3. Sadar diri

1.8K 137 44
                                    

Sebelum baca cerita ini, wajib banget baca ELBARAKAYLA!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar di setiap paragraf! Biar aku semangat update ceritanya!

Apa kabar? Kalau kabar kalian sedang tidak baik-baik saja, semoga segera membaik ❣️

Ini bukan tentang siapa yang lebih dulu mengenalnya, tapi ini tentang siapa yang menemaninya disaat dia susah dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukan tentang siapa yang lebih dulu mengenalnya, tapi ini tentang siapa yang menemaninya disaat dia susah dulu.
~Kayla Tyas Adhitama~

"Jangan salah paham dulu, Sayang. Kan, aku udah jelasin sama kamu kalau aku ketiduran di sofa yang ada di kamar Nadira." Elbara mengusap rambut Kayla dengan sayang. "Kamu percaya, kan, sama aku?"

"Percaya," balas Kayla.

Kayla menyandarkan kepalanya dengan nyaman di pundak Elbara. Sejak kehamilan anak ketiga, Kayla memang lebih manja dari biasanya. Cewek cantik itu mendongak, menatap wajah bak pahatan seni yang indah. Tatapan yang meneduhkan itu membuat bibir milik Kayla terangkat, membentuk lengkungan tipis yang membuat mata indahnya menyipit.

"Kamu jangan mengecewakan aku," ucap Kayla.

"Pasti. Aku gak bakal mengecewakan kamu." Elbara menjawil hidung istrinya dengan gemas. "Mana mungkin aku mengecewakan istri sendiri yang cantik dan udah kasih aku anak-anak yang gemesin," kata Elbara.

Raymond sendiri duduk di dekat Mbak Yuli. Anak kecil itu tengah asyik bernyanyi bersama Mbak Yuli sambil menatap ke arah luar. Memerhatikan beberapa kendaraan yang melaju sampai akhirnya mata anak kecil itu menangkap objek penjual balon. Sontak, Raymond dengan cepat meraih pergelangan tangan Mamanya.

"Kenapa, Sayang?" tanya Kayla.

"Lay na balon, Ma. Lay na balon banyak." Raymond menunjuk penjual balon yang berdiri di dekat trotoar. "Mama, Lay na balon, Ma," pinta Raymond. Anak kecil itu menangis lantaran Mamanya sama sekali tidak menggubrisnya. "Papa," panggil Raymond.

"Mau balon?"

Raymond mengangguk. "Na, Pa. Lay na balon." Mata yang basah itu menatap wajah tampan Papanya.

Elbara menuruti kemauan Raymond. Cukup dulu dia tidak bisa memenuhi kemauan anaknya, tetapi kali ini Elbara akan selalu menuruti kemauan anaknya.

"Pak, berhenti di depan sebentar!" ujar Elbara ke seorang pria paruh baya yang menjadi sopirnya.

Pria itu mengangguk. "Baik, Nak Elbara," ucapnya.

Elbara turun dari mobil untuk membeli balon yang diinginkan Raymond, anak pertamanya. Hal tersebut membuat Nadira kesal karena mau-maunya Elbara menuruti kemauan Raymond yang tidak penting.

ELBARA! Everything will end [Sequel ELBARAKAYLA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang