『⚘ 09』

58 7 0
                                    


Untuk seseorang yang belum lama terjun ke dunia baseball, (Name) mengenal banyak pemain pemainnya. Karena sang gadis yang sering kali berkunjung berbagai sekolah di Jepang--berarti bertemu banyak orang baru--dan sang puan adalah mengamat jeli di lengkapi otak yang kelewat encer. Hal ini yang membuatnya secara sengaja dan tidak sengaja memiliki banyak informasi tentang mereka.

Tentu saja tak masalah memiliki banyak teman di berbagai daerah, namun bila akrab dengan pemain yang akan menjadi musuh di pertandingan, ceritanya akan sedikit berbeda. Seperti (Name) yang kenal dekat dengan ace Yakushi, Sanada Shunpei.

Sepasang manik keemasan bak elang menilik setiap sudut ruangan. (Name) sudah meminta Sanada bertemu di bagian stadion yang paling jarang dilewati orang, tentu saja karena dia berharap tidak ada orang yang melihatnya bertemu ace dari tim lawan mereka.

Ketika sedang menengok ke belakang, ada sebuah tangan tiba-tiba menariknya dari samping.

Kaget, (Name) segera melayangkan sebelah tangan yang bebas, hendak memukul siapa pun itu. Di wilayah yang sepi seperti ini, itu jelas orang mencurigakan.

"Woah... (Name)-can, ini aku!"

Lengan kurus gadis itu di genggam ketika tepat beberapa senti lagi menyentuh kulit.
Sang gadis mengerjap, itu Sanada.

"Shun, astaga ... kau mengagetkan ku!" (Name) berseru tertahan.

"Maaf maaf." Sanada menyegir memperlihatkan gigi putihnya. "Tapi pukulanmu kuat juga, bagaimana ya jika aku telat menangkap tanganmu?"

"Apa lagi? Tentu saja lebam." (Name) menggoyangkan lengan, mengisyaratkan Sanada agar melepas genggamannya. "Lalu, memang harus sekali kita bertemu tepat sebelum pertandingan tim kita? Bisa saja ada yang melihat."

"Benar juga. Untunglah tidak terjadi, aku bingung harus menjelaskan apa pada timku." Sanada melepas genggamannya. "Kalau tidak sekarang, kapan lagi aku bisa mengambil waktu yang-mulia-(Name)-sama yang sibuk ini?"

(Name) mengernyit, "sudah ku bilang jangan panggil aku begitu ... "

"Aku tetap akan memanggilmu begitu." Sanada tersenyum lebar. "Katanya kau baru pindah saat kelas dua ini? Bagaimana rasanya di Seido?"

"Lebih baik dari pada di Inashiro," jawab (Name) kurang dari satu detik, itu bukan hal yang perlu ia pikirkan. Sanada terkekeh mendengarnya. Tidak mengherankan, rasa tidak suka gadis itu setinggi Titan Kolosal.

"Aku tidak bercanda. Tapi, ya, aku suka di Seido. Inashiro terlalu ... , kompetitif. Suasananya kaku dan buat sesak!"

"Berarti disana otakmu itu ada lawannya kan? Lagipula lomba ini itu sudah jadi makanan sehari-hari buatmu, masa tidak biasa dengan suasana yang kompetitif?"

"Jelas beda! Kalau perlombaan aku tidak ambil pusing, memang seperti itulah atmosfernya. Kelasku dulu kan kelas unggulan, yang isinya anak-anak pintar dan ambisius semua. Ditambah gangguan dari Mei, Carlos, dan orang itu."

Sanada menahan senyum geli, menyadari (Name) masih enggan menyebut nama orang itu. "Tim baseball mereka bagaimana? Bukankah kau sering diajak menonton latihan mereka oleh Narumia?"

"Mana mungkin aku mau!" (Name) bergidik. "Ah, tapi pernah sekali aku terpaksa mengiyakannya. Dipikirkan sekarang lumayan juga sih, aku jadi tau bagaimana pelatihan mereka. Aku tidak tau bagaimana hubungan pemain tim baseball Inashiro, tapi di Seido pemain-pemainnya dekat, bukan hubungan sekedar tim olahraga biasa."

"Baguslah kalau begitu~ Aku juga dekat dengan rekan setimku, mereka semua unik-unik, apalagi si Raichi. Dia mungkin terlihat sanggar tapi sebenarnya bocah banget!"

"Raichi? Todoroki Raichi ya? Dari yang ku liat kemarin, aku tak bisa membayangkan kalau dia seperti itu."

"Benar, kau tidak akan bisa membayangkannya." Sanada tertawa kecil, mengingat segala bentuk tingkah absurd teman-temannya.

"Hei, (Name), kenapa kau tiba-tiba pindah ke Seido?"

"Ah, awalnya karena Rei-san merekrutku. Sebenarnya sudah ditawarkan sejak aku masih SMP, tapi  ... , kau tau, keluargaku." (Name) diam sebentar, menyusun kata untuk diutarakan.

"Setuasinya rumit saat itu, tapi akhirnya aku dapat pindah ke Seido pada tahun ke dua, tentu dengan berbagai syarat dan perjanjian."

Sepertinya Sanada sudah salah memilih topik. Tapi di sisi lain dia menjadi penasaran mengapa gadis di hadapannya itu sangat kekeh ingin bersekolah di Seido. Dia menduga sesuatu. Mungkin alasan (Name) yang paling kuat, orang yang cukup sering di sebut dalam percakapan online mereka.

"Kau pindah dan melakukan hal-hal merepotkan, sampai membuat perjanjian dengan keluarga mu, hanya karena di ajak seorang pencari bakat? Aku tidak percaya."

"Kau tau sekali." Gadis itu menyeringai. "Memang sih... dia yang membuatku sangat ingin masuk ke Seido. Karena Kazu-" (Name) tersentak, hampir saja mengatakan hal yang tidak ingin dikatakan. Netra keemasan itu memelototi Sanada yang tengah menyeringai geli. Baru menyadari dirinya sedang dijahili.

(Name) merasa terlalu banyak bicara hari ini, mungkin karena sudah lama mereka tidak bertemu. Apalagi Sanada itu dapat membuat orang-orang nyaman mengobrol dengannya, membuat kita dapat mengungkapkan apapun tanpa sadar.

Si bungsu Shirakawa berdehem guna menyembunyikan telinga yang memerah malu. "Kita harus kembali sekarang."

Jika bisa, Sanada akan tertawa sekeras mungkin sekarang. Gadis datar yang mencoba menyembunyikan wajah merah malu itu adalah kejadian langka. Menyaksikan telinga (Name) yang memerah, tetapi dia tak bisa mengejek layaknya seorang teman dekat. Tidak dapat melantunkan godaan dan ejekan yang membuat sang gadis bertambah malu saat ini. Sanada merasakannya, tak dapat dipungkiri ada rasa cemburu di sudut hatinya. Tersenyum geli agar sang puan tidak menyadari apapun.

"Oke, aku akan kembali duluan. Kita jangan kembali bersama, nanti ada yang lihat."

________________________________________


a/n:
Episode ini full Sanada ya~
(Name) kalo lagi sama Sanada jadi banyak omong dan lumayan banyak cerita, karena doi bikin nyaman (*´˘'*) karena itu juga mereka deket walaupun jarang ketemu.

Aku pribadi suka banget sama Sanada, karena selain—ehem—mukanya (dan suaranya), karakternya itu 'ace' banget.

Ethereal (Miyuki Kazuya x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang