Glen dan Alleta sudah berada dalam perjalanan. Hening, belum ada perbincangan. Membuat Alleta mulai merasa kesal, karena dia benar-benar menunggu Glen untuk mengucapkan sesuatu.
"Glen.." Panggil Alleta akhirnya.
"Hm?."
"Tadi disekolah-."
"Oh iya gua minta maaf, All," Glen memotong ucapan Alleta, "Tadi gua ga bisa anter lu pulang sekolah, karena gua ada urusan yang mendesak."
Alleta terdiam, tak ingin bersuara kembali, karena ucapan maaf sudah terlontarkan dari mulut Glen. Meski dia masih penasaran, tentang urusan mendesak apa, sehingga Glen tidak melihatnya? Namun, sadar akan hubungannya dengan Glen yang belum kenal cukup jauh, membuatnya merasa kalau tidak seharusnya Glen menjelaskan apa alasannya.
Tak lama, tiba-tiba Glen menepi, membuat Alleta sedikit terkejut, setelah sadar akan sebuah motor yang sedang terbaring tepat didepan motor Glen.
"All, turun dulu, All!." Titah Glen, seraya membuka helmnya.
Antusias Alleta pun menuruni motor Glen, "Itu motor Farel, bukan?." Tanyanya heran.
Glen tidak menjawab, dia langsung berlari kecil seraya mengedarkan pandangannya, dengan raut wajah yang terlihat begitu khawatir.
"REL.. FAREL!."
"FAREL.."
Masih dengan kebingungannya, Alleta mulai ikut Glen untuk mencari sipemilik motor yang terjatuh ditepi jalan itu. Dan ternyata benar, motor itu adalah milik, Farel.
"FAREL.." Teriak Alleta.
"FAREL.."
Alleta terdiam, setelah melewati sebuah gang. Lalu ia berbalik badan, dan melangkahkan kakinya secara perlahan untuk menghampiri gang sempit itu.
"GLEN!." Teriak Alleta memanggil Glen, dengan kedua mata yang terbuka lebar, lantaran dia melihat seorang pria yang tengah terbaring jauh didalam gang sempit itu. Alleta sangat yakin, kalau pria itu adalah, Farel.
"GLEN.."
Antusias Glen menoleh, ketika menyadari suara Alleta yang terus berteriak memanggil namanya.
"FAREL ADA DISITU!." Lanjut Alleta, seraya menunjuk gang sempit yang ada disebelah kanannya.
Glen langsung saja berlari, mengikis jarak diantaranya dengan Alleta yang cukup jauh itu. Kemudian, Alleta pun mulai ikut berlari, ketika Glen sudah memasuki gang sempit itu lebih dulu.
"Rel, Farel!."
Benar, pria yang terbaring tak berdaya dengan beberapa luka di wajah yang mengeluarkan darah itu adalah, Farel.
Glen langsung berlutut disebelah tubuh Farel dengan nafasnya yang terengah-engah, untuk berusaha menyadarkan sang sahabat yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri.
"Rel, Farel..."
"Ukhuk..ukhuk.."
"Rel, lu bisa denger suara gua, kan?." Tanya Glen sedikit terkejut, ketika Farel batuk.
Terlihat, Farel mengangguk pelan, dan mulai membuka kedua matanya. Ternyata dia masih sadar.
"Mereka fikir, gua adalah lu, Glen. Mereka mau bunuh, lu.. mck, sshh.." Ucap Farel lirih, membuat Glen langsung menggertakkan giginya, dengan telapak tangan yang terkepal erat.
Alleta yang sedari tadi terdiam ketakutan disebelah Glen, ia mengangguk, "Motor kalian terlalu sama. Gua selalu susah ngebedain kalian kalau lagi diatas motor." Ikutnya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEN
Teen FictionSebuah kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya, membuat Glen Auriga Yudhistira, sebagai ketua geng warrior mulai berusaha untuk mencari jawaban dari kekeliruannya sendiri terhadap masalah-masalah yang telah terjadi. Terlahir dikeluarga yang kaya...