Terdengar suara mesin motor yang berhenti tepat di halaman rumah yang tampak menjulang tinggi.
Turunlah seorang pemuda yang mengenakan seragam berwarna putih abu. Pemuda itu berjalan ke arah mobil yang terparkir indah di pekarangan rumahnya. Keningnya tampak mengerut saat melihat body bagian belakang mobil itu.
Tidak ingin ambil pusing, dirinya pun melangkah masuk ke dalam rumahnya sambil mengapit helm di ketiaknya. Sementara tangan satunya ia gunakan untuk membawa tasnya.
"Baru pulang?"
Sebuah suara berat seketika masuk ke gendang telinganya saat pemuda itu baru sampai di ruang tamu.
Langkah kakinya berhenti dan menatap sosok laki-laki bertubuh tegap berdiri di hadapannya.
"Humm... oh ya, tadi aku lihat mobil Papa di luar. Itu mobil baru ya?" tanya pemuda tersebut.
"Iya."
"Papa habis nabrak orang?" tebaknya.
"Jangan aneh. Papa gak menabrak siapapun. Justru Papa yang ditabrak."
"Kok bisa?"
"Hanya kecelakaan kecil."
"Owh, oke. Kalau gitu aku ke atas dulu."
Saat baru beberapa langsung berjalan, tiba-tiba pemuda itu menghentikan langkahnya saat sang Papa kembali berkata.
"Bagaimana sekolah baru kamu. Abizar?"
Pemuda yang dipanggil Abizar itu hanya tersenyum simpul.
"Baik." jawabnya.
"Soal pelajaran? Apa Papa harus mencarikan kamu guru les lagi?" tanya sang Papa menawarkan.
Abizar terdiam sejenak sambil menatap lurus ke depan. Ia membetulkan posisi tasnya.
"Nanti aja kalau aku mau."
"Oke, Papa akan terus awasi kamu. Jangan sampai nilai biologi kamu anjlok lagi."
Abizar hanya menganggukkan kepalanya mendengar penuturan sang Papa.
"Lalu, apa kamu memiliki teman baru di sekolah?" tanya Papanya.
Abizar tidak langsung menjawab, melainkan sedang berpikir apakah sekarang ia memiliki teman baru di sekolah barunya? Abizar ingat jelas saat di sekolah tadi. Banyak yang mengajaknya berkenalan. Salah satunya dengan seorang gadis yang sangat antusias mengobrol dengannya. Padahal Abizar tidak terlalu menanggapi.
"Enggak ada." ujar Abizar.
"Papa harap itu tidak mempengaruhi pembelajaranmu di sekolah."
"Gak ada hubungannya antara teman dan pembelajaran. Oh ya, besok aku gak langsung pulang ke rumah."
"Kenapa?"
"Ada acara." jawab Abizar singkat.
"Jangan melakukan hal aneh lagi, Bi. Kali ini kamu tidak sebebas dulu saat dengan Mamamu."
__________
"Baiklah, anak-anak. Sesuai dengan perkataan Ibu kemarin lusa, hari ini kita akan mengadakan pembagian kelompok untuk tugas matematika.""Buk!" panggil salah satu murid sambil mengangkat telapak tangannya ke atas.
"Ya. Ada apa, Vika?" tanya Bu Patmi selalu guru yang mengajar mata pelajaran matematika.
"Berapa-berapa, Buk? Di kelas kita kan jumlahnya ganjil."
Flo yang duduk di samping sahabatnya hanya menyimak saja. Yup, semenjak Vika mulai kembali masuk sekolah, wali kelas mereka memindahkan Abizar ke bangku lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! || TERBIT
HumorSudah terbit di 𝐓𝐞𝐨𝐫𝐢 𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐏𝐮𝐛𝐥𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 𝗦𝗲𝗯𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗯 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗵𝗮𝗽𝘂𝘀. 𝗛𝗮𝗿𝗮𝗽 𝗺𝗮𝗸𝗹𝘂𝗺! ***** Florence Arunika, gadis belia berusia 17 tahun yang tiba-tiba kedatangan murid baru di kelasnya. Pertama kali...