Sebelum baca jangan lupa vote!Komen di setiap paragraf biar aku semakin semangat update cerita ini.
Wajib banget baca ELBARAKAYLA sebelum baca cerita Elbara! Everything will end!
Kalian tahu cerita ini jalur apa?
Jam berapa kalian baca cerita ini?
Jika suatu saat nanti aku pergi dari kamu, berarti aku sudah tidak nyaman bersama kamu.
~Kayla Tyas Adhitama~Tidak terasa waktu bergulir dengan cepat. Enam bulan telah berlalu, selama itu juga kasus pembunuhan Antony Ragaspati berjalan di pengadilan Jakarta. Hari ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu, yaitu sidang vonis untuk para pelaku pembunuhan berencana. Elbara berharap jika semua pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal dengan apa yang mereka perbuat.
Seorang cowok yang mengenakan balutan kemeja putih dan celana hitam menuruni tangga. Elbara menghampiri istri dan anaknya yang tengah duduk di ruang keluarga. Cowok itu mendaratkan tubuhnya di samping buah hatinya yang tengah memegang mobil-mobilan.
"Papa na ke ana?" tanya Raymond.
"Papa mau pergi kerja, tapi Papa mau ke pengadilan dulu. Raymond jagain Mama di rumah, ya," kata Elbara.
"Iya, Pa. Lay jagain Mama sama dede."
"Mana dedenya?"
Tangan mungil Raymond bergerak mengusap perut besar Mamanya. "Ini, Pa. Dedenya ada di dalam perut Mama," balas Raymond. Mata anak kecil itu menyipit dengan sempurna lantaran bibirnya melengkung.
"Pinter. Sini,Papa pengen peluk Jagoan Papa." Elbara merentangkan tangannya, bersiap menerima tubuh kecil yang akan mendekatinya. "Papa cium boleh?" tanya Elbara dengan nada yang sangat pelan.
Elbara bertanya seperti itu karena biasanya Raymond menolak Elbara untuk menciumnya. Raymond ini anaknya tidak suka dicium sembarangan. Pokoknya harus izin dulu kalau mau mencium Raymond.
"Cium sini, Pa." Raymond menunjuk pipinya.
Elbara memberi kecupan di pipi gembul Raymond berkali-kali, sampai pipi Raymond benar-benar basah. Selepas mencium buah hatinya, Elbara membawa Raymond ke dalam dekapannya yang sangat nyaman.
"Nak, kalau dede bayi udah lahir, kamu jangan merasa dibedakan sama Mama dan Papa. Karena rasa sayang Mama dan Papa akan selalu sama untuk kalian anak-anak Mama dan Papa," ujar Elbara dengan tangan yang mengusap rambut Raymond. "Nak, kelak dewasa nanti, Papa pengen kamu bisa jaga diri dan jaga adek-adek kamu." Elbara tersenyum. Dia membayangkan anak-anaknya tumbuh dewasa menjadi orang-orang hebat. "Papa takut, Sayang. Papa takut gak bisa nemenin anak-anak Papa tumbuh dewasa," lanjut Elbara dengan diiringi air mata yang menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARA! Everything will end [Sequel ELBARAKAYLA]
Romansa⚠️ Sebelum baca cerita ELBARA! Everything will end harus baca cerita ELBARAKAYLA, karena alur ELBARAKAYLA nyambung dengan alur ELBARA! Everything will end. "𝚂𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛, 𝙺𝚊𝚢. 𝙳𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚒𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎�...