Ban bocor

32.7K 3K 46
                                    

Flo berjalan sendirian menuju parkiran. Andai saja tadi ia tidak piket kelas, mungkin saja Flo sudah pulang bersama teman-temannya.

Tiba di tempat motornya terparkir, Flo langsung mengambil helm dan segera memakaikannya ke kepalanya. Tidak lupa gadis itu mengenakan tali helm untuk keselamatan dirinya.

Tanpa babibu Flo membawa motornya keluar dari garasi. Namun, begitu sepeda motornya berjalan, Flo mulai merasakan hal yang janggal. Sepeda motornya berjalan tidak seperti biasanya. Sedikit oleng dan terasa berat saat digas.

Karena penasaran, Flo pun memberhentikan sepeda motornya tepat di ambang gerbang sekolah.

Flo turun dari atas motornya dan berjalan mengelilingi kendaraan roda dua itu. Pertama yang Flo lihat adalah ban sepeda motornya. Ban depan terlihat aman-aman saja. Namun, begitu melihat ban belakangnya, Flo langsung menghela nafas panjang.

"Belum apa-apa udah bocor aja lo, Pus." gumam Flo berbicara kepada benda mati tersebut.

"Mana bengkel jauh lagi."

Flo berdiri tegap dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dilihatnya parkiran khusus guru sudah sepi dan juga parkiran untuk siswa juga tampak sepi. Hanya ada beberapa sepeda motor milik siswa lain di sana.

Flo tidak tau lagi harus meminta bantuan kepada siapa karena dirinya sendiri pun lupa membawa ponselnya tadi pagi.

Lama Flo berdiri bak orang linglung sampai akhirnya datang sebuah motor besar yang dikendarai oleh siswa laki-laki. Flo tidak tau siapa itu karena siswa tersebut mengenakan helm full face dengan kaca tertutup.

Kedua alis Flo terangkat dengan kening mengerut. Ia bingung dan penasaran. Namun, rasa penasarannya itu pupus kala siswa tersebut membuka helmnya. Raut wajah Flo yang bingung berubah sumringah.

"Abi." gumam Flo pelan sambil tersenyum lebar. Seakan mendapat angin segar, Flo berniat untuk meminta bantuan kepada Abizar.

"Motor lo kenapa?" tanya Abizar tanpa turun dari atas motornya.

Flo tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan Abizar. "Jalan-jalan yuk!" ajak Flo.

Abizar mengernyit dahinya heran. Dirinya bertanya dan Flo malah mengajaknya untuk jalan-jalan. Sangat aneh. Pikirnya.

"Gue tanya motor lo kenapa. Bukan mau ajak lo jalan-jalan." balas Abizar tidak habis pikir dengan pola pikir Flo yang rada-rada. Maksudnya rada kepedean.

"Motor gue? Gak kenapa-napa kok. Dia sehat, bersih juga."

Abizar langsung memutar bola matanya malas.

"Kalo gitu gue pulang dulu." pemuda itu bersiap-siap untuk pulang. Dirinya sudah memasang helmnya. Namun, baru akan mengenakan tali helmnya, tiba-tiba saja Flo mendekat ke arahnya sambil mencegat akses jalannya dengan cara merentangkan kedua tangan ke depan motornya.

"Sabar dulu dong. Gue belum selesai bicara."

Abizar hanya terdiam dirinya malas sekali untuk berbicara. Apalagi meladeni tingkah Flo yang rada-rada.

"Ban motor gue bocor. Bengkel jauh dari sekolah." adu Flo.

"Terus?"

"Ya anu. Anterin gue lah."

"Kok gue?"

"Kan lo temen gue, Abizar."

"Emangnya kita temanan?"

Sepertinya Abizar berniat untuk memancing kekesalan Flo. Namun, dirinya tidak tau saja siapa itu Florence. Gadis yang sangat anti terhadap kekesalan. Gadis yang sangat penyabar dan juga suka memancing kesabaran orang lain.

Bismillah, Ku Nikahi Bapakmu! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang