11. Tamparan Elbara

1.2K 97 9
                                    

Hai, udah Agustus aja nih. Siapa yang ulang tahun bulan ini? Semoga, yang ulang tahun di bulan ini semua harapannya satu per satu dapat terkabul, ya.

Sehat selalu buat kalian!!!

Gak kerasa udah dua Minggu aku gak lanjutin cerita ini dan di Agustus ini, aku usahakan akan lebih sering update. Soalnya target Desember cerita ini harus udah selesai.

Note : Sering update bukan berarti update setiap hari ya. Mungkin seminggu bisa 3 atau 2 kali, intinya gak kayak sebelumnya satu part harus nunggu satu Minggu.

Seperti biasa, sebelum baca cerita ini aku saranin kalian untuk baca dulu ELBARAKAYLA.

Oke, jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf, ya. Biar aku makin semangat updatenya!!!

Dia menghela napasnya berat, matanya mengedar ke seluruh penjuru ruangan sampai akhirnya berhenti tepat pada foto yang terpajang di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia menghela napasnya berat, matanya mengedar ke seluruh penjuru ruangan sampai akhirnya berhenti tepat pada foto yang terpajang di dinding. Orang itu berdiri dari duduknya, kakinya melangkah membawa tubuhnya untuk mendekati foto itu.

Dengan hati-hati, tangannya terulur untuk mengambil sebuah foto. Dia membawa foto itu ke dalam dekapannya. Dia mengambil napasnya dalam-dalam, lalu dia embuskan secara perlahan.

"Raymond anak hebat, Raymond bisa sembuh. Maafin Mbak Yul, ya, Raymond. Mbak udah gagal jagain Raymond. Sekali lagi Mbak minta maaf," ucap Mbak Yuli dengan lirih, air matanya terjatuh.

Mbak Yuli berhenti memeluk foto Raymond. Gadis itu memandang foto Raymond dengan tatapan yang begitu sendu. Senyuman manis yang terukir dari bibir mungil Raymond yang terdapat pada foto itu seakan mengandung magnet, menarik kembali air mata Mbak Yuli untuk turun menghiasi wajah gadis itu.

"Raymond kapan bangun? Mbak Yuli udah kangen banget main sama Raymond. Raymond akan bangun lagi, kan? Raymond, Mbak Yul udah gagal jagain Raymond. Nanti kalau udah bangun, Raymond boleh hukum Mbak yang gak becus ini," ujar Mbak Yuli.

"Mbak Yuli sayang sama Raymond," lanjut Mbak Yuli sembari mengecup foto Raymond.

***
Berhubung jam besuk pasien sudah habis, Elbara hanya bisa memerhatikan buah hatinya dari luar ruangan. Cowok itu berdiri di dekat jendela yang menjadi pembatas dirinya dengan seorang anak kecil yang saat ini tengah terbaring di ruangan ICU. Ingin sekali saat ini, dia menggenggam erat tangan mungil buah hatinya. Elbara meletakkan satu tangannya di kaca, dia meletakkan telapak tangannya disaat bulir bening terjatuh menghiasi wajah tampannya.

"Anak Papa," ucap Elbara terdengar parau. "Tidurnya jangan lama-lama. Papa kangen sama Raymond, Papa janji akan nurutin keinginan anak Papa, tapi Raymond bangun dulu, ya. Papa gak sanggup lihat anak Papa tidur di sini, tidurnya di rumah aja, ya, Sayang. Di kamar Raymond, nanti mainannya Papa tambahin lagi biar jadi banyak," kata Elbara.

Elbara menurunkan telapak tangannya kala ada seseorang yang menepuk pundaknya. Kedatangan orang itu membuatnya cepat-cepat menyalimi dan mencium tangan orang itu.

ELBARA! Everything will end [Sequel ELBARAKAYLA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang