin untuk mengeluarkan Miyuki.
"Lumayan juga kau bisa memikirkan itu, Sawamura," puji Miyuki.
"Crossfire yang kau lempar di pertandingan terakhir, pada dasarnya adalah cutter," ucap (Name). Sawamura kaget dengan fakta itu. "Jika kau sudah memikirkannya di kepalamu, harusnya mudah saja. Ingatlah apa yang kau lakukan saat itu dan coba lemparan lagi."
"Hei, apa-apaan ini? Kau kan bocah tidak sopan waktu itu. Kenapa kau sudah ada di bulpen? " Suara berat mengambil alih perhatian mereka. Sosok lelaki tinggi berbadan gemuk dan wajah yang cukup menyeramkan.
"Jangan-jangan kau sudah masuk tim utama?" Dia tidak mengenakan seragam sekolah, tapi (Name) mengenali pria itu. Azuma Kiyokuni, pemukul keempat Seido tahun lalu, alumni Seido yang lulus tahun lalu. Kini sudah menjadi pemain profesional. Menurut cerita Miyuki, dia orang yang di strike out Sawamura saat kunjungannya ke Seido.
"K-kau, orang yang kuhancurkan waktu itu!" Perkataan Sawamura agak lebay.
"Metabolic-senpai!"
Dimana lagi ada junior yang memanggil seniornya gendut dengan sangat frontal?
"Tunggu, aku tidak ingat kau segendut ini." Sawamura menusuk-nusuk perut Azuma.
"Kau ngajak berantem?!" amuk Azuma. Dia menarik baju Sawamura, akibatnya kaki anak itu melayang di udara. Meski begitu, wajahnya polos sekali, tidak merasa takut atau bersalah.
"Aku ingat sekali saat kau bilang tidak suka sekolah terkenal, jadi untuk apa kau di sekolah kami?"
"Aku tidak ingat pernah bicara begitu ... "
"Belajarlah menghormati orang lain, atau aku akan mengguruimu dan mengirimmu ke rumah!"
"Lembut banget!"
Mereka saling menempelkan dahi, beradu kepala. Semua pemain di bullpen hanya bisa menatap harap-harap cemas.
"Azuma-senpai, dia salah satu pemain berharga di tim kami sekarang." Miyuki mengakhiri perkelahian dua orang itu.
Perhatian Azuma berpindah. Bukan kepada Miyuki, tapi menatap (Name) yang bersedekap di sebelah catcher itu.
Sadar dirinya di tatap, (Name) balas menatap Azuma. Pria itu semakin membeku.
Para pemain di bullpen juga ikut menatap (Name).
Oh.
Mereka mengerti.
"Senpai, jangan naksir! Itu pacar Miyuki-senpai!" seru Sawamura sambil berusaha menghalangi pandangan Azuma.
"Apa?! Dia yang sering SMS-an sama Miyuki?!" Azuma balas berseru.
"Sawamura, kau mau mati?"
________________________________________
-----
°·◛Note
Clean-up : pemukul ke empat, pemukul terkuat di tim.
Breaking ball : Lemparan yang berubah arah ketika menuju tongkat pemukul. Jenis-jenis breaking ball seperti Curveball, Slider, Cutter, Sinker, dan Change Up.-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal (Miyuki Kazuya x reader)
Non-FictionDua pembohongan terbaik dalam hal menyembunyikan perasaan, sekaligus dua orang bodoh yang tidak menyadari perasaan-nya sendiri. Berlindung dibalik status sahabat yang 'dianggap' sebagai halangan. Ketika ego kedua insan justru mempersulit diri merek...