Perlahan, Glen mulai membuka kedua matanya. Dilihat jam dinding menunjuk pukul 07.30 wib. Bola matanya kini menatap soffa, yang memperlihatkan Aksa masih tertidur pulas disana.
Lalu, jendela yang sudah terbuka dan membiarkan matahari pagi mengisi ruangan, menarik perhatian Glen sekarang.
Tak lama, tiba tiba saja Glen mendengar ada yang membuka pintu ruangannya. Dia pun langsung menoleh, lalu senyumnya terpancar, karena ternyata Farel yang datang.
"Udah bangun lu?." Tanya Farel dingin, seraya melangkah menghampiri Glen.
"Pagi pagi udah makan pop mie." Sinis Glen, membuat Farel sedikit terkekeh tipis yang kini sedang menaru pop mienya dinakas sebelah ranjang tidur Glen.
Farel langsung melangkah menghampiri soffa, berniat untuk mengambil handphonenya yang tertinggal disaku jaket.
Namun ternyata, Aksa menindihi jaket Farel. Mau tidak mau kini Farel harus berusaha untuk menyingkirkan tubuh Aksa, hingga tanpa sengaja telah membuatnya terbangun.
"Eugh. Lu ngapain si, Rel?." Tanya Aksa kesal, dengan kedua mata yang hanya terbuka sangat sedikit.
"Bangun! Jaket gua lu tidurin." Titah Farel dingin, seraya terus berusaha untuk menyingkirkan tubuh Aksa.
"Mck."
Kedua mata Aksa kini sudah terbuka lebar, lalu dia merubah posisi menjadi duduk, dan kembali memejamkan kedua matanya dengan bibir yang mengerucut.
Membuat Glen yang sedang memakan jeruk disana, terkekeh tipis melihat wajah Aksa.
"Bau apaan ni?." Tanya Aksa seraya mengendus endus.
Farel yang sudah duduk disoffa kini asik memainkan handphonenya, dia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Aksa, begitupun Glen.
Kedua mata Aksa yang sayup itu mulai menatap setiap sudut ruangan. Lalu dia tersenyum sumringah, seraya berdiri dari soffa dan berlari kesamping ranjang tidur Glen, tentu saja merampas pop mie Farel.
"Lu mau, Glen?." Tawar Aksa, tanpa menatap Glen.
"Jangan!." Lanjutnya tegas, kini seraya menatap Glen, "Lu kan belum sembuh banget, apalagi baru sadar dari koma. Jadi lu belum boleh makan sembarangan!." Cerocosnya, dengan keadaan mulut yang tersumpal mie.
"Mie bukan selera gua." Jawab Glen seraya bergedik jiji. Namun Aksa tidak peduli, dia hanya mengangguk paham seraya lanjut menyeruput Mienya.
Farel pun tersenyum miris melihat tingkah Aksa. Lalu dia berdiri, dan melangkah menuju kamar mandi yang ada diruangan ini.
Sudah hampir habis, kini Aksa sedang meminum kuah dari pop mie itu. Lalu dia membelalakkan kedua matanya terkejut, dan sedikit tersedak, ketika melihat Glen ingin turun dari ranjang tidur.
"Lu mau ngapain, Glen?." Tanya Aksa menyentak, seraya menaru pop mie itu dinakas, dan langsung mengambil dua tongkat kruk yang ada dihadapannya, lalu menghampiri Glen.
"Lu ngapain bawa gituan?." Tanya Glen balik.
"Kaki lu masih cedera kata dokter, harus pake tongkat! Kalau lu jatoh lagi nanti, bukan cuma koma, koit yang ada." Cerocos Aksa menasihati.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEN
Fiksi RemajaSebuah kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya, membuat Glen Auriga Yudhistira, sebagai ketua geng warrior mulai berusaha untuk mencari jawaban dari kekeliruannya sendiri terhadap masalah-masalah yang telah terjadi. Terlahir dikeluarga yang kaya...