28. Next Level

475 45 29
                                    

Langit masih gelap namun Ceta sudah berkunjung ke rumah Azki untuk menjemput perempuan itu, karena sudah janji akan menemaninya untuk menemui kliennya.

"Masih subuh udah cantik aja" puji Ceta saat Azki masuk ke dalam mobil

"Untuk cowok yang gak pernah sembarangan puji cewek, gue cukup tersanjung"

"Itu cara gue berterima kasih"

"Kenapa harus jam 4 subuh sih Ta. Kenapa gak nanti aja kalo langit udah terangan sedikit" keluh Azki

"Lo tau gue hire apa?" Tanya Ceta. Namun belum sempat Azki menjawab lelaki itu sudah menjawabnya sendiri "Dokumentasi persalinan."

"Lo emang ambil Childbirth juga? Bukannya lo cuma ambil acara-acara yang rundown-nya sudah terjadwal doang ya?"

"Makanya, gue baru pertama kali ngeliput orang lahiran." Jawab Ceta

"Sebenernya ini klien lama mama, katanya lagi tanya-tanya soal dokumentasi kelahiran. Lo tau mama kan? Dia promosiin gue ke beliau. DP-nya bahkan baru kemaren karena katanya HPL nya itu masih seminggu lagi. Terus waktu tadi lagi edit-edit foto ada chat masuk kalo klien gue mau lahiran padahal masih sepuluh hari dari tenggat HPL. Apa gak panik gue waktu liat chat kayak gitu"

"Terus kenapa ajak gue segala?" Tanya Azki

"Lo kan pernah minta buat sesekali gue ajak kalo gue ketemu klien"

"Gue bilang kayak gitu?"

"Ada alasan lain gue ajak lo selain lo yang minta? Lo tau gue kayak gimana" ujar Ceta sedikit berseru. Jika mengingat sifat Ceta yang sensitif memang tidak mungkin untuk Ceta mengajak Azki tanpa permintaan gadis itu

"Lo mandi gak sebelum jalan?" Tanya Ceta saat melihat saus bluberi yang bersarang digigi Azki

"Kenapa, gigi gue ada jigongnya?"

"Iya" Ceta mengangguk bohong

"Katanya listerin membunuh 99,9% kuman"

"1% nya lagi ibunya kuman, jadi bisa ngelahirin kuman baru. Gak heran sih Zi" Ceta terkekeh tanpa merasa ada yang salah dengan ucapan Azki, dan saat ia sudah sadar, Ceta menatap Azki "99% bego. Kalo 99,9% itu berarti sisanya 0,1"

"Gue cuma ngetes daya intelektual lo aja, ternyata lo udah gak terlalu bodoh sekarang" jawab Azki ngeles

"Lo buat gue males berterima kasih"

Mobil yang Ceta kendarai berhenti di depan rumah sakit tempat klien lelaki itu, tepat saat jam menunjukkan pukul 5 pagi.

Azki membantu Ceta membawa beberapa barang-barang pentingnya seperti kamera, lensa, audio, filter, tripod, rig, dan terakhir lighting

"Lo bawa tas kamera gue aja" Ceta memberikan tas berisi kamera dan beberapa lensa saat melihat Azki hendak mengangkat rig

"Berat ya?"

"Bukan, mahal. Yang lo pegang barusan harganya lebih mahal daripada bodi kameranya sendiri."

"Lo emang cowok yang gak tau caranya terima kasih kayak gini ya?" Kesal Azki namun Ceta hanya terkekeh dan tidak mengindahkannya.

Saat berhasil menemukan ruang persalinan, Ceta langsung menyetting kamera dan cahayanya sampai sesuai, beruntung pembukaan masih ada ditahap 6, jadi Ceta masih memiliki waktu untuk mempersiapkan semuanya secara matang

Azki yang memang memiliki karakter ceria itu pun tanpa ragu untuk mengajak dokter disana berbincang singkat, dan mereka bahkan langsung terlihat akrab padahal baru pertama kali bertemu. Mungkin dokter tersebut memiliki karakter yang sama dengan Azki, mengingat beliau malah mempersilahkan Ceta mengambil posisi yang sama-sama nyaman saat shoot, agar tidak terhalang beliau.

Oedipus ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang