Suasana terlihat santai sekarang, tidak ada kerjaan, mereka kini nongkrong di depan tv ditemani pisang goreng, ubi goreng dan teh, sesekali terdengar tawa dari mereka jika ada yang melempar candaan, tidak ada sekat di antara mereka, hubungan semakin terlihat erat, semoga sampai seterusnya seperti itu.
"Ehhh main yuk", ajak Bagas.
"Main apa nyet malam-malam gini", ujar Gilang melempar bantal ke arah Bagas.
"Thurt or Dare gimana?", usul Bagas.
"Boleh tuh", seru Randy.
"Semua harus ikut, kapan lagi kita bisa seru-seruan begini besok mungkin kita sibuk lagi", ucap Bagas, mau tidak mau mereka akhirnya mengangguk.
Semuanya kini duduk melingkar, meja yang ada di tengah mereka sorong ke pinggir, Gilang sudah mengambil aqua yang sudah kosong di dapur sebagai alat mereka gunakan dalam permainan.
"Biar aku yang putar pertama", ucap Gilang langsung memutar aqua di tanganya, tutup botol langsung mengarah pada Bagas.
"Mampus", ucap Chiko puas.
"Thurt or dare?", tanya Gilang.
"Thurt ajalah malas dare", ucap Bagas.
"Aku punya pertanyaan, kamu punya berapa cewek sekarang?", tanya Randy, semua langsung menatap bagas yang mengacak rambutnya.
"Hm 5", jawaban Bagas membuat Sisil langsung melempar bantal marah.
"Saudara kita", celetuk Chiko bertos ria dengan Bagas, yang lain memutar bola mata malas .
"Berhenti mainin cewek Bagas, kamu suah dewasa tahu", omel Sisil langsung.
"Aku sudah serius Sisil, satu aku seriusin yang empatnya cuma candaan saja", ucap Bagas.
Sisil semakin geram dengan jawaban santai Bagas, namun tertahan karena Bagas langsung memutar botol, tutup botol mengarah pada Sisil membuat suasana menjadi heboh seketika.
"Asikkk nih", heboh Gilang.
"Ini yang di tunggu", celetuk Randy ikut mengompori.
Affan tertawa melihat tingkah mereka sekarang, sedangkan Ara hanya tersenyum menikmati suasana seru di antara mereka.
"Dare", ucap Sisil.
"Huuuu, ngak seruu", teriak Bagas langsung, Sisil meleletkan lidah mengejek.
"Oke, aku yang memberi Darenya", ucap Chiko, semuanya langsung menoleh melihat senyuman miring terlihat di wajah Chiko, Sisil kini tegang sendiri.
"Telephone orang yang kamu sukai, sampaikan padanya kamu menyukainya dan ingin menjalin hubungan serius dengannya", tantang Chiko, Dewa langsung menabok Chiko yang sudah tertawa memegang perut.
Wajah Sisil sudah memerah, Dewa terlihat gusar sekarang, Sisil menatap Ara, melihat senyuman dan anggukan dari Ara menambah keberanian Sisil sekarang.
Drettt drett
Semuanya menoleh merasakan getaran satu ponsel, mata Dewa melotot seketika, yang lain sudah heboh sendiri.
"Angkat, angkat, angkat", teriak mereka kompak, Sisil berusaha menahan malu sekarang.
Dewa langsung mengangkat panggilan dari Sisil, "aku menyukai kamu, aku mau kita menjalin hubungan serius", ucap Sisil langsung mematikan panggilan.
"Woy, Wa, Wa nafas woy nafas", teriak Affan melihat Dewa menahan nafas.
"Cieeeeeeeeeeeee", teriak kompak yang lain kecuali Ara yang hanya terkekeh.
"Ada yang clbk nih", heboh Chiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ordinary Love Story (Selesai)
Teen FictionLangsung baca kuy. Kisah Ara dan Affan yang bertemu kembali di dunia kerja.