"Kapan kita berakhir?"
Elbara terpaku mendengar apa yang dikatakan istrinya. Bahkan papan skateboard yang sejak tadi berada di pelukan Elbara pun terjatuh, bagian depannya menimpa kaki yang berbalut sepatu.
"Bilang apa barusan? Gak salah ngomong?"
"Kapan kita berakhir LDR?"
Elbara tertawa pelan, dia sudah salah mengira dengan apa yang dikatakan Kayla. Elbara sedikit membungkuk untuk mengambil papan skateboard. Dia sedikit berjalan untuk menyerahkan papan skateboard ke tempat penyewaan yang ada di sana. Selepas itu, Elbara sedikit berjalan menuju mobil.
"Kayaknya lusa, aku baru pulang. Soalnya di sini masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."
"Katanya mau besok. Padahal, aku udah bilang sama Raymond kalau kamu pulangnya besok."
Sebenarnya Elbara pengen pulang secepatnya. Dia merindukan keluarga kecilnya yang selalu membuatnya bahagia. Elbara terpaksa mengurungkan keinginannya lantaran masih ada pekerjaan yang belum selesai. Elbara menghela napasnya pelan, dia mengusap layar ponsel yang menampilkan wajah istrinya yang memasang raut wajah kecewa.
"Sayang," panggil Elbara.
"Aku janji, lusa beneran pulang ke Jakarta."
"Besok pagi kamu vidio call aku, jelasin semuanya ke Raymond. Kamu tau sendiri, kan, anak kita gimana."
"Oke, besok pagi aku jelasin ke Raymond. Sekarang kamu tidur, aku juga mau balik ke hotel." Elbara tersenyum kala istrinya mengangguk. "Good night, Kesayangannya Elbara. I love you," kata Elbara.
***
Jam empat pagi Raymond terbangun dari tidurnya. Anak kecil itu turun dari kasur, dia naik ke kursi untuk menyalakan lampu kamar sebelum akhirnya dia pergi. Anak kecil itu pergi keluar kamar. Raymond menggembungkan pipinya, dia mengusap perutnya yang tiba-tiba berbunyi. Semalam, Raymond memang tidak banyak makan. Jadi, sekarang ini cacing yang ada di perut Raymond sudah berdemo."Lay na mam," kata Raymond.
Raymond tidak berani pergi ke bawah sendirian. Raymond melangkah ke kamar Alvano yang letaknya ada di sudut, berdekatan dengan gudang yang ada di lantai dua. Raymond mengangkat tangan mungilnya, dia mengetuk pintu kamar berkali-kali sampai akhirnya pintu bercat putih itu terbuka.
"Raymond, ada apa?"
"Om Pahlawan Cupel ana?"
Shella tersenyum, dia mengusap rambut Raymond sekejap karena anak kecil itu menepisnya.
"Lay na Om Pahlawan Cupel." Raymond menyilangkan tangannya di depan dada. "Lay da na Tante!" katanya.
"Om Pahlawan Supernya masih tidur."
Raymond menarik tangan Shella. Shella terkejut, anak kecil itu mengajak cewek itu untuk pergi menemaninya ke bawah. Lebih tepatnya untuk menemaninya ke dapur, membawa makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELBARA! Everything will end [Sequel ELBARAKAYLA]
Romansa⚠️ Sebelum baca cerita ELBARA! Everything will end harus baca cerita ELBARAKAYLA, karena alur ELBARAKAYLA nyambung dengan alur ELBARA! Everything will end. "𝚂𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛, 𝙺𝚊𝚢. 𝙳𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚒𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎�...