13. Raymond

888 67 5
                                    

"Maafin gue, Elbara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafin gue, Elbara."

Haikal mengucapkan kalimat tersebut dengan lirih, sehingga Elbara tidak bisa mendengarnya. Suara Haikal yang lirih berlawanan dengan suara tangis Bella yang terdengar semakin kencang.

"Sabar, ya, Sayang. Mamanya lagi jenguk kakek."

"Kal, tolong lo bawa orang itu ke rumah sakit! Gue gak mau kalau orang itu mati di sini, nanti yang ada gue sebagai pemilik rumah bisa disalahkan," ujar Elbara.

Haikal mengangguk pelan.

Sementara itu, di waktu yang bersamaan. Tepatnya di kota Surabaya ada seorang pria paruh baya yang berjalan memasuki kawasan lahan yang akan digunakan pembangunan hotel Ragaspati Tower.

Pria paruh baya itu berjalan tanpa ada rasa takut. Padahal, saat ini di lahan kosong itu ada beberapa orang yang tengah berjaga.

"Pak Robby, mereka adalah orang suruhan Bos Besar."

"Saya sudah tahu, Febrian," balas Robby.

"Pak Robby tahu siapa Bos Besar itu?" tanya Febrian yang berdiri di belakang Robby.

"Saya kenal baik dengan dia." Robby menyeringai.

***
Alvano mengubah posisinya menjadi berdiri kala matanya menangkap objek seorang cowok yang berjalan ke arahnya. Saat cowok itu sudah ada di dekatnya, Alvano mengerutkan keningnya. Cowok itu menatap Elbara yang terlihat khawatir.

"Apa yang terjadi?" tanya Alvano.

"Haikal nembak orang di rumah gue, Al." Elbara menyugar rambutnya, lalu dia duduk diikuti Alvano.

"Gue takut orang itu mati, Al," sambung Elbara.

"Kalau mati pun itu bukan salah lo, Kak."

"Emang bukan gue yang nembak tuh orang, Al. Masalahnya gue juga sempat bikin dia babak belur."

"Lo ngelakuin itu pasti ada alasannya, kan?"

Elbara mengangguk.

"Begitu juga dengan Haikal, Kak. Haikal gak bakal nembak orang tanpa ada alasan."

"Setelah kejadian itu, gue jadi takut ninggalin keluarga gue, Al. Masih ada urusan gue yang belum selesai di Surabaya dan anak gue belum sadar, Al," kata Elbara. "Gak mungkin kalau gue nyuruh lo jagain anak gue, lo juga punya istri yang lagi hamil. Gue gak mau jadi beban bagi orang-orang di sekitar gue, Al," lanjut Elbara diakhiri senyuman tipis.

"Kita saudara, Kak. Gue gak mau melihat lo menghadapi semuanya sendirian," tutur Alvano.

"Lo punya kehidupan sendiri, Al. Yang harus lo prioritaskan itu keluarga lo! Gue gak mau hubungan lo sama Shella hancur gara-gara lo selalu peduli sama anak gue dan istri gue, Al," ucap Elbara khawatir.

ELBARA! Everything will end [Sequel ELBARAKAYLA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang