12; cerita genta

22 5 0
                                    

Sudah sekitar 15 menit Raras menunggu seseorang, mereka sudah membuat janji bertemu di cafe neo langganan Genta.

Dia sudah mulai bosan, gadis itu hanya memainkan touchpad pada keyboard laptopnya.

"Permisi silahkan diminum Raras," ucap bang Tama dengan menaruh jus pesanan Raras

"Bang tapi aku ngga pesen nasi goreng," Raras bingung melihat sepiring nasi goreng disajikan diatas meja nya

"Gapapa ras udh dimakan aja, nunggu Genta barangkali lama mending sambil makan."

"Makasih ya bang," Tama hanya mengangguk sambil tersenyum

"Abang udah lama kenal Genta?"

"Udah lama, dari awal dia masuk kuliah. Bahkan Genta pernah tinggal bareng sama kita di rumah."

"Kok bisa bang?"

"Genta tuh merantau sendirian, ngga punya keluarga disini udah gitu dia juga ngga bawa duit yang cukup."

"Dulu dia kasian banget ras, dia bilang kuliahnya ngga di biayain orang tuanya tapi dia tetep nekat kesini."

"Bahkan orang tua Genta ngga pernah nengok dia kesini, dia aja udah ngga pernah pulang dari awal kuliah sampe sekarang."

Raras mendengarkan semua penjelasan Tama, dia benar-benar tidak mengetahui semua hal itu. Hatinya sedih mendengar bahwa dulu Genta pernah melewati masa yang sulit.

"Emang Genta ngga pernah cerita sama lo ras?" Raras hanya menggeleng pelan, dia masih tidak menyangka kalau semua itu benar cerita Genta

"Mungkin dia belum pengin cerita, tapi emang Genta tertutup anaknya. Dia juga ngga pernah cerita apa yang terjadi sama keluarganya."

Dia memang sempat berpikiran hal yang sama, Genta memang sangat tertutup. Bahkan saat dia mengatakan menyukainya sejak masa ospek namun tidak ada yang mengetahui hal itu selain Tendra.

"Raras?" ucap Tama mencoba menyadarkan gadis itu dari lamunannya

"Eh iya bang."

"Jangan bengong, Yaudah gue tinggal ya ras udah mulai rame nih."

"Iya bang makasih ya makannya."

"Iyaa santai aja," ucapnya Tama sambil menepuk pundak Raras pelan, lalu berjalan menjauh dari tempatnya

Dia kembali melamun, banyak sekali yang menjadi pertanyaan dalam benaknya. Raras memang belum lama mengenal Genta namun sekarang mereka sudah berpacaran.

Tapi-banyak hal yang tidak Raras tau dari Genta, dia juga ingin jika Genta mau berbagi cerita dengannya. Setidaknya Raras merasa dihargai sebagai seorang yang Genta sayang.









"Raras?"

Langkahnya sedikit berlari, terlihat penampilan nya yang sudah mulai kusut bahkan kancing kemejanya sudah ada beberapa yang lepas.

Genta mendudukkan tubuhnya disamping Raras, tas miliknya pun masih sedikit terbuka. Raras yang melihat kekasihnya itu hanya heran.

"Kamu abis dari mana?"

Hembusan nafas panjang terdengar jelas, lalu merapikan rambutnya yang sudah berkeringat. Tatapan Raras sedari tadi tidak lepas dari Genta.

"Dari kosan, maaf ya nunggu lama," ucapnya sambil mengeluarkan laptop dan beberapa buku dari tas nya

Entah mengapa Raras rasanya iba saat mengetahui keadaan Genta dari bang Tama, dia bisa membayangkan bagaimana sulitnya hidup yang harus Genta lalui.

"Raras kenapa kok diem aja?"

Genta & Raras Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang