Special Miyuki Kazuya Birthday

57 5 1
                                    

Hari ini keseharian club baseball Seido seperti biasanya, latihan, latihan, dan latihan. Sebuah kegiatan rutin yang tidak ada liburnya. Namun ada satu hal yang membuat hari ini berbeda dengan hari lainnya.

Malam itu, dikala pelatih dan anggota Seido telah terlelap setelah rutinitas yang melelahkan, salah satu manajer mereka menyibak rambut merahnya kasar, menatap frustasi kondisi dapur cafeteria yang sangat kacau. Tepung di mana-mana, peralatan berantakan, bau gosong dari kue yang baru saja dia angkat dari oven. Sang gadis yakin kini dirinya tak kalah berantakan dengan kondisi di hadapannya sekarang.

Jarum jam hampir menuju angka 12, hanya hitungan menit hingga hari berganti. (Name) mulai menyesali pilihannya kali ini, dia tidak menyangka membuat kue sederhana akan sesulit ini. Seharusnya dia memesan kue dari orang lain jauh jauh hari. Hasilnya akan lebih bagus, mewah, dan mudah untuknya. Gadis itu pikir, dengan membuatnya sendiri akan lebih berkesan. Entah dari mana kepercayaan diri itu datang.

(Name) berdecak kesal. Sang gadis bermarga Shirakawa tidak yakin dapat memberikan hadiah sesuai rencana awalnya.

"(Name)?"

Tubuhnya tersentak, menoleh cepat menghadap sosok lelaki yang telah menjadi alasannya mengacaukan dapur cafetaria di tengah malam.

"Kazuya?!" Dia tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

Lelaki itu ikut mematung. Sang catcher utama Seido mengenakan kaus tidur dan rambut hazelnut yang lebih berantakan dari biasanya. Dibalik lensa tebal, netranya yang masih sayu serentak terbuka sempurna menatap kekacauan yang dibuat si gadis.

" ... Apa yang sedang kau lakukan?" Pertanyaan retoris spontan terlontar. Miyuki tau jelas apa yang sedang dilakukan (Name), pertanyaan yang tidak perlu terucap akibat rasa tak percaya dengan asumsinya.

Namun, melihat sang sahabat berusaha menutupi gelagapan nya membuat Miyuki semakin yakin. Dia tak kuasa menahan senyum geli. "Apa ini, kau membuat sesuatu?"

Mendapati tubuh (Name) diam mematung, iris keemasannya menghindari netra hazelnut nya dibalik bingkai, membuat sang catcher semakin ingin menjahilinya. Miyuki menunduk, perlahan memangkas jarak hingga hanya menyisakan jarak beberapa senti.

"Hei, apa yang kau—"

Miyuki mencolek pipi (Name), memperlihatkan warna putih tepung yang kini menempel pada telunjuknya.

Tawa yang menyebalkan menggema. Miyuki menikmati reaksi ini. Kaget, kesal, bingung. Ekspresi berbeda yang tercampur dalam paras cantiknya sangat menghibur Miyuki.

Sudah puas menggoda sang sahabat, lelaki itu melangkah menuju dapur. "Astaga, (Name), kau berniat menghancurkan cafeteria ini?"

"Tentu tidak." (Name) melotot galak, dia segera menguasai perasaan campur aduk sejak kedatangan Miyuki. "Sedang apa kau disini?"

"Aku kemari karena merasa kau ada disini," ucap Miyuki sambil menyeringai.

(Name) memutar bola mata. "Mana mungkin."

Sang catcher ingin kembali mengodanya, namun urung. Lebih baik dia cepat menyelesaikan urusan (Name) di sini. Dia meraih apron dari lemari dan segera memakainya. "Sampai kapan kau mau berdiri di situ? Cepat kemari!"

"Apa yang mau kamu lakukan?" (Name) mengerutkan keningnya.

"Apalagi, tentu saja membantumu. Aku yakin kau tidak akan bisa menyelesaikan kue yang berhasil meskipun mencoba sampai pagi," ledek Miyuki.

Wajah sang gadis nyaris semerah surainya. Netra keemasannya memelototi punggung lebar sang lelaki. Untuk kesekian kalinya malam ini, decakan kasar lolos dari bibir mungil itu. Dia harus mengakui apa yang dikatakan si tanuki sialan itu benar. Miyuki sudah terbiasa memasak sejak kecil, jadi kemampuannya tidak perlu diragukan, dan lagi, dirinya sudah tertangkap basah. Daripada menjadi bual bualan lelaki itu sampai entah berapa tahun, lebih baik dia membiarkan Miyuki membantunya.

Ethereal (Miyuki Kazuya x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang