『⚘ 21』

10 3 0
                                    

Setelah pertandingan final, tim Seido diliburkan dua hari. Tidak butuh waktu lama untuk menghilangkan rasa kalut para pemain, mereka sudah kembali berlatih bersama di gymnasium pada hari libur yang jarang didapatkan.

(Name) sendiri ada di kamar asramanya, mempersiapkan perlombaan Australian Mathematics Competition yang akan dia ikuti sebentar lagi.

Konsentrasinya terganggu ketika Miyuki Kazuya mengacau di kamarnya. Lelaki itu mengelilingi ruangan yang tidak besar itu, berbicara yang tidak perlu, menjadi komentator selama (Name) mengerjakan soal latihan. 

Perempatan imajiner timbul pada dahi si gadis. (Name) memutar kursinya, menatap sang catcher tajam. "Jangan menganggu ku! Kenapa sih kamu bersantai di kamarku. Apa kau tidak ada kerjaan hah?! Padahal rekan-rekanmu sedang sibuk berlatih sekarang!"

"Mengganggu? Sebagai teman yang suportif, aku kan membantumu di sini," balas Miyuki polos.

"Apanya yang membantu—"

Suara notifikasi dari telepon (Name) menjeda pertengkaran yang nyaris dimulai.

-----

Narumia Mei
Send a picture

(Name)-can~ Aku ada di depan gerbang Seido. Cepat kemari, karena aku tidak akan pergi sebelum kamu datang menemuiku (ゝωб ).

-----

Tanpa pikir panjang, (Name) segera berlari keluar kamar begitu membaca pesan singkat itu. Mengundang tatapan heran dari Miyuki yang duduk santai di tempat tidurnya.

"Oi, kau mau kemana?"

"Kazuya, jangan sampai ada yang mendekati gerbang Seido!" Tanpa menjawab pertanyaan Miyuki, (Name) melenggang pergi menuju tempat Mei berada. Meninggalkan sang catcher menatap kepergiannya dengan heran.

(Name) menyuarakan berbagai cibiran selama kakinya melangkah, hingga pucuk kepala pirang yang familiar tertangkap dalam jangkauan pandang. Narumia berbalut pakaian kasual berdiri tak jauh dari gerbang sekolah.

Langit telah berwarna oranye, sudah lama sejak bel pulang sekolah berbunyi, hanya menyisakan beberapa murid yang memiliki kepentingan di lingkungan sekolah. Namun tidak menutup kemungkinan akan ada murid Seido yang melihat sang ace Inashiro, dan akan lebih gawat jika ada anggota baseball Seido yang melihat. Seakan tidak mengerti hal itu, orang yang bersangkutan malah melambai dengan polosnya. "(Name)-can!"

Si gadis balas menatapan sangsi. "Kau gila?! Kenapa kamu ada disini?! Bagaimana jika ada anggota tim Seido yang melihatmu? Lagipula, bukankah harusnya kau berangkat ke Hyogo-" Narumia menempelkan jari telunjuknya di bibir (Name). Gadis itu berhenti berkomentar. Menatap sinis jemari sang pemuda.

"Sudah jangan marah-marah terus~ Ayo ikut aku!" Narumia lebih dulu meraih lengan yang kelewat kurus itu. Tidak memberi (Name) kesempatan menjawab. Tidak mengizinkan gadis itu menolak.

"Hei! Mau kemana?" ujar (Name) kesal sambil setengah berlari menyamai langkah sang rambut pirang.

"Menjauh dari sekolah. Fans ku ada di mana-mana, akan repot jika ada yang melihat." Jawaban asal khas Narumia. Tetapi dari jawaban narsistik itu (Name) yakin lelaki itu mengerti kekhawatirannya.

(Name) memutar bola matanya. "Memang ada apa? Aku sibuk tau." Mereka sama sibuknya. Gadis itu heran, bagaimana Narumia yang seharusnya lebih sibuk malah ada di sini. Dia yakin Harada sedang marah marah sekarang, memaki ace mereka yang hilang.

"Aku tau itu." Narumia menghentikan langkahnya sejenak. Menengok kebelakang untuk memaku pandang pada paras cantik dengan kerutan samar pada alisnya. "Tapi ayo temani aku dulu."

Ethereal (Miyuki Kazuya x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang