13; ancaman

26 4 0
                                        

Sepulangnya dari cafe neo, Genta mengantar kekasihnya pulang sebelum akhirnya dia pamit tanpa singgah sebentar di tempat kos Raras.

Gadis itu berjalan lenggang masuk begitu saja tanpa permisi, lagipula didalam rumah itu sepi tidak ada seorangpun.

Tangannya merogoh masuk kedalam tas bahu miliknya, menjadi kunci kamarnya.

Klek

Kunci terbuka, lalu Raras memutar knop pintunya. Matanya sangat mengantuk dan badannya sangat lengket namun dia hanya ingin berbaring diatas kasurnya.

Namun, saat Raras ingin menutup pintunya dia menemukan secarik kertas yang sepertinya seseorang menyelinap dibawah pintunya.

Gue ngga akan bikin hidup lu tenang! inget itu!

Begitulah isi kertas itu dengan tinta merah dari darah yang membuat Raras langsung membuang kertas itu dari tangannya, dengan badan sedikit gemetar Raras berusaha mencari ponselnya.

Dapat-dengan gemetar Raras mencoba menghubungi seseorang, entah yang ada dipikirannya hanya ada nama Yudha.

Raras
yuj bish jemput gw g?
cptn yud

Yudha
ngapain ras
typo typo gitu ketikan lu

Raras
jemput gw skrnb
cpetn yud

Yudha
iya ini gue pake jaket dlu

Kaki Raras rasanya lemas, dia lelah di mendapat ancaman dan teror semacam ini. Padahal Raras hanya ingin hidup tenang udah itu saja.

"Raras, gue udah di luar nih," suara Yudha terdengar dari luar rumah, dengan pelan Raras mencoba berdiri lalu menghampiri Yudha

Yudha cukup terkejut melihat penampilan Raras yang sangat berantakan, dan sepertinya gadis itu habis menangis terlihat dari maskara nya yang sudah mulai luntur.

"Ras lu kenapa?" Yudha memegang lengan Raras, lelaki itu jelas khawatir dengan apa yang menimpa sahabatnya itu

"Siapa yang buat lo kaya gini?!"

Entah rasanya Yudha sangat tersulut emosi melihat Raras yang sangat memprihatikan.

"Bilang sama gue ras, lo kenapa bisa kaya gini?!" pertanyaan Yudha tidak dijawab oleh gadis itu, Raras masih saja diam dan hanya bisa menunduk

Bahu Raras bergetar, tubuhnya dijatuhkan kedalam pelukan Yudha. Jauh didalam hatinya Raras merasa takut dan tidak tahan dengan semua ancaman yang datang kepadanya.

Tanpa bertanya Yudha hanya mengelus punggung Raras pelan, Yudha tidak pernah melihat gadis itu menangis dengan sangat memilukan seperti sekarang ini.

"Jalan aja yuk biar pikiran lo jadi tenang," Raras hanya mengangguk

Namun sebelum motor milik Yudha dinyalakan, lelaki itu memakaikan jaketnya untuk Raras.

Dengan kecepatan sedang motor Yudha menembus dinginnya malam dengan jalanan yang masih sedikit basah.

Sebenarnya banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran lelaki berambut gondrong itu, apakah Raras bahagia bersama Genta? namun pertanyaan utama dari semuanya hanya itu.

"Ras kalo lo mau cerita, cerita aja gapapa ras biar lega."

"Gue ngga tau harus cerita dari mana."

"Dari mana aja gue siap dengerin."

"Ngga enak ngobrol diatas motor."

"Yaudah, mampir ke angkringan aja ya?"

"Iya."

Genta & Raras Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang