"Bu, mie ayamnya satu, ya!."
Alleta langsung menoleh kesebelah kanannya. Ternyata, suara itu milik Glen.
Entah kenapa, tiba-tiba saja jantungnya berdegub cepat. Selain tampan, ternyata Glen juga sangat harum.
Tak lama, Alleta langsung kembali membuang muka, ketika Glen menatapnya.
"Eh, Glen. Buat siapa?." Tanya si penjual.
Glen tersenyum, "Buat saya."
"Bukannya kamu gk suka mie ayam?."
"Sekarang suka." Jawab Glen, sedikit menekan dikata 'suka'.
Si penjual sedikit heran. Namun karena terlalu sibuk menyiapkan banyak pesanan, dia hanya mampu mengangguk seraya tersenyum, seakan percaya dengan ucapan Glen.
"Oh gitu.. Ya udah, tunggu sebentar ya, Glen!."
Beberapa menit menunggu, Alleta mulai merasa tidak nyaman. Karena sepertinya, Glen yang masih ada disebelahnya semakin mendekati, dan membuat sentuhan-sentuhan tipis.
Entah memang disengaja, atau hanya perasaan Alleta saja?
"Hmm, ka Glen."
Mendengar dua orang wanita memanggil namanya, antusias Glen menoleh. Ternyata, wanita-wanita yang setinggi bahunya itu adalah peserta didik baru.
"Ka, b-boleh foto bareng gk?." Tanya salah satu wanita itu.
"Mck. Ngapain si? Males banget gua ngeladeninnya."
"Oh, boleh dong..." Jawab Glen lembut.
Meski sangat segan, namun dia berusaha untuk bisa terlihat seramah mungkin.
Alleta yang penasaran pun sedari tadi memperhatikan Glen dengan adik kelas itu.
"Siapa duluan yang mau foto?."
"Lu dulu sini gua fotoin."
"Selfie aja langsung bareng-bareng!." Minta Glen tegas, dan langsung dimengerti oleh mereka berdua.
"OK ka." Jawab si pemilik handphone yang akan digunakan untuk berfoto.
Glen merangkul salah satunya, seraya tersenyum menghadap kamera.
Cekrek!
"Ciss, ka!." Titah salah satunya, seraya menyengir kuda, dengan kedua jari yang dibentuk menjadi huruf V.
Tentu Glen menuruti.
"Ciiss."
Cekrek!
"Terakhir, ka."
Kali ini, Glen mengganti gaya dengan satu jari telunjuk yang ditempelkan dipipinya.
Terlihat sangat lucu, namun Alleta malah menatapnya jiji. Tidak menyangka, Glen akan bergaya seperti itu.
"Ihhh ka Glen lucu."
"Hahahaha."
"Iya, lucu banget."
Glen ikut terkekeh tipis, ketika melihat hasil fotonya. Dia merasa sedikit geli dengan gayanya sendiri.
"Udah?." Tanya Glen, masih terus memancarkan senyum ter-tampannya.
"Udah ka, makasih ya.."
Glen menoleh kesebelah kiri, dan mendapatkan Alleta yang sedang menatapnya aneh, lalu dia langsung merangkulnya. Tentu saja, membuat Alleta sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEN
Teen FictionSebuah kecelakaan yang merenggut nyawa sahabatnya, membuat Glen Auriga Yudhistira, sebagai ketua geng warrior mulai berusaha untuk mencari jawaban dari kekeliruannya sendiri terhadap masalah-masalah yang telah terjadi. Terlahir dikeluarga yang kaya...