"Lu koma ngapain aja si, Glen?."
Mendapat pertanyaan yang aneh dari Gilang, membuat Glen yang sedang meminum segelas teh hangat langsung tersedak, yang lain pun serempak tertawa mendengarnya.
"Menurut lu?." Ketus Glen.
"Si bego! Pertanyaan macem apa itu?." Tanya Adit tegas.
"Ya kan gua penasaran. Siapa tau, Glen koma ternyata arwahnya jalan jalan mampir ke neraka, terus dia asik berenang disono, iya gk?."
"Sini! Gua tonjok dibagian otak. Siapa tau langsung koma, biar lu bisa ngerasain." Kata Aksa, seraya mengepalkan telapak tangan kanannya.
"Ogah! Gua takut gk sadar lagi yang ada." Pasrah Gilang, semakin membuat mereka tertawa.
"HAHAHAHHA.."
Glen pun menggeleng frustasi, lalu dia merangkul Gilang dengan senyum sumringahnya.
"Gua bener bener gk ngerasa koma. Gua ngerasa kaya abis bangun tidur aja. Tapi, pas sadar rasanya cape.. banget." Cerita Glen.
"Apalagi pas tau kabar Dilon meninggal." Lanjutnya memelan, membuat suasana mendadak jadi hening.
"Tau gitu gua gk usah bangun."
"Glen!." Tegas Yogi.
"Lu ko ngomong gitu si?." Tanya Adit.
"Harapan yang bisa nguatin kita waktu malam itu, cuma lu, Glen." Kini Aldan ikut bersuara.
Antusias Gilang mengangguk, "Gua seneng banget pas tau kabar dari Aksa kalau lu udah sadar dari koma."
"Gk tau lagi se kaget apa hidup gua, kalau ternyata lu juga mati." Kini Farhan yang berbicara.
Hening, Glen menelan Salivanya dalam dalam. Tiba tiba saja dia merasa takut dan bersalah.
"Ok, gua rasa udah cukup ya buat sedih sedihnya. Sekarang kita ganti top-."
"Apa warrior harus kita bubarin?." Tanya Glen tegas, memotong ucapan Aksa.
Mereka semua serempak memberi tatapan heran, seakan bertanya 'kenapa?'.
"Ya karena Dilon meninggal. Dilon meninggal karena gua. Karena kita balapan."
"Kalau gua gk pernah memperkenalkan dunia balap ke Dilon, mungkin dia gk akan mati dengan cara kaya gitu. Gua rasa kita harus bubarin warrior." Lanjutnya menyerocos.
"Lu apa-apaansi, Glen?." Tanya Aksa tidak santai.
"Gk ada yang minta warrior buat dibubarin. Kita juga gk ada yang nyalahin lu!."
"Yang salah si pengemudi mobil itu." Ikut Farhan, lalu dibenarkan oleh Aldan.
"Setelah lu keluar dari rumah sakit, apa perlu kita balas dendam?." Tanya Aldan, yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Glen.
"Tapi kita gk ada yang kenal siapa pengemudi mobil itu, dan ditahan dimana sekarang?." Kini Dapa ikut bersuara.
Yogi sedikit bergumam, "Sedangkan Om Aryo udah di London. Kalau kita tanya, rasanya mustahil buat direspon."
"Amel." Usul Aksa.
"Mck. Lu semua bisa diem gk?." Sentak Glen.
"Jangan pernah sekalipun ngehubungin Amel buat cari tau siapa pengemudi mobil itu!."
"Yang seharusnya dipenjara itu gua. Jadi, warrior harus kita bubar-."
"GLEN!." Sentak Dapa yang duduk disebelah kirinya.
"Lu lupa, hah?."
"Dilon menyatukan kita dan kembali membangun Geng Warrior, karena dia mau kita bantu dia buat cari ketua Geng Warrior yang pertama, yang mungkin usianya sekarang udah 40-an."
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEN
Teen FictionSebuah kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya, membuat Glen Auriga Yudhistira, sebagai ketua geng warrior mulai berusaha untuk mencari jawaban dari kekeliruannya sendiri terhadap masalah-masalah yang telah terjadi. Terlahir dikeluarga yang kaya...